Saturday, May 8, 2021

Wat De Pok?!

Hari ini adalah kali pertama gue menjelajahi kota Depok yang fenomenal itu. Seumur-umur tidak pernah. Selama ini kalau ke Depok paling hanya mengunjungi satu tempat tujuan yang sudah jelas dan pulang, atau ya hanya lewat. Untuk berputar-putar ke beberapa tempat di sana sih belum pernah. 

Ya, jadi akhirnya gue bertamasya di Depok, kota yang macetnya minta ampun, punya tata kota maha absurd, dan berisi banyak sekali manusia ajaib di dalamnya. Gue cukup terkejut ternyata memang separah itu, dan gue adalah orang Bekasi--kota yang gue anggap bukan suri tauladan yang baik untuk kota lain karena lumayan bobrok, namun ternyata eh ternyata ada yang beberapa tingkat lebih parah di atasnya.

Gue ke Depok karena ada suatu urusan. Siang berangkat ke sana, sampainya satu setengah jam kemudian. Gue bilang sampainya satu setengah jam itu bukan sampai ke tujuan tentunya, sampai ke tujuannya sih lebih dari itu. Karena muacet sekali ternyata! Bahkan ada beberapa pertigaan yang macetnya sampai tidak gerak, padahal ada empat pak ogah di sana. Bayangin, empat pak ogah. Buat apa? Personilnya bahkan lebih banyak daripada band Twenty One Pilot.

Sepertinya baru kali ini juga gue melihat tiga kali kecelakaan lalu lintas dalam waktu satu hari... Tunggu, dalam waktu di bawah 6 jam. Semua kecelakaannya melibatkan angkot tidak tahu diri dan pengendara motor. Kecelakaannya memang tidak parah, hanya bagian depan motor menabrak bumper belakang angkot yang berwarna biru tua di sana karena angkot berhenti mendadak. Lucunya adalah kejadian setelah kecelakaan itu. Tidak ada apa-apa! Tidak ada emosi yang meledak-ledak meminta ganti rugi atau sejenisnya. Beneran tidak ada apa-apa. Setelah menabrak, si motor jalan seperti biasa saja. Si angkot pun sama, hanya melihat ke belakang lewat spion setelah ditabrak, ekspresinya kayak "oh, ditabrak?" lalu fokus ke calon penumpang lagi. 

Memang penyabar dan pemaaf sekali penduduk Depok itu.

Belum lebih dari seperempat hari gue di Depok, gue sudah tidak bisa menghitung berapa kali gue berteriak "WTF?!" dalam hati. Karena memang kacau dan berantakan banget. Pokoknya wat de fak sekali lah Depok itu--atau dalam kasus ini wat de pok. 

Bekasi kalau ingin fokus menjadi kota terbelakang, sepertinya punya PR yang cukup banyak, karena masih ada Depok di atasnya.

No comments:

Post a Comment