Monday, May 17, 2021

Akar

Siang tadi gue membaca ulang tulisan-tulisan gue beberapa tahun ke belakang sampai 2014. Bukannya apa-apa sih, cuman untuk melihat sejauh mana gue berkembang. Hal yang paling kelihatan adalah kemampuan menulis gue tidak di situ-situ saja. Belum bagus, tapi lebih baik seiring berjalannya waktu. Gue rasa itu hal yang lumayan lah ya.

Lalu gue menjadi ingat, awal mula mendirikan blog ini tahun 2008 tujuannya adalah untuk dijadikan blog humor. Kemudian gue geli sendiri. HAHAHAHA.

Ketika SMA, upaya caper gue salah salah satunya adalah melucu. Salah satu sarananya adalah menulis di blog, yang kebetulan banyak teman sekolah yang baca. Caper berhasil. Kemudian tidak sampai memakan waktu lama, entah kenapa blog gue cukup dikenal oleh orang luar sekolah juga. Dikenal oleh banyak orang, jadinya agak terkenal. Kalau tidak salah ketika Bena Kribo masih menulis, dia sering mampir ke sini. Kemudian gue baru tahu kalau dia cukup terkenal di dunia tulis-menulis remaja. I didn't read his blog tho. HAHAHA.

Kiblat menulis gue dulu pas SMA adalah Raditya Dika, yang di mana gue pun tahu namanya ketika teman gue bilang kalau tulisan gue gayanya mirip dia. Karena penasaran, gue beli lah bukunya. Setelah baca satu buku, ternyata gue suka dan menjadikan dia role model dalam menulis... Euh... Masih geli gue membayangkannya.

Yada yada yada, tulisannya mengarah ke Raditya Dika, yada yada yada, gue mulai agak terkenal akhirnya. Mulai ada perasaan kalau gue harus menulis untuk orang lain. Kesenangan dalam menulis mulai hilang. Banyak pertimbangan yang sebenarnya nggak perlu dalam proses menulis gue, kayak: bagaimana kalau mereka nggak suka? Lucu nggak ya lelucon ini? Dll. Hal yang lucu adalah, gue bahkan belum terkenal beneran tapi sudah seperti orang yang memiliki blog dengan pembaca jutaan orang. Lebih lucu lagi, tulisan gue sebenarnya ya kagak lucu. Ya mungkin agak lucu sih bagi yang humornya masih seputar Kambing Jantan dll.

Ya intinya referensi gue kurang lah ketika itu.

Setelah membaca banyak judul buku dari banyak penulis, akhirnya ada satu buku dari penulis yang kebetulan teman kakak gue, yang tulisannya membentuk gue. Selain membentuk dalam cara gue menulis, tulisannya juga membentuk selera humor gue. Buku itu adalah Bertanya atau Mati! karya Mas Isman. Beliau juga salah satu penggagas komedi tunggal Indonesia, jadi kalau komika sekarang ada di mana-mana, secara tidak langsung karena dia, soalnya beliau adalah salah satu orang yang berperan memomulerkannya dari sangat-sangat awal.

Kembali tentang menulis, jadi gue suka menulis itu kelas 2 SMA, dan gue ketemu buku BaM! itu ketika awal lulus SMA. Puji Tuhan fase Raditya Dika gue tidaklah lama hahaha. Bertanya atau Mati! itu buku humor ngomong-ngomong, yang entah punya gue hilang ke mana setelah dipinjam. Sepertinya setelah menulis ini gue akan membeli lagi tetapi yang bekas di toko daring.

Ya, akar blog ini adalah blog caper yang isinya tulisan sok melucu dengan selera humor anak SMA yang jarang baca buku. Seiring berjalannya waktu, gue tidak mengarah ke sana lagi, karena: 1. Melucu itu sulit, apalagi kalau dalam bentuk tulisan, 2. Ya gue nggak merasa lucu.

Ya gue bersyukur sih gue nggak memaksakan diri harus tetap berjalan di jalan blog humor atau apalah. Nggak kebayang akan sejayus apa nantinya, blog berisi lelucon om-om yang ditulis oleh om-om nanggung. Lagipula lebih nyaman menulis seperti yang gue lakukan sekarang. Seperti diary.

Lucu juga ya kalau baca tulisan-tulisan lama. Hanya saja bukan lucu yang "HAHAHAHA", melainkan lucu yang geli "IDIH APAAN SIH ANJIR?!".

No comments:

Post a Comment