Tuesday, November 1, 2011

Setahun Parkour

Tanggal 30 kemarin adalah setahunnya gue dalam olahraga Parkour. Entah kebetulan atau takdir, di hari itu juga merupakan hari dilaksanakannya event Indonesia Freerun Championship di Epicentrum. Di sana mata gue dimanjakan dengan banyaknya atraksi yang keren. Peserta lompat sana-sini, salto depan-belakang, dan beberapa juga jatuh dengan tingkat cedera yang beragam (ada yang cuma kakinya bengkak sampai ada yang kepalanya bocor). Walaupun hasilnya cukup ironis karena ketiga pemenang dari INDONESIA Freerun Championship adalah orang Malaysia (dan cuma mereka bertiga orang Malaysia yang ikut lomba ke Indonesia dan ketiganya menang!) dan mereka yang akan MEWAKILI Indonesia ke World Championship, tapi gue cukup puas karena di sana gue bisa bertemu para freerunner tingkat dunia: Timothy "Livewire" Shieff dari Storm Freerun (UK), Shaun Wood dan Anan Anwar dari UNSW Parkour (Australi) sekaligus Team Farang (Bangkok), dan gue bisa berkesempatan ngobrol beberapa menit dengan mereka lalu foto bareng. Selain itu gue juga minta mereka menandatangani celana latihan gue. Itu udah kayak hadiah di ulangtahun gue yang pertama di Parkour.

Kiri ke kanan: orang camen dengan Livewire, Shaun Wood dengan orang kikuk, orang idiot dengan Anan Anwar.


Ya, gue udah setahun di olahraga ini. Dalam setahun, gue udah belajar banyak. Bukan dalam segi tekhnik, tapi pemahaman. Cara pandang gue tentang Parkour yang dulu sekarang udah berubah.

Setahun yang lalu, gue bergabung di olahraga ini hanya untuk bisa melakukan gerakan keren. Karena di Parkour, gerakan-gerakannya yang terlihat sangat keren memang bisa membuat orang terkagum-kagum.

Setahun yang lalu, ego gue untuk dapat menguasai gerakan-gerakan yang bisa dibilang tingkat tinggi, sangat besar. Oleh karena itu, gue selalu malas untuk melakukan repetisi untuk gerakan-gerakan yang terlihat sangat simpel dan langsung mencoba gerakan yang tingkat resikonya besar.

Setahun yang lalu, saat gue melihat anak yang baru bergabung dan langsung bisa melakukan gerakan yang belum gue bisa dengan sempurna, gue merasa gue harus bisa melakukan hal yang serupa. Oleh karena itu, tidak jarang gue menganggap olahraga ini sebagai kompetisi, dan menjadikan beberapa teman berlatih gue sebagai rival.

Setahun yang lalu, gue agak malas ikut kelas latihan fisik, karena gue pikir, buat apa gue melatih fisik gue sedemikian rupa? Emangnya itu bisa membantu latihan tekhnik gue? Oleh karena itu, setiap kali jadwal latihan fisik tiba, rasa malas gue mengajak gue untuk bolos latihan fisik.


.........


Namun sekarang, gue bertahan di Parkour karena gue menyukai dan menikmati prosesnya. Gue tahu, untuk bisa melakukan gerakan yang super, prosesnya akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, jika gue mau betah dan bertahan di olahraga ini, gue harus bisa menikmati proses perubahan dari diri gue di dalam Parkour ini. Kalau tidak, gue akan sama saja kayak orang yang hanya datang dan pergi di olahraga ini.

Dan sekarang, gue sadar pentingnya kesabaran untuk mencoba tekhnik tertentu di olahraga ini dan sadar atas pentingnya pengulangan dalam melakukan berbagai tekhnik, bahkan yang tersimpel sekalipun.

Dan sekarang, saat gue melihat anak yang baru bergabung langsung bisa melakukan gerakan yang belum gue bisa dengan sempurna, gue merasa kagum, ikut senang untuknya, dan tidak merasa tersaingi. Karena di Parkour tidak ada yang namanya rival, yang ada hanya teman berlatih. Dan di Parkour tidak ada yang namanya kompetisi, karena kami akan maju bersama.

Dan sekarang, gue sangat menyukai latihan fisik dan selalu mengusahakan untuk hadir di setiap minggu sesinya. Karena gue sadar dan tahu betul, bahwa latihan fisik di olahraga ini SANGAT penting. Dengan fisik yang kuat, tekhnik apapun yang mau dipelajari nanti akan lebih mudah. Dan lagi, resiko yang akan diterima setiap kali melakukan suatu gerakan Parkour akan jauh berkurang bahkan hilang bila fisik kita kuat. Oleh karena itu, David Belle (founder Parkour), walaupun sudah profesional dan hampir berkepala lima, dia tetap melatih fisiknya untuk menjadi lebih kuat. Itu juga karena filosofi dari Parkour yang berbunyi "to be strong, to be useful" yang mungkin bermaksud latihan Parkour itu bertujuan untuk menjadi kuat dan akhirnya kekuatan itu bisa berguna, entah untuk diri sendiri atau orang lain.

Setahun yang lalu, gue pikir gue tidak akan bertahan lama di olahraga ini. Namun sekarang, gue udah setahun di Parkour. Sekarang gue berharap kalau gue bisa bertahan lama dan menjadikan ini bukan hanya sebagai hobi. Tapi bagian dari hidup.

Parkour 4 life!

Kami bukan boyband!

Sunday, October 9, 2011

Lagi Lagi Postingan Tak Berjudul

"Mar, kalau doi begini karena gue begitu, itu tandanya apa, Mar? Gue harus gimana?"

"Mar, kan sekarang si X lagi begini, nah gue mesti gimana tuh? Kira-kira dia kenapa?"

"Mar, biar si X suka sama gue gue harus gimana?"

"Mar, bisa diem sebentar nggak sih?"

Itu adalah pertanyaan-pertanyaan bodoh yang akhir-akhir ini sering gue dapet dari orang-orang yang ada di sekitar gue, entah cewek atau cowok, atau keduanya (khusus di pertanyaan terakhir yang biasanya ada di kondisi serius dan gue nyoba bercanda).

Dan biasanya untuk 2 pertanyaan di atas tadi, gue jawab, "Mana gue tau, gue bukan DUKUN!".

Serius, temen-temen gue yang sering nanya hal seputar gebetannya begitu berulang-ulang bikin gue pengen ngelempar mukanya make kolor gue. Ya walaupun gue sering ngasih contoh kenalan sama cewek asing dan ngasih wejangan tentang hal-hal beginian, bukan berarti gue bisa baca pikiran orang atau mengubah perasaan orang. Gue bukan Tuhan.

Gue sering bilang ke temen-temen gue kalau urusan romansa itu adalah game. Kenapa game? Karena layaknya game, ini seharusnya menyenangkan. Dan juga, urusan romansa itu juga ada aturannya yang ngebimbing lu supaya menang. Itu yang gue pelajarin waktu ikut pelatihan Hitman System. Nah, misalnya gebetan yang lu gebet itu cuek, nolak, dll, itu artinya lu salah aturan. Para cowok bingung? Kalau mau tau silahkan ikut pelatihannya sendiri, gue nggak bisa jelasin lengkap. :p

Nah di sini temen-temen gue jelas banget udah ngelakuin kesalahan di game yang lagi dia mainin, yaitu game PDKT. Para temen cowok gue yang PDKT biasanya kesalahannya adalah dia mainin game yang seharusnya dia mainin pada waktu udah jadian, kayak traktir, kasih hadiah, dan sejenisnya, dalam arti lain, ngasih investasi berlebih/nyogok ke cewek itu. Dulu udah pernah gue jelasin di sini kalau itu salah. Dan kesalahan lainnya adalah terlalu nunjukin kalau dia suka sama tuh cewek. Jelas itu nggak terlalu berhasil. Dulu gue juga pernah bilang di sini, cara menarik perhatian cewek adalah dengan nggak nunjukin rasa tertarik itu sendiri. Itu yang bener, dan dijamin berhasil. Paling nggak buat gue ke beberapa gebetan gue.

Dan cewek biasanya kesalahannya adalah gengsi. Cewek sering bilang, "Kok gue harus maju duluan? Gue kan cewek. Biar dia dong yang duluan." Iya, kalau si cowok emang suka ke ceweknya. Nah kalau nggak begitu suka? Cara PDKT cewek yang bener tuh dengan cara nerapin 3 cara. Cara pertama, No Gengsi! Nggak masalah kalau SMS/nelfon duluan, nyapa dan senyumin duluan, dan ajak ngobrol duluan. Bahkan gue denger ada juga cewek yang ngelamar cowoknya duluan. Toh udah jaman modern. Kedua, Be Sweet! Tunjukin ke cowok gebetanlu kalau lu itu cewek yang manis. Ya caranya yang gampang contohnya semangatin dia waktu dia lagi ada ujian atau masalah, nanya kabarnya gimana, atau jenguk dia waktu sakit. Pokoknya tunjukin kalau elu itu cewek yang manis dan dia bakal nyesel kalau nggak dapet elu. Lagipula siapa sih yang nggak suka cewek yang bersikap manis? :p Ketiga, Time Limit! Kasih batas waktu untuk usahalu yang lu lakuin ke dia. Contohnya elu ngelakuin usaha-usaha tadi itu 2 minggu atau lebih. Misalnya udah di batas waktu dan nggak ada kemajuan, ya cari gebetan lain! Kalau bisa yang banyak, supaya misalnya ada yang rese, bisa ditinggal tanpa rasa galau. Gue aja punya punya beberapa dan kami udah lebih dari konteks gebetan. Nah misalnya gue cuma punya satu dan yang udah lebih dari konteks gebetan ini rese, gue mungkin bakal mikir-mikir untuk ninggalin dia, tapi beda ceritanya kalau ada banyak.

Okelah, lanjut ke topik lain. Hal tadi gue tulis buat temen-temen gue yang sering nanya pertanyaan nggak guna tadi. Jadi misalnya dia nanya lagi, gue bisa jawab sekaligus promosi, "Baca astagadragon.blogspot.com!" Haha.

Baru-baru aja gue ngalamin kecelakaan lagi karena latihan parkour. Belum juga sembuh sempurna pergelangan kaki kiri gue karena jatuh dan ngebikin gue ngalamin siksa urut, sekarang gue ngalamin musibah lagi yang ngebikin gue nggak nyaman olahraga karena tulang ekor gue cidera.

Jadi beberapa hari lalu, gue dan beberapa temen gue jamming di atap Metropolitan Mall. Kami lompat sana-sini kayak tupai kesurupan. Banyak orang yang ngerasa aneh ngeliatnya dan banyak juga yang kagum. Sampe akhirnya gue udah mulai capek. Walaupun udah capek, gue masih mau gerak (diliatin banyak orang sih, haha) makanya gue lompat-lompat kecil yang disebut Precision Jump dari pembatas menuju pembatas lain.

Jarak yang gue lompatin nggak begitu jauh kira-kira cuma satu setengah meter. Dan pembatas yang jadi tempat gue mendarak juga nggak begitu kecil, kira-kira sebatu bata. Tapi sialnya agak licin. Nah di situ lah masalahnya.

Otak gue terlalu cerdas untuk mengira pembatas licin itu sangat aman untuk jadi tempat mendarat loncatan. Jadinya, pas gue mendarat, gue terpeleset, dan pantat gue jatuh di pembatas itu. Tulang ekor gue kepentok lumayan keras, rasa sakitnya sampe naik ke kepala, hidung gue langsung berasa nyium bau darah (pernah ditonjok di sekitar hidung? Ya kayak gitu rasanya). Orang-orang yang ngeliat diem, temen gue nyamperin gue dan nanya "kenapa lu, Mar?", dan gue langsung berdiri dan pasang pose keren lalu menjawab "oh, sepatu gue licin." (gue kadang-kadang nyalahin barang atas kebegoan gue sendiri, dulu gue pernah jatuh dari sepeda dan nyalahin sendal gue, padahal nggak ada hubungannya).

Akibat dari cidera itu, gue jadi susah ngapa-ngapain. Mau berdiri dari tempat tidur gue mesti berusaha keras. Waktu lari-lari sakitnya jadi kerasa, waktu sit-up sakitnya jelas banget kerasa, bahkan waktu ngejan pas boker sakitnya berasa. Belom pernah kan denger orang ngejannya lebay pas boker? Ke rumah gue aja pas gue lagi cidera.

Gue cerita ke temen-temen gue tentang cidera ini dan minta saran, tapi jawaban yang gue dapet nggak ada yang bener, bahkan ada yang saranin untuk diurut! Bayangin, gimana urutnya? Pantat gue dipijet-pijet?

Gue: Mbak, mau urut dong bagian tubuh yang cidera.
Dia: Oh silahkan. Apa yang lagi sakit, mas? Tangan? Kaki?
Gue: Tulang ekor.
Dia: Oh, gampang, itu mah tinggal... eh, tulang ekor kan di pantat ya?
Gue: Iya.
Dia: ... Satpaaaam! Tolong bawa orang ini keluaaaar!
Gue: *sambil diseret* eh eh, gue bayar kok nanti! Pantat gue bersih kok! Bersiiiiiiiiiiih... (dan gue ditendang keluar)

Ya intinya, gue nggak bisa ngelakuin beberapa kegiatan, salah satunya olahraga favorit gue selain tidur, sit-up. Yaaa, mungkin saran temen gue tentang pijat pantat itu nggak ada salahnya dicoba, tapi mana ada tempat yang mau. Okelah, daripada ngeluh terus dan nyerocos, mending sekarang gue cari panti pijat yang nyediain jasa pijat pantat. Doain ye! :D

Sunday, August 28, 2011

Tu, Wa, Ga, Pat

Hai!

Udah lama juga gue nggak nyumbang tulisan di sini. Tulisan gue yang terakhir kalo nggak salah Juni kemaren. Berarti gue udah lebih dari SEBULAN nggak nulis! Kangen nggak? Kangen doong? Kangen ya, please kangen doong. Sip, kangen!

Udah lama nggak nulis, dan sekarang gue nyumbang tulisan lagi pas udah mau lebaran.

WOW!

Ya, gue tau gue blogger durhaka. Dan berhubung ada banyak banget yang mau gue tulis tentang ramadhan ini dan juga karena gue terlalu bego untuk mengundur-undur semuanya sampe akhir ramadhan (gue rasa kalo gue undur lagi, postingan ini kesimpen terus sampe gue punya anak nanti), gue rangkum aja apa yang mau gue tulis kemaren-kemaren.

1. Hawa naga
Di bulan puasa ini udah jelas kalo nggak boleh makan dari subuh sampe maghrib. Itu ngebuat mulut kita nggak kemasukan apa-apa kecuali angin sama sikat gigi. Itu juga yang ngebuat mulut jadi bau kutang bekas. Nah, untungnya beberapa temen sepermainan gue mulutnya nggak bau kutang bekas... tapi bau jamban. Gue orangnya agak blak-blakan, jadi gue nyindir si doi. Waktu lagi ngumpul dan bercanda-canda, gue bilang "Lu habis makan celana dalem? Kagak puasa lu?" sambil tutup hidung. Terus dia jawab sambil senyum 3 jari, "nikmatin aja, Ji. Bau surga ini". Kita semua ketawa. Lalu gue respon pernyataan temen gue tadi, "sumpah, kalo surga baunya kayak gitu, gue mending jualan pengharum ruangan di luar gerbangnya, gue udah pasti kaya." Dan kita semua ketawa lagi.

2. Bulan ramadhan bulan yang rawan
Gue jadi ragu sama pernyataan "selama bulan ramadhan, setan dikurung". Kenapa? Buktinya, justru saat ramadhan ini banyak banget tindak kriminal, bahkan katanya meningkat 100%.  Temen gue juga nyicipin dimaling motornya di bulan ramadhan ini. Gara-gara itu, gue juga sempet was-was dan mikir yang nggak-nggak di beberapa kejadian. Dari yang masuk akal sampe yang nggak. Misalnya waktu gue SOTR bareng temen-temen gue dan gue sholat subuh di mesjid terdekat. Motor gue parkir di depan, karena mesjidnya nggak ada parkiran, yang ada cuma lahan kosong di depan tempat sendal. Waktu sholat gue jadi nggak khusu. Orang-orang baca doa, gue mikir "motor gue, motor gue, motor gue". Tau deh tuh  sholat dapet pahala atau kagak. Atau waktu gue lagi latihan parkour di GOR Bekasi. Berhubung kalo malem-malem banyak banci di sana, gue jadi was-was dan mikir nggak-nggak, "Mati gue, kalo gue diculik, disekap, dan diperkosa sama mereka gimana?" Sinting.
Dan waktu awal-awal puasa juga bokap gue ditelfon sama penipu. Tau dong, modus penipuan yang bilang kalo anaknya lagi keringkus pesta narkoba? Nah bokap gue ditelfon begitu. Beliau ditelfon kalo anaknya (yaitu gue) ketangkep pas lagi pesta narkoba. Bokap gue jelas nggak percaya, karena pas bokap gue ngomong ke orang yang katanya gue itu, suaranya beda, dan juga gue kan anak baik-baik (ehem), jadi bokap gue malah ngomong dengan nada nantang dan mojokin ke penipu itu. Nggak lama kemudian, telfon ditutup dan bokap gue langsung nelfon gue pas gue tidur dan cerita ke gue. Coba aja gue yang ditelfon sama tuh penipu, kali aja gue bisa manfaatin.

Dia: Halo, Pak! Anak bapak telah diringkus karena sedang mengadakan pesta narkoba.
Gue: Oh ya? Bagaimana keadaannya? Sekarang sedang berada di polsek mana?
Dia: Sekarang ada belum dimasukan ke polsek, dia sekarang masih bersama kami di lokasi. Kami bisa saja melepaskan dia kalau Anda bersedia mentransfer uang sebesar 4 juta ke kami. Bagaimana?
Gue: Oh, baik, Pak. Tapi semua uang saya semua berada di rumah saya yang di Bekasi. Saldo saya di bank hanya ada dua ratus ribu. Dan sekarang saya ada di Bali. Apakah bapak bisa mentransfer dulu uang sebesar 2 juta untuk ongkos pesawat pulang ke Bekasi? Nanti saya ganti bersama uang tebusan itu, pak.
Dia: Oh ya? Oke-oke. Berapa nomer rekening bapak?
Gue: *nyengir*

3. Alhamdulillah ya, sesuatu!
Pasti kalian pernah liat kalimat kayak di atas. Kalo kalian 4naK GaWl gila yang punya akun Twitter pasti tau, karena itu (katanya) heboh di Twitter. Menurut yang gue tau, kalimat itu adalah kalimat yang awalnya diucapin sama penyanyi ber-makeup tebel (banget-mampus-gila), Syahrini, yang kemudian jadi nge-tren dan akhirnya ditambah-tambah sama "sesuatu". Menurut gue yang lucu ya gimana "sesuatu" itu sekarang jadi kata serbaguna. Bisa diucapin untuk ngegantiin apa aja, karena "alhamdulillah ya, sesuatu" tadi. Sekarang bahasa Indonesia gaul makin ngebingungin lagi. Misalnya aja gue anak yang gaul mampus, mungkin gue bakal ikut ngebingungin temen gue pake "sesuatu" tadi.

Temen: Mar, mau ke mana lu?
Gue: Biasa, mau ke sesuatu.
Temen: Hah?

4. Potongan rambut ala...
Gue bingung, setiap potongan rambut gue pasti selalu dicocok-cocokin sama selebritis. Waktu gue SD, potongan belah tengah yang mirip mas-mas Jawa gue dibilang mirip Andre Stinky. Dan begitu SMP, gue sempet berambut jambul dan dibilang mirip Rifky Balweel. Waktu awal-awal masuk kuliah, gue sempet berambut panjang emo dan dibilang mirip Andika Kangen Band. Akhirnya gue ubah jadi semi belah tengah dan abang gue bilang mirip Charly ST12. Nggak kuat menanggung beban batin karena disamain sama 2 seleb terakhir, rambut gue potong lebih berani jadi kayak yakuza (mohawk sampingnya dan tengahnya dikuncir ke belakang) dan temen gue bilang kayak aktor di film Crow Zero (waktu itu gue bahkan nggak tau apa itu Crow Zero). Dan nggak lama ini gue potong lagi jadi pendek tapi tengah tetep panjang dan gue dibilang kayak Morgan Sm*sh. Harga diri gue terinjak-injak. Bukan hanya terinjak. Ini harga diri gue terinjak terus diludahin, dimutilasi, dimasukin kardus dan dibuang ke kali. Akhirnya belakangan ini gue potong lagi dengan potongan yang hampir sama kayak yang terakhir, bedanya sampingnya gue potong sendiri di salonnya. Gue udah ngerasa pede karena yakin nggak bakal dibilang mirip Morgan lagi. Tapi begitu gue bukber bareng temen SMA, temen gue malah bilang mirip Dicky Sm*sh. Tambah paraaaaaah. Tapi, seenggaknya kebanyakan temen cewek gue bilang kalo lebih suka rambut gue yang ala Dic... ya itu lah! Nggak perlu disebut, intinya respon mereka bagus. Satu-satunya yang bilang jelek cuma bokap gue. (dia bilang, "potong rambut apaan itu? Jelek". Bener-bener bokap yang mendukung)


Hmmm, sebenernya sih masih banyak yang kesimpen di otak gue. Tapi karena hawa jahat dari mulut beberapa temen gue (dan mungkin gue sendiri) yang menyebabkan berjuta-juta sel otak jadi mati, memori tentang apa yang mau gue tulis jadi ilang.

(Baca: Alibi, nyet!)

Yah, apa pun lah. Dan berhubung udah mau lebaran gue mohon maaf kalo misalnya blog ini ada kesalahan kecuali salah eja atau salah penulisan. Dan untuk postingan maaf, bisa lu baca di sini. Maaf juga, gue males nulis ulang. Hehe.

Oke, kayaknya harus selesai di sini. Besok gue harus siap-siap buat mudik dengan terpaksa. Bye!

Monday, June 6, 2011

Jadilah Dirilu yang Terbaik

"Gue mau jadi diri gue sendiri, nggak mau jadi orang lain..."

Gue yakin kalian pernah ngeliat kalimat kayak gitu atau paling nggak sejenis. Kalo gue sih pernah, bahkan sering. Gue ngeliat di status Facebook/Twitter temen-temen gue, dan ada juga yang bilang langsung ke gue kalimat yang intinya "gue mau jadi diri gue sendiri, dan dapet orang yang nerima gue apa adanya."

"Be yourself" kalimat itu keliatan cetek banget menurut gue. Itu juga udah kuno. Bagi gue, ada beberapa alasan kenapa orang bilang "gue mau jadi diri gue sendiri aja. I just wanna be myself."

1. Dia nggak begitu tau apa itu konsep diri sendiri dan jelas nggak kenal dirinya sendiri.
2. Dia bilang kayak gitu untuk alasan pembelaan diri. Padahal alasan sebenernya dia nggak nyaman atau takut kalo harus ngelakuin perubahan.

Kayak yang udah pernah gue bilang dulu, okelah kalo diri lu yang sekarang udah menarik, hiduplu udah seru, dan dikelilingi sama orang-orang yang emang  lu mau mereka untuk ada ngelilingin lu, lu baru bisa bilang "jadi diri sendiri". Tapi kalo kebalikannya? Diri lu yang sekarang kepribadiannya kurang menarik, tiap hari cuma duduk di depan komputer untuk online kalo ada waktu kosong, dan satu-satunya tempat lu punya banyak temen cuma di game online atau media sosial. Lu masih mau megang prinsip "be yourself"? Kalo kasusnya kayak yang terakhir tadi, lu harus belajar untuk berubah!

Manusia sebenernya makhluk pembelajar. Semua yang elu tau itu hasil dari belajar, karena kalo lu nggak belajar, lu nggak bakal tau apa-apa kecuali bernafas, berkedip, buang air, dan tidur. Jadi, apa yang lu tau tentang apa itu agama, persahabatan, pacaran, dan semua hal lainnya, semua itu lu dapet dari luar dirilu!

Simpelnya: apapun kepercayaan, pola pikir, kebiasaan, sifat, pembawaan, dan seluruh sikap elu, semua itu cuma "cetakan" dari budaya, lingkungan sosial, dan pembelajaran elu sendiri. Coba elu nggak lahir di Indonesia, misalnya elu lahir di India, nah udah pasti "diri" elu beda. Kemungkinan elu itu bakalan beragama Hindu, percaya kalo sapi itu binatang keramat, dan elu suka nyanyi sambil nari-nari di bawah hujan kalo lagi ada konflik sama pacar.

Jadi, kalo seluruh “diri” elu tergantung sama budaya, lingkungan dan informasi yang elu terima, lalu siapa diri elu yang sesungguhnya? Apa semua sifat, sikap, dan kebiasaan elu adalah benar-benar dirilu? Kenapa elu bisa bersikap berbeda waktu ada dalam situasi yang berbeda? Apakah  kalimat “just be yourself” masih memiliki makna yang berarti? Dan apakah gue bakal nerusin nanya-nanya sendiri kayak gini?

Coba pikir lagi. Banyak hal yang permanen di dirilu yang ditentuin sama faktor genetik dan kelahiran, kayak bentuk fisik, kecerdasan, dll, tapi di luar itu, masih bisa diubah. Jadi elu nggak dilahirin langsung kayak sekarang. Nggak ada bayi yang dilahirin pemalu, pendiem, minder, atau penakut. Semua bayi jago nangis, teriak, dan mereka nggak kenal rasa malu, minder, atau takut. Kalo sekarang elu ngerasa dirilu yang sekarang itu: pendiem, pemalu, takut ngerubah penampilan, nggak berani ngobrol sama orang baru, maka sebenernya itu bukan dirilu yang sesungguhnya.

Elu jadi pendiem, pemalu, dan minder, karena elu udah belajar, ngelatih, dan terbiasa jadi begitu tanpa elu sadari selama hiduplu. Jadi secara nggak sadar, elu udah jadi orang yang jago dan ahli dalam hal gugup, grogi, dan kaku. Tapi semua itu bisa diubah dengan cara belajar dan ngebiasain diri sama apa yang lu pelajarin. Karena dirilu yang sekarang cuma hasil dari pengaruh budaya, lingkungan sosial dan pembelajaran elu, dan itu berarti sebenarnya “diri” elu nggak permanen dan bisa berubah jadi seperti apapun yang elu inginkan. Elu punya potensi yang luar biasa dan nggak terbatas, tergantung dari apa yang elu terima dan pelajari.

Itu sebabnya gue nggak pernah nyuruh orang untuk pegang prinsip “be yourself” karena itu adalah prinsip kuno dan gue cuma geleng-geleng waktu orang bilang "be yourself". Itu cuma pembenaran diri atas kemalasan dan rasa takut yang menghambat dirilu meraih potensi maksimal. Itu yang ngebikin temen gue cuma minta saran terus-terusan dan nggak pernah dipraktekin, karena ngerasa nggak nyaman dan bersembunyi di balik kalimat, “Menjadi diri sendiri”.

Intinya, prinsip "be yourself" itu jangan lagi ditanamkan di otak kalian. Seharusnya kalian pegang prinsip, "be your best self". Prinsip ini jelas lebih baik daripada yang sebelumnya. Karena elu nggak cuma jadi dirilu sendiri, tapi jadi dirilu sendiri yang terbaik. Kalo elu berpikir kalo elu cuma ingin jadi “diri sendiri apa adanya” dan nggak mau ngelakuin perubahan apapun, maka wajar aja kalo elu cuma dapet “apa adanya” aja dalam kehidupan romansa, pergaulan sosial, karir, akademis,dan semua aspek dalam hiduplu. Dan kalo elu udah jadi dirilu yang terbaik, maka udah pasti elu bakal dapet pasangan, kehidupan romansa dan pergaulan sosial yang terbaik yang layak elu dapatkan. Karena itu memang udah hak elu, bung. Logis kan?

Jadi, sekali lagi, hapus prinsip "be yourself" dari otak lu, pasang prinsip "be your best self" yang jelas bakal ngebuat elu ngerasa kalo elu yang terbaik karena udah ngelakuin yang terbaik ketimbang pasrah tanpa daya, dan layak dapet hidup yang terbaik pula.

And thanks to Hitman System karena udah ngasih inspirasi. :D

Monday, May 23, 2011

Tolong Kirim Pulsa, Ma... eh, Pa.

Beberapa hari yang lalu gue dapet SMS yang isinya kayak nipu-nipu gitu. Dan gue dapet yang kayak beginian baru 2 kali. Pertama kali waktu itu udah gue ceritain di postingan ini, dan yang kedua adalah hari Jumat kemaren.

Waktu itu gue lagi tidur-tiduran di atas tempat tidur sambil nonton TV dengan sibuk. Waktu gue lagi sibuk garuk-garuk pantat, HP gue bergetar. Waktu gue liat, ternyata ada SMS dari nomer asing. Gue penasaran, kali aja isinya ngasih tau kalo gue menang undian yang diadain oleh suatu merk pembalut dan gue dapet hadiah pergi jalan-jalan ke Mars selama 4 hari dan dikasih stok tabung oksigen selama 2 hari (mati dong gue? Dan kenapa undian dari pembalut? Nah loh!). Tapi ternyata bukan, isinya bukan begitu. Isinya begini:

Ma, isi dulu pulsa Eks El (disamarkan, supaya kalian pada tau kalo ini bukan XL)  20 ribu ke nomer ini: 0878-sekiansekiansekiansekian. Cepat ya, Ma. Aku lagi di kantor polisi, kena masalah. Penting!

Gue ketawa. Gue nepok jidat.

Nggak makan waktu lama buat gue kalo itu adalah SMS penipuan. Bahkan nggak ada sedetik buat sadar. Soalnya ada beberapa hal cacat di SMS itu:

1. Gue masih 19 tahun. Dan gue nggak terjerumus MBA. Jadi jelas banget kalo gue belom punya anak. Kalo udah punya juga, paling nggak umurnya harus 20 tahunan untuk bisa terlibat masalah sama polisi dan SMS gue. Masa' iya anak gue lebih tua dari gue?

2. Jelas banget gue bukan emak-emak, bahkan bukan cewek, bahkan-bahkan bukan bencong. Dan gue nggak pernah berpikir untuk transgender jadi cewek terus cari suami yang ganteng, soleh, dan mapan (najis abis).

Asal abis SMS-nya.
Sayangnya, waktu itu gue lagi sibuk santai dan lagi pulsa gue udah sekarat, jadinya nggak bisa gue bales.

Waktu itu karena pulsa gue udah sekarat, kenapa gue nggak ngelakuin penipuan via SMS kayak gitu ke temen-temen gue? Tapi setelah dipikir-pikir itu juga bakal sia-sia. Setelah gue kirim SMS begituan, temen gue yang (pastinya) punya tingkat intelegensi jauh di atas gue pasti langsung bales:

"Ji/Mar, kalo mau nyoba nipu ke temen ya minimal mbok pake nomer orang dulu atau beli nomer baru, jangan pake nomer sendiri. Jadi ketauan lah kalo yang nipu elu. Dasar DONGO!"

Setelah gue kirim ini:

"Pa, tolong kirim pulsa ke nomer 08569-sekiansekian (padahal nomer dari pengirim SMS ini sendiri) sebesar 20 ribu. Aku lagi ada masalah di kantor polisi karena ketauan nyolong sendal di mesjid. Tolong ya. Penting!"

Saturday, May 14, 2011

Kelainan Pamer Pisang

Hari ini gue sibuk banget. Saking sibuknya gue sampe 20 menitan bengong di depan komputer sambil dengerin lagu. Di tengah-tengah kesibukan gue yang menyibukan itu, gue ngebuka tab Yahoo! Messenger untuk liat siapa aja yang lagi online. Yang online nggak begitu banyak, cuman 14 orang. Karena gue lagi sibuk, gue ngeliatin status orang-orang itu sambil berpangku tangan dan sesekali menguap. Sibuk banget. Dari 14 orang itu ada yang lagi dalam status busy, idle, curhat, putus asa minta diajak chat, dll. Dari semua status itu, ada satu yang ngebikin gue pengen ikutan nyamber. Status itu tulisannya "kenapa cowok2 sekarang musti ngocok di depan mata gw? :-S" yang ada di akun temen dunia maya gue, Fissheal (panggilannya Fie. Hai, Fie! :D).

Gue: Ya lagian lu lagi ada di depan orang-orang yang mau maen kartu. :p
Dia: =)) dasar sarap
Gue: Lah status lu yang parah. Haha.
Dia: Seriuuuus:.
Gue: omegle?
Dia: Live
Gue: Hah?
Dia: Iya

Dan dia ngejelasin kalo kejadian yang dia tulis di status itu beneran dan baru aja terjadi. Jadi, waktu di jalan, dia jalan. Waktu di air, dia berenang... ... ... oke, nggak nyambung. Jadi, waktu dia lagi jalan ngelewatin gang yang sepi, ada cowok yang make baju kemeja gitu. Cowok itu ngeluarin tititnya (titit itu bukan bahasa yang kasar lho, tapi berhubung banyak yang nganggap sebaliknya, ganti aja jadi penis), jadi cowok itu ngeluarin penisnya di depan si Fie ini, dan masturbasi di depan dia sambil nyorotin senter ke arah penisnya. Temen gue syok! Dia teriak dengan keras, matanya melotot, kepalanya meledak... ... ... oke, itu lebay. Temen gue emang keliatannya syok, saking syoknya dia sampe bikin status di YM.

Oke, untuk masturbasi di publik aja udah aneh, lah ini sambil nyorotin senter pula. Atau sekalian aja sambil nari-nari. Oh, mungkin maksud dia nyorotin senter itu adalah dia sebenernya mau bilang:

- Woi, punya ini nggak lu? Punya nggak? Punya nggaaaaaak?
- Eh, liat deh, gue punya pedang yang bisa nyala kayak di Star Wars, tapi lebih kecil.
- Neng, mau beli marmut, neng? Murah lho, neng.
- Pisang busuk, pisang busuk. Ayo, tinggal satu.

Oke, balik lagi. Menurut pengakuan Fie (nama disamarkan dikit), dia udah dua kali ngeliat yang begituan. Yang pertama sih si orang itu cuma ngasih liat doang ke dia tanpa ngapa-ngapain. Dan yang kedua adalah yang tadi, yang orangnya bermasturbasi di depannya sambil nyorotin laser ke arah penisnya. Waktu dia cerita kayak gitu, gue cuma ngakak sambil nepok jidat.

Bagi yang mikir kalo orang kayak gitu adalah orang gila, elu salah. Orang yang kayak gitu nggak gila, cuma ada kelainan seksual aja. Nah, orang yang kayak gitu kelainan seksualnya namanya Ekshibisionisme atau Ekshibisionis. Nah, orang-orang yang punya kelainan Ekshibisionis itu seneng ngasih liat atau memamerkan (kalo layak dipamerkan) alat  kelaminnya ke orang lain.  Penderita penyimpangan seksual ini bakal suka  dan terangsang kalo orang lain ngasih tampang terkejut, takut, jijik, dan sejenisnya. Jadi kalo lu tau punya temen yang begini, jangan sekali-kali masang muka jijik di depannya. Bahkan ketika kakilu tercelup di onggokan tokai sapi yang udah berjamur dan udah bercampur sama kencing sapinya. Lu jangan pasang muka jijik. Cukup senyum aja... walaupun agak sulit.

Dulu temen cewek gue yang namanya F (oke, sebenernya ini inisial, bukan nama) juga pernah curhat pengalaman yang sama. Dia ceritain kalo dia juga ngeliat hal serupa waktu lagi mau jenguk temennya di rumah sakit. Dia bilang, "Aduh pokoknya parah deh, Ji. Gue mau ke rumah sakit malah ketemu yang begituan. Kenapa sih ada aja yang begitu. Udah gitu item lagi. Ih jijik gue," yang gue bingung, walaupun dia jijik, dia nyeritainnya dengan semangat membara, bahkan ada bagian yang detil pula.

Waktu si Fie cerita, dia bilang orang kayak gitu harus dia cuekin. Tapi begitu gue kasih pertanyaan bercanda kayak "Gede?" dia ngejawab "iya". Itu bukti kalo sebenernya dia nggak begitu "cuek". Haha. Mungkin cuek yang dia maksud adalah cuek ke muka orangnya. Padahal seharusnya jangan cuek ke mukanya. Kali aja orang itu tampangnya kebingungan karena sebenernya lagi bingung, makhluk apa itu yang nempel di antara pahanya, makanya dia kasih liat ke orang sambil nyorotin senter ke makhluk itu seakan-akan nanya-nanya lewat bahasa tubuh "Eh, tolong dong! Kasih tau ini apaan sih yang numbuh di sini? Jijik banget gue! Tolooong!"
Nah, di saat begitu seharusnya si Fie dateng ke dia dan bersikap baik kayak dewi Kwan Im dan nolong dia dengan menyelesaikan masalah orang itu, potong.

Pertanyaan gue, kenapa harus cowok sih yang punya kelainan kayak gitu? Nggak adil dong! Pertanyaan yang sama juga gue kasih ke si Fie. Jawaban yang dia kasih cuma, "Hahaha. Lo sarap! Kalo cewek yang punya kelainan begitu, pasti cowok-cowok seneng."
Gue nggak menyangkal. Kalo lu cewek, coba aja bayangin kalo lu itu cowok, terus waktu jalan sendiri, tiba-tiba ada cewek yang manggil dan tiba-tiba nunjukin payudaranya sambil teriak "Hayo hayo!".
Semua cowok normal bakal bereaksi sama. Tapi itu juga tergantung tampang si cewek:

Kalo jelek
1. si cowok bakal lari, karena ngira cewek itu orang gila.
2. bakal teriak
3. ngasih tampang jijik

Kalo cantik
1. si cowok bakal bengong sambil mangap
2. mimisan
3. mimisan hebat
4. mimisan  yang sangat hebat
5. pingsan
6. jantungan dan meninggal

Emang, keliatannya kayak fantasi yang sering mondar-mandir di pikiran waktu lagi bengong, tapi mungkin aja lho.
Udah deh, daripada nih blog jadi blog bokep, mending gue tutup pake kata penutup.

Anggap aja ini kata penutup.

Kenali "di-" dan "di"

Heyo!!!
Sekarang gue mau nulis tentang... ... ... nah, barusan gue lupa lagi apa yang mau gue tulis. Maklum lah, penyakit blogger keren. Waktu ada di mana-mana, inget apa yang mau ditulis. Tapi begitu udah di depan komputer, lupa lagi apa yang mau ditulis.
Okelah, daripada lu semua jadi muntah karena kenarsis-najisan gue, mending sekarang gue bagi-bagi ilmu.

Yak, ilmu. Barusan gue sadar kalo selama beberapa tahun ngeblog, gue belom pernah ngebagiin ilmu yang bener-bener berguna. Jadi, sekarang gue mau bagiin ilmu yang berguna buat elu.
Ilmu yang gue bagiin sekarang bukan ilmu tentang cinta-cintaan lagi. Sekarang gue mau ngasih ilmu gimana cara menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaa, berhubung gue sendiri nggak begitu ahli, kita bahas yang remeh-remeh aja. Bahas tentang pemakaian "di" dan "di-".

Orang Indonesia sekarang kayaknya udah mulai nggak acuh sama bahasanya sendiri. Bahkan saking nggak acuhnya, banyak kata yang arti aslinya jadi menyimpang. Kita ambil contoh yang deket, yaitu kata "acuh" tadi. Acuh sebenernya artinya peduli atau mengindahkan, tapi banyak yang nganggap kalo acuh itu artinya nggak peduli. Dan masih banyak lagi kata berbahasa Indonesia yang artinya jadi ngaco. Selain arti dari kata berbahasa Indonesia yang jadi ngaco, penulisan bahasa Indonesia juga jadi miring. Pernah liat tulisan "Di Jual Rumah Tanpa Perantara" waktu lagi di jalan? Atau, waktu kalian lagi mau ketemuan sama temen, pacar, atau gebetan, si doi kirim SMS "Lu ada dimana?" atau "lw ad4 d1m4nA?" (kalo misalnya pacarnya anak 9awUL)? Yak, semua contoh tadi itu adalah kalimat yang memakai kata "di"/"di-" secara salah.

(Baca: Kenapa emangnya?)

Ya karena emang salah.

Krik... krik... krik.

Oke, pernyataan gue emang nggak ngejawab pertanyaan tadi. Kenapa salah? Karena, seharusnya itu "dijual" dan "di mana". Masih bingung mana perbedaannya? Coba cek kalimat di atas.

Jadi, "di" itu punya 2 fungsi di dalam penulisan bahasa Indonesia, yaitu sebagai awalan dan kata depan. "di-" yang berfungsi sebagai awalan penulisannya digabung dengan kata kerja, dan "di" yang berfungsi sebagai kata depan dipisah dengan keterangan tempat. Simpelnya begini.

1. "di-" yang berfungsi sebagai awalan
Penulisannya digabung dengan kata kerja. Contoh: dijambak, disayangi, dijambak lagi, diludahin sampe mati.

2. "di" yang berfungsi sebagai kata depan
Penulisannya dipisah dengan keterangan tempat. Contoh: di Ambon, di surga, di mana-mana, di antara.

Kesimpulannya, kalo disambung itu nunjukin kata kerja pasif, kalo dipisah itu nunjukin lokasi.

Tapi sayangnya banyak orang yang salah tentang ini. Banyak yang bilang "Ini mah pelajaran SD", dll, tapi dia sendiri salah. Yaa gue rasa kebiasaan nulis salah yang udah berlangsung bertahun-tahun emang susah diubah. Apalagi kalo orang itu udah terlanjur nyaman ada di zona itu. Itu bakal susah banget untuk diubah. Dan gue rasa orang Indonesia banyak yang udah nyaman sama zona salah itu. Berhubung gue nggak sempet fotoin, gue ambil aja contoh dari google.


 Dimana itu digimanain maksudnya?



Di Jual? Ada yang tau Jual itu daerah mana?

Kalo elu termasuk orang yang masih sering keliru, jangan minder dulu. Bukan kalian aja yang masih sering salah, beberapa blogger yang terkenal di kalangan remaja dan bahkan orang-orang media pun juga sering salah. Gue sering ngeliat di koran, dan TV judul-judul yang pemakaian "di-" dan "di" masih ada aja yang salah.

Yaa, kayak yang gue bilang, mengubah kebiasaan itu susah. Dan mengubah kebiasaan penulisan yang salah juga sama kayak mengubah kebiasaan buruk lain. Merokok, misalnya. Pertama-tama, harus ada kesadaran dari perokok kalo merokok itu salah. Kalo nggak, percuma aja. Kedua, sadar akan manfaat dari kebiasaan yang bener itu. Kalo kita berprinsip, "Alah, nggak ngaruh lah. Orang lain juga ngerti (atau orang lain juga ngerokok--dalam kasus merokok)," dalam beberapa hari, gaya penulisan kita bakal balik ke yang salah.
Gue juga dulu juga salah. Itu bisa diliat di postingan-postingan lama gue. Tapi akhirnya dulu gue tersadar sendiri tentang ini, dan akhirnya gue terapin di setiap postingan-postingan gue setahun lebih belakangan ini.
Oh iya, itu juga berlaku untuk kata "ke". Contohnya: ke mana, ke Tanah Kusir (itu nunjukkin kata tempat), atau keinjek, kecekek. Dan misalnya kata kerjanya itu adalah bahasa asing, setelah "di" ada tanda strip yang kemudian diikuti kata kerja dalam bahasa asing tadi. Contohnya: di-download, di-close.

Ini rumus yang gue ciptain secara dadakan:

Untuk kata tempat
Di/Ke + Spasi + Kata tempat = Bener

Untuk kata kerja

Di/Ke + Kata kerja = Bener


Oke deh, mungkin untuk sementara segini dulu. Mungkin ilmu yang gue bagi sekarang bisa ngebantu.
Postingan ini jelas nggak ada unsur lucunya yang bisa ngebuat lu senyum atau ketawa. Tapi percaya deh, kalo lu udah tau hal ini, lu bakal senyum bahkan ketawa sendiri begitu ngeliat ada pemakaian "di-" dan "di" yang sering salah dipake sama orang (gue aja masih senyum-senyum sendiri begitu liat ada spanduk yang bertuliskan "Di Jual..." di jalan-jalan. Gue mikir, "Jual itu daerah mana coba?").

Pemakaian "di-" dan "di" yang salah juga bisa ngebingungin. Contoh situasinya begini:

Mafia: *chatting di MSN* Bos, kayaknya ada cabang organisasi kita yang diserang. (maksudnya di Serang)
Bos Mafia: Hah?! Siapa yang menyerang?
Mafia: (bingung) Nyerang apaan?
Bos Mafia: (bingung juga) Tadi kamu bilang diserang!

Situasi yang bikin bingung kan? Kenapa juga mafia laporan lewat chatting di MSN? Eh, maksud gue kalo pemakaian "di-" atau "di"-nya salah, bisa-bisa kayak di atas tadi. 
Dan sekarang gue jadi bingung juga, perasaan tadi gue udah nutup postingan kali ini. Kenapa masih gue lanjutin? Ya apa pun lah! 
Sekarang bener-bener abis lho. Ciao!

Thursday, May 5, 2011

Siksa Urut

Berdasarkan postingan gue sebelumnya, kata "Aing" juga bisa dibilang kata kerja lho.
Aing = A+ing = A-ing. Yang artinya ngerjain orang yang namanya diawali sama huruf "A".

Contoh situasi:

Orang #1: Oi, si Aldo besok ulang tahun nih!
Orang #2: Yang bener? Wah, berarti besok kita harus siap-siap A-ing!
Orang #3: Hah?

Yak, gue rasa tadi cukup nggak jelas untuk jadi pembuka... ya apapun lah!


Ngomong-ngomong, apa di antara kalian ada yang suka dipijit? Emangnya dipijit enak ya?
Nggak tau kenapa gue agak kurang cocok sama kegiatan pijit-memijit ini. Kalo orang-orang bilang dipijit itu enak, nenangin, dan lain-lain, gue cuma punya 1 kata untuk deskripsiinnya, yaitu: Geli.

Dulu gue pernah cerita di postingan ini, tentang gimana gue cuma dipijit sebentar secara biasa dan efeknya gue malah ketawa kegelian lama secara nggak biasa. Ketawa geli yang menggelegar. Ketawa geli yang suaranya kayak... ketawa geli. Gue nggak bisa bayangin deh kalo gue ada di tempat pijit plus-plus. Entah gue bakal ngerasa "panas" atau geli dan terus ketawa sekenceng-kencengnya sampe suaranya bisa didenger sama orang-orang yang ada di dalam radius 500 meter. Kebayang skenario cacat di otak gue.

Pemijat: .........
Gue: .........
Pemijat: .........
Gue: .........

Hehe, boong deh, nggak ada skenario yang kebayang di otak gue. Gue nggak bisa berpikiran kayak penulis cerita stensilan.


Dan selain itu gimana rasanya diurut? Ada yang belom pernah diurut? Gue kasih tau, diurut tuh rasanya kayak siksaan jaman perang Indonesia - Belanda. Dalam arti laen: sadis! Soalnya sakit dan prosesnya kayak proses penyiksaan. Gue bahkan sampe mikir jangan-jangan ngurut itu termasuk dosa.

Biasanya orang itu diurut karena cedera. Entah itu cedera karena tulang persendian atau urat kegeser, otot yang kaku, atau otot yang kaku karena tulang persendian dan uratnya kegeser (malang amat kalo emang ada). Nah, hari Minggu kemaren untungnya gue dapet kecelakaan waktu sesi latihan parkour yang ngebikin kaki kiri gue cedera. Kenapa untung? Karena kalo nggak, gue bakal nggak tau apa rasanya diurut dan kasih tau ke kalian. Jadi, bisa dibilang kalo gue meriset dulu apa yang gue kasih tau ke kalian lewat tulisan ini. Baik kan gue?

(Baca: Baik banget, Mar! Sekalian dong, supaya baik lu nambah, gue penasaran, rasa mati gimana sih?)

Bangke lu!

Jadi waktu latihan, anggap aja kaki kiri gue mendarat di tempat yang salah, sehingga telapak kaki gue tergelincir terus bunyi "TAK" kayak tulang patah. Temen gue yang waktu itu ada di deket gue aja ngedenger. Itu ngebuat sendi telapak kaki kiri gue kegeser (nggak begtu parah) dan langsung bengkak segede betis Pretty Asmara. Dan waktu gue tepar kesakitan, temen-temen gue yang baik dan prihatin ke gue langsung teriak ke lainnya "Woi tiban woi! TIBAN!", dan gue ditiban rame-rame. Satu lagi yang gue tau: gue punya aura untuk menarik orang-orang bego ke sekitar gue kayak cahaya lampu yang menarik ngengat. Dan begitu mereka sadar kalo gue nggak lagi bercanda, mereka berdiri, dan ada nanya pake muka menyesal "Hah? Beneran, Mar?" Begitu gue jawab "iya" dengan nada tidak kalah menyesalnya dia teriak "Mampus! Hahaha" ke gue.

Salah satu temen gue yang tergolong anak lama, langsung ngasih Pertolongan Pertama Pada Orang Ganteng yang Kecelakaan (P3OGK). Dia ngebeliin gue es batu untuk ngempesin bengkak di kaki gue. Gue nganggap kalo ngasih es ke bagian yang bengkak itu bego. Gue pikir "Emangnya manusia itu balon yang bisa kempes kalo ada di udara dingin? Apa manusia juga bisa melar kalo berenang di kolam minyak tanah? Kalo begitu, kenapa orang-orang gemuk dietnya nggak masuk ke dalam kulkas selama berjam-jam aja? Kenapa gue masih nanya-nanya pertanyaan nggak jelas gini?". Tapi nyatanya bengkak gue setelah berjam-jam disentuh es batu, emang kempesan dikit. Mungkin karena es batu itu, atau emang karena pijitan-pijitan yang gue lakuin. Dan oh iya, temen gue itu juga ngusulin buat diurut. Dari situ lah gue rasa salah ambil langkah.

JENG JENG JENG... (suara dramatis kayak di sinetron)

Karena temen gue ngusulin ke gue untuk ngurut kaki kiri gue, akhirnya gue minta sama si bibi untuk cariin tukang urut. Sebenernya sih gue nggak mau diurut. Orang luar aja kalo cedera nggak ada tukang urut kan? Apalagi tukang urut tunanetra. Makanya gue nggak mau diurut. Tapi berhubung guenya udah parah banget, akhirnya gue minta diurut. Soalnya waktu itu untuk jalan aja udah susah. Kecepatan jalan gue waktu itu 200 meter/jam. Gue jalan diseret-seret kayak zombie di pelm-pelm. Gue rasa orang yang pertama kali bikin film zombie, dapet inspirasi untuk ngebuat zombie jalannya tertatih-tatih karena ngeliat orang yang kakinya cedera sebelah.

Akhirnya tukang urutnya dateng, dia adalah mbok jamu yang pernah gue ceritain di link yang gue kasih tadi. Dia dateng dan ngeliat kondisi kaki gue.

Dia: Yah ampun, mas, ini sakit lho. (dengan logat jawanya)
Gue: Nggak kok, cuma gatel-gatel aja, makanya aku garuk-garuk sampe bentol gede begitu.
Dia: Hehe. (gue rasa dia nggak ngerti sarkasme) Yauwis, mbak, ada balsem?
Bibi: Ada, tunggu sebentar *ambil balsem*. Nih *ngasih balsem*

Dia ngambil balsemnya dan ngolesin ke tangannya. Terus dia berusaha nenangin gue pake kata-kata:

Dia: Ini parah lho, mas, bakal sakit lho.
Gue: Nggak apa-apa, bude, asal bilang-bilang aja supaya akunya siap waktu mau dipij... ADAAAAAAW.
Dia: Lho? Baru dipegang doang lho, mas.
Gue: Tapi sakiiiiit, bude.  Pelan-pel... AAAAAAAAW.

Kaki gue langsung digrepe-grepe tanpa aba-aba. Sebelum-sebelumnya gue udah ngerasa sakit bahkan waktu dipegang doang, tapi lama-lama gue kebiasa, dan nggak teriak kesakitan lagi waktu dipegang... tapi teriak kesakitan waktu diurutnya. Dan parahnya, rasa sakitnya nyampur sama rasa geli. Dan itu kombinasi paling parah yang pernah ada. Bayangin aja, lu ngerasa sakit plus geli! Hal yang paling ngebuat gue sakit waktu ada di posisi itu adalah karena bingung mau meringis atau ketawa. Jadi, maghrib-maghrib tetangga gue terpaksa denger teriakan "AAAAAAW AHAHAHAHAAAAAAWAHAHAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAWAHAHAAAAAAAADUDUDUHAAAAWAHAHA".

Proses penyiksaan itu berlangsung selama setengah jam non-stop, yang artinya tetangga gue juga disiksa sama teriakan gue. Gue jadi punya pandangan negatif sama kegiatan urut-mengurut itu. Bisa-bisanya manusia ngelakuin hal keji macam itu dengan alasan nyembuhin. Si mbok jamu itu juga bilang, "Besok juga udah nggak bengkak dan bisa jalan lagi... mudah-mudahan." Dan ternyata si mbok itu bener... cuma salah sedikit di bagian "nggak bengkak dan bisa jalan lagi". Nyatanya kaki gue masih bengkak sampe hari ini, dan masih berasa sakit dikit. Nah, saran gue, misalnya bagian tubuh lu cidera, jangan diurut, sekali lagi JANGAN DIURUT. Misalnya lu punya list yang judulnya "10 Pengobatan Untuk Sembuhin Cidera Gue", percaya sama gue, "Diurut" itu  pantesnya ada di posisi 15. Soalnya itu bener-bener kejam. Mungkin aja suatu hari kalo ada perang, diurut itu dipake buat menginterogasi mata-mata.

Di suatu ruangan.

Prajurit A: *mukul paha Mata-mata pake palu* Sebutkan apa misi kamu?!
Mata-mata: *meludah* Sampai mati pun tidak akan kuberitahu!
Prajurit B: *menatap Prajurit A dan mengangguk* Sepertinya kita harus memanggil si Mbok
Mata-mata: *mengerutkan dahi* Hah?

10 menit kemudian Mbok dateng memasuki pintu.

Mata-mata: *menatap tajam*
Mbok: Sepertinya sendi kamu di sini kegeser. (pake nada ancaman) Kalau kamu tidak memberitahu apa misimu, akan saya sembuhkan!
Mata-mata: *melotot* Sudah kubilang sampai mati pun tidak akan kuberitahu!

Si Mbok pun membaringkan Mata-mata dan mulai mengurut. Krek, krek.

Mata-mata: AAAAAAW! ADAAAAW! Ampuuuuun! Misi saya membunuh pemimpin kalian. Tolong hentikan.

Dan si Mbok melenggang keluar pintu sambil senyum ke arah prajurit-prajurit.

Tamat.

Friday, April 15, 2011

Posting-ing

Hari ini gue dapet pencerahan waktu lagi duduk di sebelah orang bau di bis dalam perjalan pulang ke Bekasi. Pencerahan itu dateng dari billboard yang ada di jembatan di tol. Billboard itu mengiklankan iklan J.Co. Di situ ditulis "J.Coing blabblablabla" (lupa). Nah, berkat billboard itu, satu misteri hidup gue terpecahkan. Misteri yang disebabkan oleh temen gue yang gaul. Misteri kata-kata "-ing" (maunya sih biar keliatannya horor, tapi jelas banget kalo gagal).

Pernah nggak kalian ngeliat temen kalian nulis suatu kata yang belakangnya ditambahin "-ing"? Enth kt apapn tu... anjrit nih keyboard alotnya kayak cireng!

--DIULANG--

Hari ini gue dape... eh kejauhan!

--DIULANG #2--

Pernah nggak kalian ngeliat temen kalian nulis suatu kata yang belakangnya ditambahin "-ing"? Entah kata apapun itu. Pasti pernah kan? Kata yang ditambahin "-ing" biasanya adalah kata kerja berbahasa Inggris yang berbau continuous atau simpelnya yang lagi dilakukan. Contoh kalimatnya: kicking in the frontseat, dan sitting in the backseat... D'oh! Kok jadi lirik lagunya Rebecca Black?! *istighfar*

Eniwei, kayak yang gue bilang, kata yang ditambahin "-ing" itu nunjukin sesuatu yang dikerjakan, itu juga biasanya disertai sama penghubung (kayak: Is, was, are, were, be, been), dan itu semua dalam bahasa Inggris! Dan temen gue ngelakuin sebaliknya.

Temen gue yang inisialnya A.S.E.P bisa dibilang anak yang ikutin tren banget alias gaul. Waktu BB lagi  heboh, dia minta beli Blackberry, bukan Bakrie Berry (esia). Waktu behel lagi ngetren, dia pake behel, padahal giginya nggak seberantakan kehidupannya. Waktu sepeda fixie lagi nge-boom, dia langsung heboh sendiri bikin status yang intinya kalo dia mau bikin fixie, dan gue bahkan nggak yakin dia bisa naik sepeda. Tapi di samping itu dia orangnya baik. Waktu SMA gue sering dikasih contekan, dan dia walaupun sering diejek, nggak marah... oke, mungkin marah. Tapi tetep,  dia orang yang baik. Orangnya tinggi, tegap, suaranya berat, keliatannya macho, tapi sayang agak ngondek.

Dan beberapa bulan lalu, gue ngeliat dia sering banget bikin status yang pake kata ditambahin "-ing". Bukan kata bahasa Inggris, tapi bahasa Indonesia. Gue ngeliatnya itu cukup unik juga. Kata bahasa Indonesia digituin. Dan ternyata gue ngeliat banyak juga anak muda yang begitu. Gue pikir jangan-jangan temen gue ini trendsetter. Keren juga punya temen trendsetter. Akhinya gue nanya ke dia waktu dulu dia habis update status di twitter "Poop-ing" (penting yeee. Haha)

Gue: S.E.P (inisial lho. Sumpah! Bukan nama panggilan dari nama "Asep".), kenapa akhir-akhir ini lu sering make "-ing" di belakang kata?
Dia: Oh, nggak apa-apa. Haha. Kenapa emangnya, Mar?
Gue: Nggak, gue ngeliat banyak yang kayak gitu. Gue pikir elu yang pertama kali ngelakuin Gerakan Ing. Atau emang bener lu yang pertama?
Dia: Haha. Nggak, gue cuma ikut-ikutan...

Yaaa, udah gue duga sih. Setelah itu, dia ngejelasin panjang lebar tentang ing-ingan itu. Dan di akhir dia bilang kalo dia dan temen-temennya biasa ngasih ke kata apa aja. Bahkan kata benda. Tapi mereka nggak tau itu diawali siapa. Dan sampe hari ini gue penasaran, dari mana tren ing-ingan itu berawal. Tapi begitu gue liat billboard J.Co itu, misteri ing-ingan itu terjawab (entah kenapa kata-kata terakhir kesannya lebay). Ternyata ing-ingan itu dari J.Co!
Penasaran gimana aja "-ing" yang pernah temen gue publikasiin? Ini adalah ing-ingan yang pernah dia publikasiin sepenglihatan gue.

- "J.Cool-ing." (maksudnya lagi makan J.Cool di J.Co)
- "Poop-ing." (berak)
- "Eat-ing" (makan)
- "Study-ing" (gue nggak yakin "study" di sini artinya "belajar")
 
Dan ing-ing lainnya. Yang gue heran, kenapa yang kata inggris "-ing"-nya pake dipisah segala? Mau gue tanya tapi terlalu males. Gue ambil kesimpulan aja kalo itu dilakuin dia karena udah kebiasaan. Ya, taulah, orang yang udah kebiasaan ngelakuin sesuatu, kalo ngelakuin sesuatu lain yang hampir sama, dia bakal ngelakuin sesuatu lain itu sama kayak sesuatu sebelum sesuatu tadi... nah loh. Ya contoh simpelnya kayak orang yang biasa SMS dsngkat kyk gn, yg nls kbnykan hrf konsonan'a drpd hrf vkal n srg slh peletakan dan pmakaian tnda bc kyk gn. Biasanya orang yang udah sering begitu, walaupun nulisnya udah pindah di komputer, dia bakal kebiasaan untuk salah. Karena kebiasaan atau udah ngerasa nyaman begitu. Ya itu juga mungkin yang kejadian sama temen gue. Walaupun--misalnya--eating itu udah satu kata, tapi dia tetep pisah pake tanda strip. Karena udah biasa pake strip gitu. Atau jangan-jangan dia nggak tau kalo eat itu bahasa Inggris. Haha.
Mungkin aja suatu hari dia bakal tulis "thinking-ing" dengan alasan, thinking itu kata dasarnya, dan artinya mikir, bukan sedang berpikir.

Dan berdasarkan dia, kata benda juga bisa. Mungkin suatu hari dia juga bakal nulis:

- "Batu-ing" (ngelempar batu/melakukan hal lain dengan batu)
- "Mesin-ing" (benerin mesin kendaraan/mempreteli mesin orang lain untuk dijual)
- "Celana dalem-ing" (mencuci celana dalam/mencuri celana dalam)
- "Malming" (ya malem Minggu lah)

Dan ini gue posting-ing. Bukan posting. XD

Friday, April 8, 2011

Galau Lauag

Sekarang udah hari kedua gue dalam kondisi galau. Dan gue sekarang tuh kayak sering teriak sendiri di dalam hati "Kecelakaan kek gue! Bis yang gue naikin kebalik kek, pengamen yang lagi ngamen mabok terus mukul kepela gue pake kecrekan kek, rombongan bencong yang kabur dari hansip lari nabrak gue dan gue keinjek-injek kek."

Bagi yang nggak tau, gue galau karena masalah yang gue sendiri nggak tau itu apa. Dan gue serius. Menurut gue ini penyebab galau yang nggak keren. Bayangin aja, gue belakangan ini ngerasa banyaaaaaaa... (huruf "A"-nya anggap aja udah sejuta) ... aaaak banget pikiran, tapi sebenernya gue nggak mikirin apa-apa. Dan gue mau cerita ke orang, tapi gue bingung apa yang mau gue ceritain. Mungkin karena bingung mau cerita apa, bertambah lagi deh galau gue, galau karena bingung mau cerita tentang apa.

Temen gue bilang kalo galau karena bingung apa yang digalauin itu hal yang konyol, lucu, plus aneh. Yaa, gue nggak ngebantah itu. Itu emang hal yang cukup bego. Ibaratnya kayak orang yang ngerasa mules yang ngerasa pengen boker tapi dia sendiri belom makan selama 4 hari. Akhirnya tuh orang cuma bisa duduk/jongkok di jamban nunggu tuh tokai keluar tapi nggak keluar-keluar, yang keluar cuma kentut. Dan itu yang gue lakuin sekarang waktu lagi dalam kondisi galau begini. Bukan! Bukan duduk/jongkok nungguin tokai keluar sambil kentut-kentut. Gue nunggu. Diem.

Kalo dipikir-pikir, gue malah ngelakuin kebalikan dari hal yang seharusnya orang lakuin waktu di saat galau. Menurut gue obat galau yang paling ampuh tuh hangout bareng temen/orang spesial. Entah itu jalan bareng atau sekedar nongkrong. Dengan ngumpul bareng mereka, dan asik-asik bareng mereka, lu mungkin bakal lupa masalah lu. Tapi untuk kasus gue beda. Kenapa? Mau lupain masalah gimana? Gue aja nggak tau masalah gue. Makanya gue lebih milih istirahatin badan dan pikiran gue, karena bisa jadi gue cuma capek soalnya udah hampir sebulanan gue nggak istirahat yang banyak. Pulang kuliah langsung balik ke rumah. Nggak pake acara jalan dan tolak ajakan. Tidur.

Ya tapi tiap-tiap orang punya cara sendiri untuk mengatasi kegalauannya. Dan misalnya lu nganggap kegalauan gue yang sekarang dan cara nanggapinnya itu aneh/konyol, elu salah! Ada lagi yang lebih lucu!

Ada sebagian cewek yang malah makan waktu mereka lagi galau. Mereka makan banyak untuk ngelupain masalahnya. Mereka lupa sama berat badan mereka yang terus naik selagi mereka makan, tapi toh mereka nggak peduli, yang penting masalahnya terlupakan! Nah, setelah galau selesai, mereka baru sadar kalo berat badannya naik. Masalah nambah lagi, yaitu berat badan. Akhirnya jadi galau/stres karena jadi gemuk. Dan kayak yang gue bilang tadi, cara mereka menyikapi kegalauannya itu adalah dengan cara makan dengan brutal. Dengan makan secara brutal, tujuannya adalah untuk lupain masalahnya tentang berat badan, tapi secara nggak sadar tuh orang malah nambahin masalah ke masalahn ya

Dan ada lagi sebagian... eh, ini mah mungkin semua orang (cewek/cowok) yang waktu galau karena masalah romansa malah dengerin lagu galau yang supermellow, atau nontonin FTV yang superracun. Itu sebenernya boleh-boleh aja dan nggak salah. Gue bilang boleh-boleh aja ya karena emang hiburan toh? Dan gue bilang nggak salah ya karena emang nggak salah, tapi salah banget. Kenapa? Gini, manusia yang lagi galau tentang masalah romansa gitu, pasti tentunya mau ngelupain masalahnya kan? Bukan yang galau karena masalah romansa aja, tapi semua kegalauan pasti masalahnya pengen dilupain kan? Nah, di sini kalo galau tentang masalah romansa. Biasanya ini terjadi waktu lagi putus atau tau kalo gebetan lu nggak suka sama lu, dan elu mau ngelupain apa aja masalah yang berhubungan sama di si doi (pihak yang digalauin, bukan  yang galau). Dan cara yang lu tempuh adalah misalnya denger lagu cinta-cintaan yang super mellow di saat itu atau nonton FTV yang superracun tadi. Dengan ngelakuin itu semua apa bisa lu lupa? Pasti waktu denger lagu mellow itu lu malah ngomong di benak sendiri "Lagu ini ngingetin dia banget", "Jadi inget waktu dia lagi blablablablal", dll. Atau waktu lu denger sepenggal lirik galau, lu malah jadi kepikiran dia, dll yan intinya lu jadi lupa kalo sebenernya lu mau ngelupain masalah yang berhubungan sama si doi. Dan waktu nonton FTV superracun tadi lu malah menghayal yang nggak-nggak. Misalnya elu sama si doi jalan berdua, pegangan tangan, lalu berhenti. Dan adegan lanjutan yang lu bayangin adalah lu megang pipinya make tangan kananlu, menatap matanya si doi, dan elu ngomong ke dia "Lu adalah hal terindah yang pernah ada di hidup gue." dan kemudian lu ngebayangin muka lu jadi deket ke muka dia dan akhirnya ciuman. Semua itu karena FTV yang lagi lu tonton waktu galau itu menyiarkan hal yang sama, dan secara otomatis, otak lu ngebayangin hal sama di FTV itu tapi tokohnya diganti sama elu dan dia. Jadi, FTV itu nggak baik buat kesehatan mental kalian. Itu nyuruh lu ngebayangin contoh kehidupan manis yang sebenernya jarang banget kejadian di dunia nyata.
Dan dengan ngedenger yang tadi atau nonton yang tadi gue bilang, itu sama aja nyiksa dirilu sendiri. Dan elu secara nggak sadar ketagihan. Ya, ketagihan! Nggak percaya? Coba pikir ulang apa aja yang lu lakuin waktu galau masalah romansa. Atau, bukti nyata juga ada banyak kok, main aja ke timeline/wall orang yang lagi galau. Liat semua yang mereka tulis. Haha.
Semua itu mungkin karena ada sisi dari otak manusia yang ngebisikin dirilu kalo lu itu harus nyiksa diri lu sendiri dengan "imajinasi-tak-sampai" tadi. Jadinya, lu lupa kalo lu sebenernya mau lupa supaya nggak galau, dan malah menuhin sekeliling lu sama hal yang nggak bisa ngebuat lupa. Kalo gue sih misalnya kalo lagi galau karena apapun itu, gue biasanya denger lagu metal, atau lagu yang keras-keras. Dan juga nonton film-film yang bikin ketawa. Bagaimanapun juga itu lebih baik. (Baca: Jadi nggak boleh denger lagu mellow, nyet?) Lah siapa yang larang? Denger aja, toh musik kan buat dinikmati. Tapi mendingan waktu lagi nggak galau. :p

Kan, bisa diliat kalo galau gue sekarang dan cara nanggapinnya nggak begitu konyol/aneh. Tapi, ya emang aneh sih. Galau karena nggak tau masalah apa yang dibingungin, dan nanggapinnya malah diem. Ya, mau gimana lagi, mending diem istirahat toh? Wong nggak tau apa yang jadi masalahnya. Bener-bener galau yang aneh, galau yang konyol, galau yang lucu. Galau lauag.

Thursday, April 7, 2011

Krisis

Well, semalem setelah gue nulis tentang kuliah-kuliahan dan sekitarnya, gue jadi ngerasa GALAU. Beneran. Bukan galau karena laper atau apa, tapi bener-bener galau.
Gue jadi berasa banyak pikiran, gue kebingungan, dan berasa banyak pikiran. (Baca: Lho? Kok 2 kali?) Ya karena gue emang ngerasa banyak banget pikiran. Tapi, anehnya gue nggak mikirin apa-apa.
Dari dulu sampe sekarang gue sering ngelucu gue lagi ngerasa bingung dan hal yang ngebuat gue bingung adalah gue nggak tau apa yang gue bingungin. Nah, sekarang gue ngerasa begitu. Karma!

Gue sempet mikir kalo gue itu kena yang namanya quarter-life crisis. Tapi kalo dipikir-pikir, gue aja belom sampe umur 20, apalagi 25. Jadi, bisa dibilang cuma kena life crisis aja.
Oke, bagi yang belom tau dan males masuk ke link tadi, gue bakal jelasin seperlunya aja tentang life crisis itu. Saat dalam fase begitu, lu bakal mikir tentang dirilu. Lu bakal mikir apa peranlu sebagai manusia sekarang, bakal jadi apa lu ke depannya, gimana lu ngejalaninnya, gimana lu harus jadi lebih baik, dan sekitar itu.
Jujur, semalem gue sedikit mikir ke arah sana. Dan mungkin itu penyebab awal kegalauan gue. Gue mikir, "Udah hampir 20 tahun, tapi apa aja yang udah gue lakuin? Gimana hidup gue di masa depan nanti? Apa gue bakal sesuai pikiran gue? Gimana kalo nggak? Gimana kalo ternyata gue jadi tukang ojek? Gimana kalo ternyata gue jadi tukang pijit? Gimana kalo ternyata gue jadi tukang pijitnya tukang ojek? Gimana kalo gue masih aja ngomong sendiri di dalem hati kayak lakon sinetron? Gimaanaaa?"
Intinya, gue jadi mikirin masa depan secara berlebihan. Dan gue juga jadi sadar, kalo selama ini hidup gue 80% ngalir, 19% direncanakan, 1% bodo amat, dan 1% bodo-bodo-bodo-amat. Jadi totalnya 101%.
Tapi, gue rasa mikirin hal begitu cuma sedikit dari penyebab kegalauan gue sekarang. Mungkin sekitar 15% lah. Lalu, apa dong 75% itu? Ya gue bingung. Dan gue jadi bingung karena bingung apa yang gue bingungin. Serius!

Bisa dibilang sekarang ini titik galau terparah kedua yang pernah gue alamin, karena gue bahkan nggak bisa nyari celah sisi positifnya. Gue mau curhat ke orang, tapi juga nggak bisa, karena:

1. Gue kurang suka berbagi kesulitan sama orang
Ya, gue kurang suka berbagi perasaan negatif ke orang lain. Gue jauh lebih suka berbagi hal-hal yang ceria atau yang menyenangkan. Gue pikir nggak baik kalo kita berbagi kesedihan atau sejenisnya ke orang, karena itu sama aja ngasih beban ke dia, dan gue nggak mau jadi beban. Tapi walaupun begitu, gue sama sekali nggak keberatan jadi dukun curhat orang lain. Gue dengan siap sedia bakal dengerin apapun yang orang curhatin ke gue, dan misalnya dia minta solusi/nasihat, gue juga bakal ngasih sesuai pemikiran gue, tapi pengecualian buat orang yang gue gebet. Kenapa? Karena, misalnya lu jadi dukun curhat orang yang lu gebet, kemungkinan besar-banget, dia bakal ngerasa nyaman sebagai temen ke elu. Sementara pemikiran gue nyaman sama cinta itu beda. Makanya, misalnya si doi udah terlanjur curhat ke elu, dengerin aja, dan kalo bisa cari celah untuk ngomongin hal di luar konteks itu, dan jangan senggol ke masalah itu lagi. Dan misalnya dia minta saran, jawab aja "menurut lu apa yang sebaiknya lu lakuin?" Apapun jawabannya, lu bilang lagi "Nah, itu juga yang bakal gue lakuin." Keliatan egois? Mungkin. Tapi di sini yang mau ditunjukin adalah kalimat "Gue biarin semua cowok ngebantu selesaiin semua masalah lu dengan menjadi dukun curhatlu. Supaya nantinya elu bisa ceria lagi dan kemudian hangout bareng gue." Tapi... kok tiba-tiba malah nyenggol ke sana? Tentang begituan nanti aja gue jelasin. Ya, intinya gue nggak suka berbagi emosi negatif lah. Bukannya orang-orang justru lebih suka ada di orang yang ceria dan beraura positif? Itu dia sebabnya gue jarang curhat, entah status FB, twitter, atau dunia nyata.

2. Karena gue sendiri bingung apa yang jadi masalah gue
Ya anggap aja gue orang yang kebalikan dari poin satu tadi. Anggap aja gue orang yang sering curhat dan cerita ke orang tentang masalah gue supaya masalah gue jadi berasa berkurang. Nah, walaupun misalnya gue orangnya begitu, gue tetep nggak bisa curhatin masalah gue sekarang ke orang lain. Karena gue sendiri NGGAK TAU APA YANG MESTI GUE CERITAIN! Yak, persis kayak yang gue bilang di awal tadi. Galau gue sekarang karena sedikit mikirin masa depan, dan banyak karena hal yang rancu. Parah emang... atau bego tepatnya. Atau bego yang parah? Ya terserahlah.


Dan tadi gue juga bilang kalo ini adalah fase galau kedua terparah dalam 19 tahun beberapa bulan hidup gue. Yang pertama adalah dulu, waktu gue mau masuk dunia perkuliahan. Gue ngerasa hal yang sama kayak sekarang, cuma lebih parah. Bahkan gue sendiri males ceritainnya. Malu. Intinya waktu itu gue jadi super labil/emo gitu lah.
Yaaa, walaupun yang sekarang ini nggak separah yang dulu, gue rasa ini bakal makan waktu lama. Ya tapi mudah-mudahan enggak.


*****


Nah, cukup curhatnya. Sekarang gue mau kasih ngejelasin apa aja respon temen-temen gue setelah baca postingan-postingan tentang hubungan cewek-cowok yang gue tulis akhir-akhir ini. Dan beberapa pertanyaan bakal gue masukin sini, ya sekedar penjelas.

T: Tanya
J: Jawab

T: Ah, kalo begitu gue nggak dianjurin untuk jadi diri gue yang sebenernya dong?
J: Lho? Gue nggak ngelarang untuk jadi diri lu yang sebenarnya. Gue aja masih jadi diri gue yang sebelum-sebelumnya, nggak pura-pura kayak maen drama, gue  masih gue yang dulu yang suka ngejek orang dan suka acak-acakan. Nggak masalah kalo jadi dirilu yang sebenernya. Masalahnya, dirilu yang sebenarnya itu udah menarik atau belom? Kalo pribadi lu udah menarik dan hari-harilu seru sih nggak masalah. Nah, tapi kalo kebalikannya? Tiap hari lu cuma ngeram di atas kursi, megangin keyboard dan mouse sambil nontonin monitor, main game online. Kemampuan sosial elu  gimana mau nambah? Dan lagi mana ada cewek yang mau ngerebutin lu? Kalo emang kayak gitu, lu harus ngerubah total kebiasaanlu. Setiap hari usahain ketemu dan ngobrol bareng orang baru. Entah itu cewek yang lagi nungguin sesuatu, pengamen, atau kernet sekalipun. Obrolin tentang apa kek, nanya jam kek, udah dapet berapa penghasilannya kek, pokoknya ajak ngobrol. Itu berguna untuk ngelatih komunikasi lu. Dan perbanyak kenalan cewek, dan ngajak mereka jalan. Itu berguna untuk ngebuat supaya elu kebiasa ada di sekitar cewek, sehingga nggak bakalan kaku/grogi kalo ketemu cewek yang asing. Nah kombinasi keduanya tadi itu ngebuat lu jadi pribadi yang menarik dari dalem. Udah nggak grogi, ngobrol lancar dan seru, ditambah pembawaannya nggak kaku. Cewek asing bakal nganggap lu asik. Makanya, rombak ulang diri lu dari dalem.

T: Bukannya cewek suka sama yang romantis gitu ya? Tapi kenapa lu bilang nggak boleh romantis?
J: Udah gue duga kemampuan baca lu kurang. Gue bilang boleh aja perhatian/romantis ke dia. Tapi, saat yang tepat untuk ngelakuinnya adalah waktu dia JUGA tertarik ke elu. Cewek suka perhatian dan hal-hal romantis dari cowok yang disukanya. Cewek justru malah ilfil waktu ada cowok yang perhatian/romantis sementara tuh cewek nggak tertarik ke dia. Kayak yang gue bilang juga, kalo misalnya ada cewek yang ngejar lu, perhatian sama lu, tapi sementara lu nggak tertarik sama dia, gimana perasaan lu? Ilfil kan? Makanya kalo mau romantis/perhatian, mending waktu tuh cewek udah ngelakuin duluan, supaya elu tau kalo dia emang tertarik sama lu. Itu misalnya lu belom yakin. Tapi, buat pria berkualitas itu nggak perlu, karena pria berkualitas itu nggak perlu minta konfirmasi, karena dia tau kalo udah pasti tuh cewek tertarik sama dia.

T: Kalo diliat dari logika sih yang tentang SMS unromantic itu bener deh. Tapi nggak apa-apa kan kalo jadi romantis sekalian di SMS-nya, nggak usah jadi unromantic lagi?
J: Yaa, terserah lu. Tapi kayak yang gue bilang, manusia itu imajinatif. Dia pasti udah tau mau ke mana arah SMS lu itu. Nah, berhubung cewek suka kejutan, ya gue saranin untuk jadi unromantic tadi. Selain itu, kalo mau romantis di telfon/SMS emang nggak salah. Tapi lu harus tau, romantis itu bukan soal kata-kata manis, hadian, atau bunga. Romantis itu soal sikap yang tepat di waktu yang tepat. Dalam arti lain, lebih ke tindakan, bukan teks atau suara doang. Oh iya, simpen semua rasa romantis/perhatian lu yang lu sediain ke gebetan lu, dan baru lakuin waktu dia udah jadi pacar lu. Romantis itu bukan untuk dapetin pacar, tapi untuk ngasih bumbu ke hubungan yang lagi dijalanin.

T: Kalo ngelakuin semua yang lu tulis itu, cowok jelek juga bisa?
J: Kenapa nggak?Cewek emang suka sama cowok yang ganteng atau tajir. Mana ada sih cewek yang bakal nolak? Tapi cewek lebih dari itu, cewek suka sama cowok yang berkepribadian menarik. Lu pernah nggak liat cowok ganteng/tajir yang kepribadiannya kurang menarik, kayak misalnya dia tertutup banget, sok misterius, atau ngeselin? Dan pernah nggak ngeliat cowok yang tampang pas-pasan tapi kepribadiannya menarik, kayak orangnya asik, lucu, nyambung, atau ceria? Di antara 2 itu, mana yang biasanya dikelilingin sama cewek-cewek? Yang kedua jawabannya. Karena cewek itu suka sama cowok yang berkepribadian menarik! Selama lu asik, lu bakal disukain sama cewek, muka ganteng atau tajir itu dianggap cuma bonus.Yang penting kepribadian!

T: Lu bilang cara paling bagus untuk nunjukin rasa tertarik ke cewek itu dengan nggak nunjukin rasa tertarik itu. Gimana bisa?
J: Bisa dong. Gini deh. Anggap aja target lu itu orang cantik yang dikejar-kejar sama banyak cowok dan dia belom tertarik sama siapapun termasuk elu. Semua cowok bersikap romantis ke dia, perhatian ke dia, ngasih sogokan ke dia dan keliatan banget ngejar-ngejar dia. Nah, kalo lu ikut-ikutan kayak mereka (cowok yang ngejar), si cewek apa bakal ngelirik lu? Nggak lah. Lu cuma bakal keliatan sama kayak yang lain. Bagai jerami di tumpukan jerami. Kalo dia mau ini-itu, dia tinggal bilang dan berbondong-bondong cowok laen ngasih ini-itu ke dia. Dia nggak butuh elu, yang sama kayak puluhan lainnya, karena dia udah punya puluhan lainnya itu di belakangnya. Dia udah punya banyak pengejar, nambah satu mah nggak berpengaruh. Dalam arti laen, si cewek mungkin bosen, karena udah sering disogok sama hal-hal yang begitu atau udah keseringan dikejar. Apalagi dia cewek cantik! Pasti bosen setengah mati. Nggak bisa nangkep? Nih buat para cowok, coba sebentar elu ngebayangin jadi cewek yang setiap hari dikerumuni cowok yang romantis, berlomba-lomba menunjukkan kriteria calon pacar andalan, dan selalu ngasih perhatian setiap saat. Gimana? Elu pasti bakal ngerasa bosen setengah mati! Apalagi karena elu tau cowok-cowok itu ngelakuin semuanya itu karena ada maunya. Ngebosenin dan menjijikan. Ya kan, para cewek? Dan lagi, kalo cewek udah tau posisi dia lebih tinggi daripada elu, atau bisa melihat elu ngarep setengah mati sama dia, rasa ketertarikan yang dia punya ke elu bakal menurun drastis! Itu adalah formula dasar manusia: kita menginginkan apa yang kita tidak bisa miliki dan sulit menghargai apa yang harus sudah ada jelas di depan mata kita.
Nah. sementara kalo lu ngelakuin yang nggak dilakuin sama cowok laen yang ngarep banget ke si doi, si cewek mungkin bakal beda. Sementara cowok laen berusaha bersikap manis/baik dan jaim di depan tuh cewek, lu malah cuek ke tuh cewek, ngasih semua kesan (baik, nyebelin, rese, dll) dan mungkin sempet ngejek dia. Dia bakal penasaran, bro. Pernah nggak ngeliat cowok yang suka berantem, suka bikin ulah, atau bandel di sekolah lu? Dia biasanya dikerubutin cewek kan? Kenapa? Karena dia beda. Jadi intinya, kalo mau narik perhatian cewek, paling bagus adalah dengan nunjukin elu nggak tertarik ke dia. Itu ngebuatlu nggak terlihat gampangan, bro. Jadi keliatan lebih bernilai. Dan cewek mungkin bakal berusaha untuk masuk ke dunia lu untuk bisa ngerasain kehidupan lu. Itu bakal ngebuat cewek ngerasa spesial kalo bisa masuk ke kehidupanlu. Dan satu lagi yang gue lupa kasih tau kemaren-kemaren: Daripada diperlakukan spesial, cewek lebih suka ngerasa spesial! Nah, cowok yang ngejar-ngejar itu nggak tau hal ini. Mereka berpikir kalo selalu memberikan semua perhatian khusus siang malam dan tetek bengek hadiah-hadiah lainnya, cewek bakal tertarik pada mereka. Itu sebabnya elu bakal ngeliat kalo cowok pengen ngejar satu cewek, mereka akan ngelakuin hal-hal yang nggak pernah mereka lakuin ke cewek lain. Sekali lagi, itu salah. Ini bukan tentang apa aja perlakuan spesial yang udah lu lakuin ke dia. Tapi tentang dirilu yang ngebuat dia ngerasa spesial! Dan gue nggak bosen-bosen ngasih tau ini, kepribadian lu itu harus diperbaikin dulu. Nah, baru deh waktu dia udah tertarik sama lu, lu kejar-kejar dia.




Well, itu cuma tambahan dari apa yang gue tulis sebelum-sebelumnya. Dan lagi, itu gue nggak asal tulis. Berdasarkan yang gue tau dan dari pihak cewek langsung lho. :p
Oh iya, mungkin ini bakal terakhir kalinya gue nulis tentang hubungan cewek-cowok, soalnya konsepnya udah ngaco dari blog ini. Dan lagi, gue nggak begitu expert. XD
Udah ye. Ciao!

Wednesday, April 6, 2011

ITKP Dan Dunia Iklan

Pagi ini gue kuliah kayak hari biasa. Mungkin hal yang nggak biasa di pagi ini cuman waktu berangkat gue yang jam setengah 7 (gue aja sampe sekarang masih heran), dan gue nggak sempet mandi waktu berangkat... eh, yang kedua sih udah biasa deh.
Ngomong-ngomong, gue dari dulu belom nyeritain tentang di mana gue kuliah ya? Haha. Okelah, kayaknya sekarang gue bakal nulis tentang kampus gue, walaupun terlambat sebentar. Sekitar 2 tahun.

Gue kuliah di salah satu universitas di Indonesia yang kalo lu tanya ke orang kenalan lu, mungkin 95% bakal nggak tau. Kampus gue namanya ITKP The School of Advertising. Kampus gue itu fokus ngajarin tentang periklanan. Apa aja yang harus gue tau kalo mau jadi pengiklan, gimana aja tata cara beriklan, dan banyak lagi. Di sana diajarin komunikasi sekaligus pemasaran.

Kalo mau jujur, belajar di sana nggak sesuai sama yang gue harapin. Soalnya yang gue pikirin itu banyak praktek bikin iklan, gimana cara bikin iklan yang kreatif, dll. Tapi ternyata salah. Yang banyak disodorin justru teknik komunikasi pemasaran. Gue nggak tau kenapa begitu, tapi salah satu senior gue bilang itu karena ITKP terkenal karena AE-nya. Tau apa itu AE? AE itu kependekan dari Account Executive, yang deskripsian pekerjanya bisa lu liat di sini.

Di ITKP, gue dijelasin kalo ada 3 cabang yang bakal jadi kerjaan kalo masuk ke dunia periklanan di agensi. Dan itu adalah: Creative Department, Account Services, dan Media Services. Orang yang kerja di bidang Creative Department biasanya dipanggil orang kreatif. Orang yang kerja di bidang Account Services biasanya dipanggil AE. Dan orang yang kerja di Media Services biasanya dipanggil orang media. Atau seenggaknya itu yang biasa gue denger dari senior-senior gue.

Berhubung AE tadi udah gue kasih link yang ngejelasin apa aja urusannya. Sekarang gue ngejelasin seperlunya aja tentang media dan creative tadi.
Pertama media.  Bagi yang suka ngitung-ngitung, mungkin pas banget sama kerjaan beginian. Karena salah satu pekerjaannya adalah ngitung anggaran biaya. Jadi, misalnya ada klien ngasih 10 milyar untuk setahun kegiatan promosi, nah orang media yang ngurus-ngurus itu semua. Dia harus ngitung perlu ngeluarin duit berapa untuk bikin iklan, ngitung berapa anggaran buat sewa spot, dan bayaran yang bakal didapet. Oleh karena itu, orang media perlu bisa ngatur uang. Selain itu, orang media harus cermat milih media mana buat beriklan. Dia yang milih media yang kiranya efektif untuk beriklan. Jadi orang media juga harus bisa make logika dan cermat. Kalo orang medianya nggak cermat, mungkin aja dia bakal beli spot iklan TV di Space Toon untuk iklan kondom. Kan buang-buang duit (dan harga spot iklan di TV bisa mencapai 30 jutaan lebih/30 detik).
Kedua kreatif. Di dunia kreatif ini dibagi lagi jadi 2. Pekerjaan art director dan copywriter. Art director adalah orang yang kerjanya berhubungan dengan desain dan tampilan eksekusinya, kalo copywriter adalah orang yang kerjanya berhubungan dengan konsep dan naskahnya. Dan biasanya mereka berdampingan.  Seorang copywriter yang ngebuat naskah yang mengandung pesan yang bakal disampaikan ke berjuta-juta konsumen, dan seorang ardir adalah orang yang ngerubahnya ke bentuk visual. Untuk lebih deskripsian yang lebih, bisa baca di sini. Dan di atas 2 pekerjaan itu, ada profesi Creative Director yang tugasnya ngarahin kedua profesi tadi.
Dan dari semua yang ada di atas, kalo gue kerja di agensi nanti, gue mau jadi copywriter. Tentu aja itu didasari sama kesukaan gue untuk nulis, tapi rasa suka sama menulis aja nggak bisa diandalkan di sana. Ada yang mau gue kutip dari link terakhir nih tentang copywriter "...Anda akan diharuskan untuk berbicara ke beberapa juta konsumen dengan bahasa dan jargon mereka masing-masing sesuai dengan ciri khas mereka. Anda tidak akan membuat sebuah diari yang menceritakan kehidupan Anda, tapi membuat sebuah cerita mengenai sebuah produk sehingga konsumen merasa terpanggil, simpati dan pada akhirnya ingin mencobanya."
Intinya, kalo mau jadi copywriter yang bagus, lu harus bisa menghipnotis lewat kata-kata. Sementara, gue belom terlalu bisa untuk hal itu... oke, mungkin emang nggak bisa untuk sekarang. Dan copywriter perlu tau apa aja yang lagi populer di antara masyarakat, dan wawasan harus luas. Gimana? Tuntutannya berat kan? Haha. Tapi... kenapa jadi bahas masalah kerjaan di dunia advertising? Itu mah bisa kalian cari sendiri di google. Kan gue mau bahas kampus gue.Oh, iya. Prospek di dunia periklanan itu bagus lho. (cuma ngomong)

Di ITKP hampir semua pengajarnya adalah praktisi periklanan, yang belajar dari pengalaman bukan dari buku. Dan di sana yang di-"anak emas"-kan adalah anak D3-nya. Dan gue masuk D3 di sana. Yang kuliah di sana bisa keitung dikit. Paling satu angkatan isinya 1 kelas doang. Ya karena ITKP itu nggak pernah berpromosi, sehingga yang tau malah dikit. Sangat disayangkan emang, untuk kampus yang udah 6 kali juara iklan sedunia, tapi kurang dikenal sama masyarakat Indonesia (tapi ITKP udah dikenal di agensi-agensi besar). Padahal untuk kualitas nggak perlu ditanya lagi (anak UI, dan universitas lain aja nerusin S1 advertising aja di kampus gue. Dan tebak mereka tau dari mana... rekomendasi dosennya). Yaa, mungkin pendirinya berpikir kalo sekolah bermutu ya nggak perlu berpromosi. Haha.

Sekarang gue udah 2 tahun di sana. Gue udah diajarin banyak. Tentang psikologi pemasaran, teknik yang bagus untuk beriklan, dll. Tapi entah kenapa, gue tetep ngerasa kalo seharusnya gue kuliah psikologi aja. Dan gue sekarang malah pengen kerja di radio, atau majalah ketimbang di agensi. Padahal udah jelas kalo di agensi lebih bagus. Tapi... ya taulah. Mungkin cuma dalam fase krisis aja. :p

Udah dulu deh nulisnya. Gue nggak bisa nerangin lebih jauh tentang dunia iklan atau kampus gue sendiri, karena emang gue belom sangat-sangat-paham tentang seluk beluknya. Yang gue tau, kerja di dunia advertising itu dinamis, jadi nggak cepet bosen dan prospeknya bagus. Terus kalo mau belajar untuk bisa kerja di pekerjaan yang prospeknya bagus itu kampus gue ngebuka jalan ke sananya, karena ITKP punya hubungan ke beberapa tempat. Dan kalo lulus dari sana, lu nggak cuma bisa kerja di agensi, tapi banyak tempat. Jadi, gimana? Tertarik untuk mengenal dunia periklanan lebih jauh? Masuklah ke ITKP. :D

Wednesday, March 30, 2011

7 Keajaiban Tentang Orang Bego Pengelola Blog Ini. Nah Loh Panjang Amat Judulnya!

Belakangan ini di situs twitter orang-orang pada seru ngebeberin hal-hal tentang dirinya masing-masing dengan hashtag #100factsaboutme.

Gue sempet mikir "100? Haha, nggak mungkin lah ada orang yang punya waktu luang sebanyak itu." Tapi ternyata ada, saudara-saudara. ADAAAA!

Jujur gue nggak begitu tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan mengisi 100 hal tentang diri gue tadi. Makanya, waktu di situs itu, gue cuma isi, "#1. Gue agak males. #2-100. Oke, gue emang males." Nggak makan waktu lama, dan itu udah ngewakilin gue.

Dan sekarang, niatnya gue mau nulis hal serupa. Tapi tenang, nggak sampe 100. Siapa pula yang bakal tertarik untuk ngebaca 100 hal tentang gue. Bukan karena hidup gue nggak menarik sehingga nggak ada yang bisa gue bagiin. Ini cuma masalah konsentrasi dan minat pembaca. Belom lagi waktu yang harus gue abisin buat nulisnya. Jadi, gue batasin 7 aja, supaya kesannya sama kayak 7 keajaiban dunia.

1. Gue orangnya agak pemalas
Oke, anggap aja kalian nggak baca kata "agak". Gue emang pemalas. Pernah di suatu Minggu gue disuruh sama nyokap untuk bersihin kamar, dan sampe hari Rabu pun baju-baju, celana dalam, buku-buku yang tergeletak di lantai belom gue beresin. Sampe akhirnya kamar gue yang berantakan itu dibersihin sama nyokap gue. Dan dalam 2 jam kurang udah tertata berantakan seperti semula. Dan alasan yang gue kasih ke nyokap adalah, "Kata dosen di kampus, berantakan itu ciri orang kreatif."
Itu cuma salah satu kemalasan gue. Masih banyak lagi yang belom gue jabarin. Tapi jangan salah, gue males juga tau situasi. Jadi gue malesnya untuk hal-hal yang wajar untuk dimalesin. :D

2. Gue punya bakat untuk nggak serius di saat yang serius...
... bahkan mungkin yang menyangkut hidup dan mati gue. Otak gue mungkin didesain untuk selalu bercanda apapun itu keadaannya. Salah satu contohnya, gue sering banget masukin candaan ke bahan presentasi gue. Kayak semester kemaren misalnya. Tugas akhir gue, gue masukin gambar Miyabi di salah satu slide-nya. Jadi gue ceritanya jadi calon brand manager suatu brand. Dan waktu itu gue pilih Indomie. Singkat cerita, di salah satu slide yang ngebahas tentang ide-ide gue, gue pasang gambar bungkus Indomie yang gambarnya Miyabi lagi makan mie. Gue jelasin apa isi aslinya, tapi kelas terlalu berisik sama tawa yang membludak. Bahkan dosennya pun ngakak. Tapi untungnya gue dapet A.
Untung aja belom pernah ada kasus yang bener-bener serius dan gue malah bercanda.

Perampok: *nodong pake pistol* Jangan teriak. Tengok ke arah 45 derajat. Jalan ke orang berjaket biru yang ada di sana pelan-pelan.
Gue: Euh... 45 derajat ke kiri atau ke kanan?
Perampok: Duh! Ke kanan, bego!
Gue: I-iya... tunggu, kanan gue atau kanan elu?
--JEDOOR!--

3. Gue ikut kegiatan parkour
Udah dari akhir Oktober 2010, gue mulai gabung sama komunitas parkour Bekasi (Backpack/Bekasi parkour). Semenjak gue ikut latihan bareng Backpack gue dapet banyak hal. Mulai dari badan yang udah ngebentuk six-pack tapi tangan masih kayak lidi, sampe beberapa pelajaran, kayak:
- Parkour itu bukan olahraga ekstrim yang lompat-lompat gedung. Parkour itu adalah seni pergerakan tubuh, yang bisa dipakai untuk berpindah dari titik A ke B secara efisien.
- Kalo mau pamer, seenggaknya nunggu jago dulu. Jangan sampe jatoh di keramaian dengan tidak indah dan malu kayak seorang temen gue.

4. Gue jadi orang yang hampir selalu berpikir positif semenjak nonton film The Secret betahun-tahun lalu
Waktu lagi libuan kelulusan kelas 3 SMA dulu, gue sempet ditawarin sama temen gue yang namanya Rifky film yang katanya tentang kehebatan otak manusia. Dia nawarinnya kayak nawarin bisnis MLM "Ini film tentang kehebatan otak manusia, Mar. Nyata. Jadi lu bisa dapetin apa aja sesuai apa yang lu mau. Makanya nanti nonton aja. Setelah nonton, nanti lu bisa tawarin ke orang lain dan orang itu jadi downline lu. Setelah punya beberapa downline, lu bakal naik ke bintang 5 dan akan mendapatkan penghasilan langsung sebesar 3 juta/bulan. Jadi, tertarik?"
Tentu aja dia nggak nawarin kayak gitu. Singkat cerita, gue akhirnya nonton dan semenjak saat itu gue selalu berpikir positif. Hasilnya? Tentu bagus buat gue. Gue hampir nggak pernah stres dan depresi. Karena gue ngeliat sisi positif dari hal yang ngebuat gue stres dan depresi itu. Contoh imajinernya: Waktu gue kecelakaan dan kaki gue diamputasi dua-duanya, mungkin gue bakal mikir, "Yaa, paling nggak gue nggak perlu repot beli sepatu."
Tapi mudah-mudahan jangan, Amit-amit jabang bayi.

5. Minggu-minggu belakangan ini gue dilatih untuk jadi orang yang luwes di depan cewek asing
Jadi ceritanya temen gue ada yang ikut suatu pelatihan untuk menjadi pria luwes gitu. Sebelumnya, gue dan abang gue sempet sepakat bahwa temen gue yang ikut pelatihan itu bener-bener menyedihkan. Karena untuk bisa deket sama cewek aja sampe perlu dipelajarin. Tapi ternyata eh ternyata ada taktik dan strategi yang perlu dipelajarin dan diterapkan ke kehidupan. Yak, gue salah. Bahkan karena salah, postingan gue sebelum-sebelumnya gue hapus.
Jadi, singkat cerita, temen gue itu ngasih kuliah ke gue. Dia ngasih tau gimana dia baru kenal sama cewek di suatu malam, tapi si cewek udah akrab ke dia, bahkan temen gue itu dibayarin makan, dan dianterin pulang naik mobilnya tuh cewek. Gimana dia jadi orang yang dikenal sama cewek satu kampus, dll. Dan akhirnya dia ngasih tau gimana seorang cowok itu harus dominan tapi nggak mendominasi, gimana cowok itu nggak boleh klemar-klemer/plin-plan, dan apa yang harus dan nggak harus gue lakuin ke para cewek agar gue jadi pihak yang dikejar oleh cewek bukan yang mengejar. Dan ternyata, sebagian besar yang temen gue saranin ke gue itu udah ada di gue dari dulu, cuma jarang gue terapin. Tapi semenjak saat itu, gue terapin apa aja yang udah ada di gue itu di hari-hari gue.
Dan hasilnya? Gue jadi nggak begitu grogi untuk menyapa cewek asing, dan 2 minggu terakhir jadwal hari gue hampir nggak ada yang kosong. :D
Ada satu hal yang gue harus kasih tau ke pembaca cowok, kalo mau kenalan sama cewek asing, jangan pake kalimat perkenalan di awal, dan jangan jadi kayak petugas sensus (tinggal di mana? Sama siapa? Merk sepatu apa?). Ajak ngobrol biasa aja, dan kalo bisa jangan tunjukin kesan baik aja. Tunjukin semua kesan yang ada di elu (baik, rese, jahil) dan jangan senyum melulu, pasang tampang heran, dll. Dan begitu udah mau selesai, baru deh bilang "Eh iya, nama gue Udin."

6. Gue orang yang nggak gaul
Nggak usah ditanya apa maksudnya. Gue emang bukan anak gaul.

7. Serius, gue bukan anak gaul!



Tuh kan, untuk nyebarin 7 poin aja gue yakin elu semua pada bosen. Gimana kalo 100? Yaa, makanya kalian harus berterimakasih sama gue karena gue nggak nulis sampe 100.
Dan sekarang, postingan ini gue tutup aja deh. Ada sesuatu yang harus gue kerjain, kayak bengong, misalnya.
Ciao!

Tuesday, March 15, 2011

Komik Strip #5: Pacitan

Klik gambar untuk memperbesar

Tuesday, March 8, 2011

Galau

Sekarang gue lagi galau.

Nggak tau kenapa gue jadi sebegini galau. Gue rasa gue galau karena gue laper, makanya barusan gue beli makanan ke luar. Waktu udah di luar gue bingung mau beli makanan apa, karena ada banyak pilihan. Saking bingungnya, gue galau lagi.

Akhirnya gue beli nasi goreng. Gue ngantri cukup lama sampe gue bosen nunggu. Gue bingung, mau nunggu, atau pergi aja. Karena bingung, gue galau lagi.

Setelah galau beberapa saat, akhirnya gue mutusin untuk nunggu aja. Setelah nunggu cukup lama, akhirnya giliran gue. Abangnya nanya gue mau beli apa, dan gue menjawab "Nasi goreng, bang." Lalu abangnya nanya lagi, "Pedes atau biasa?" Lalu otak langsung kepikiran, "Pedes atau biasa? Pedes atau biasa? Pedes atau biasa? Pedes atau pedes yang biasa? Pedes yang biasa atau biasa yang pedes?" Pertanyaan yang cukup sulit yang ngebuat gue bingung. Akhirnya galau lagi.

Abangnya pun ngebantu gue dengan memberi jawaban, "Pedes aja?" Gue terbantu, gue menjawab pertanyaannya sambil senyum, "Iya, pedes." Dan abangnya pun bertanya lagi, "Nasi goreng biasa, special, atau mawud?" Nah loh, gue bingung lagi, dan lagi-lagi galau.

Setelah gue makan, gue balik ke rumah. Di perjalanan balik, gue nemuin ada pertigaan dan tiga-tiganya bisa menuju rumah gue. Kiri, kanan, atau tengah? Kiri, kanan, atau tengah? Gue bingung dan galau lagi.

Setelah sampe rumah, gue mutusin untuk nulis tentang kegalauan gue hari ini. Gue bingung mau mengawali tulisan dengan kata "Hai" atau "Halo", cukup lama gue mikirinnya. Dan akhirnya gue galau dan mutusin untuk mengawali dengan "Sekarang gue lagi galau. Nggak tau kenapa gue jadi sebegini galau. Gue rasa gue galau karena gue laper, makanya barusan gue..." Lho kok ngulang? Kenapa ya? Duh bingung. Galau lagi deh.

Dari semua kegalauan yang gue dapet, hal yang paling ngebuat galau adalah... aduh! Gue lupa. Apa ya? Nah loh, galau lagi dah mikirin apa yang gue lupa tadi.

Eh, udah inget deh. Galau yang tadi nggak jadi. Hal yang paling ngebuat gue galau adalah, gue nggak tau apa itu arti galau.

(Baca: Terus kenapa dari tadi banyak banget kata galau?)

Itu... euhm... anu... uh... kenapa ya? Duuuuh, jadi galau lagi kan gue jawabnya. Galau deh gue.



Postingan di atas didedikasikan kepada para galauers di luar sana... terutama mereka yang nggak begitu yakin apa itu arti galau tapi sering make kata galau.
Dan hal di atas nggak pernah terjadi. Itu ditulis karena... karena apa ya? Duh, galau deh gue mikirin karena apa.

Galau Selesai... atau belum ya? Eh udah belum sih? Duh, galau deh gue mikirin udah atau belomnya.

Tuesday, February 8, 2011

Gara-gara RO

Helllooooooo!!!
Udah lama juga blog ini nggak diisi.
Alesan gue nggak nulis akhir-akhir ini ya karena gue kena penyakit. Penyakit akut yang udah gue dapet dari dulu banget. Gue mau sembuhin, tapi jawaban dari dokter udah pasti nggak bisa. Kata orang-orang sih penyakit ini bisa sembuh kalo ada kemauan dari orang yang kena penyakit ini. Penyakit itu adalah: Males.

Yak, nggak salah lagi kalo gue emang orangnya males. Tapi itu udah basi buat dijadiin alesan kenapa gue nggak ngeblog akhir-akhir ini. Setelah gue berminggu-minggu bertapa dan puasa setiap hari kalo gue lagi tidur, gue nemu alesan lain. Alesan kenapa gue males ngeblog adalah karena: Game Ragnarok.

Ragnarok adalah game online ciptaan orang korea yang namanya Lee Myoung Jin. Ragnarok adalah game RPG yang... infonya bisa lu cari di google.
Kalo di Indonesia, Ragnarok atau RO ini adalah game keluaran Lyto. Dan IDRo (Ragnarok Indonesia) keluaran Lyto itu adalah game online pertama yang gue mainin di tahun 2004. Dan waktu dulu, gue ngerasain semua yang harus gamer rasain (contohnya ketipu di game, bolos buat maen, dll) sampe akhirnya gue ngerasa capek sama server aslinya (RO Lyto) dan kemudian gue main Ragnarok yang server privat (server buatan orang selain Lyto dengan fitur-fitur yang lebih bagus, kayak: Naik level lebih cepet, dll).

Mungkin karena ini adalah game online pertama yang gue mainin, gue jadi tergila-gila sama ini game. Sehingga walaupun gue udah lama nggak main ini game, ketika dijejali Ragnarok server privat lagi, gue semangat lagi buat main Ragnarok.
Ragnarok private server (PS) yang kali ini gue mainin namanya adalah Cronicle RO atau CRO. Kalo diliat dari nama, kita bisa liat kalo ada kesalahan. Padahal kesalahan di nama itu fatal banget, apalagi buat urusan bisnis, bisa-bisa jadi nggak menjual. Tapi toh gue rasa pemainnya nggak ada yang rese dan doyan protes kayak gue.
Anyway, gue main CRO udah dari bulan Oktober. Dan gue rasa dari semua RO PS yang pernah gue mainin, cuma di CRO ini aja gue niat banget sampe keluar duit banyak dan bela-belain begadang karena ikutan event. Ini gambar salah satu karakter gue di RO ini.


Tapi... kenapa jadi malah bahas RO ya? Ya tau lah. Bagi yang mau download C(h)ronicle RO itu bisa cari link download-nya di indowebster atau kaskus. Dan kalo udah download dan mainin, hubungi aja karakter gue yang namanya nggak jauh-jauh dari Omaroji. Haha. (bagi om GM, saya bagi barang dong om karena udah bantu promosi nih. Haha)

Udah dulu deh. Bingung mau nulis apa lagi. Seenggaknya blog ini keisi.
Ciao!