Friday, May 7, 2021

Cuanholic

Sudah sebulan belakangan sepertinya gue tidak pernah beristirahat dengan syahdu. Leyeh-leyeh di kamar sambil nonton film seharian dengan camilan bermacam-macam di pangkuan, atau main game sampai bego di ponsel gue hingga berjam-jam.

Bahkan gue lupa kapan terakhir kali gue melakukan kegiatan istirahat yang menyibukkan itu.

Akhir bulan April adalah terakhir gue mengerjakan sebuah event. Ketika event sedang banyak,  wajar lah gue kecot (bahasa yang dipakai para makhluk di kantor EO gue untuk mengganti istilah "ribet banget"). Namun bulan Mei ini seharusnya senggang, karena event yang akan masuk belum terlihat tanda-tandanya. Tetapi walaupun begitu, gue tetap tidak bisa bersantai-santai dengan aduhai, karena gue tetap menerima proyek dari luar.

Gue terbiasa menyibukkan diri. Malah gue bingung kalau senggang.

Ketika patah hati kemarin, jadi sibuk adalah salah satu cara gue mendistraksi diri sendiri agar tidak fokus pada rasa sakit di dada (gue bersyukur sekali gue bekerja di EO, karena sangat memfasilitasi proses gue mendistraksi diri). Namun ketika patah hatinya berakhir, gue masih tetap menyibukkan diri sendiri. Seperti sudah terbiasa.

Saat tidak ada kerjaan pun gue mencari kesibukan di komunitas atau di organisasi Karang Taruna. Kini ketika Mei ini di kantor sangat senggang, gue menerima proyek lain dari link gue di luar kerjaan utama. Gue pribadi bersyukur diberi fasilitas sibuk oleh alam semesta yang dikirim melalui kantor atau proyek eksternal. Tetapi takutnya gue yang sekarang ada kecenderungan menuju menjadi workaholic.

Gue nggak mau jadi workaholic.

Namun sejujurnya gue pun nggak bisa menolak cuan. Karena pasal satu bagi saya adalah kecuanan yang maha esa.

Apakah ini artinya gue adalah cuanholic? Hahaha.

No comments:

Post a Comment