Sunday, November 8, 2009

Indomie Afrika? Afrimie?

Di perjalanan gue nyari kitab suci di internet (hayah), gue nemuin artikel menarik dari blog orang.
Di artikel itu dikatakan kalo INDOMIE UDAH DIANGGAP MAKANAN POKOK ORANG AFRIKA KHUSUSNYA DI NIGERIA.
Oke... Jadi, pertanyaan gue selama ini udah terjawab: "Kenapa orang Afrika rambutnya nggak ada yang lurus?"

Di artikel itu disebutin juga kalo Indomie itu bahkan juga udah dianggap buatan orang Afrika sendiri. Tapi, kalo mereka (orang Afrika) bener-bener mikir, mereka pasti mikir, "Kalo Indomie buatan orang Afrika, kata "Indo" itu dari mana?" Ya tapi sayangnya mereka pada males mikir.

Daripada gue lama-lama ngebacot, mending lu baca artikelnya....


"Ok.. ok.. seriously. Orang Nigeria ternyata memang menganggap Indomie sebagai makanan pokok mereka. Ini gara-gara saya menemukan sebuah group diskusi di Facebook yang bertajuk Indomie Noodles Appreciation Society dengan anggota sampai saat saya tulis artikel ini- mencapai lebih dari 7 ribu orang. Awalnya saya pikir ini pasti 'ulah' orang Indonesia. Ternyata salah besar! Orang yang pertama memulai group diskusi ini namanya berbau Afrika. Di dalamnya juga saya menemukan banyak nama-nama Afrika yang usut punya usut ternyata banyak orang Nigeria. Sebagai pencinta Indomie, saya penasaran dan kemudian mencoba mengusut lebih jauh. Hasilnya? Gila.. Menarik banget!

Tidak jelas kapan bermula, tapi dari hasil 'investigasi' saya menemukan bahwa Indomie di Nigeria memang sudah ibarat makanan pokok. Di negara benua hitam itu, Indomie diproduksi oleh salah satu anak perusahaan Indofood yang bernama De-United yang memiliki dua pabrik besar di Nigeria . Perusahaan itu memiliki 300 distributor, 100 ribu retailer dan lebih dari 38 juta konsumen (bahkan ada yang bilang lebih dari 120 juta konsumen), dan konon merupakan investasi Indonesia terbesar di Afrika Barat. Gila!

"Anak: 'Mak, kita dipoto tuh?' Ibu: 'Nggak. Kite cuma figuran. Mienya ini yang dipoto, tong.' Anak: 'Oh. Anyway, kita orang Betawi atau Nigeria nih?'"


Yang menarik adalah, tidak seperti di Singapura atau di negara lain yang menurut saya kurang menghargai mie instan :), orang Nigeria ternyata punya banyak cara menarik untuk mengolah Indomie buatan mer eka . Lihat saja apa yang dilakukan oleh Mbak Atoyebi Ajibola yang suka memasang Indomie nya tanpa kuah ditambah telor rebus dan irisan Plaintain goreng yang saya baru tahu ternyata satu saudara dengan pisang, cuma tidak manis.


Kreasi Orang Nigeria: Mie Instant Rasa Telor Rebus dan Pisang.


Dari diskusi itu juga para penggila Indomie di seluruh bisa bertemu dan bertukar informasi mulai dari cara memasak sampai ke soal harga dan dimana bisa membeli Indomie di berbagai belahan dunia. Misalnya, ada teknik menyiapkan Indomie yang dijuluki 'Patient Cold Cooking', alias merendamnya di air dingin semalaman sampai mekar (males, dasar hehe). Ada yang suka menambahkan daun ketumbar, mayonaise, bahkan madu dan jus apel ke Indomienya dan ada juga yang hanya merendamnya di air panas. Bahkan sampai urusan cabe kering yang ada di dalam paket bumbunya juga didiskusikan di sana.

Yang menarik buat saya adalah karena ada juga semacam adu pendapat antara mer eka yang percaya bahwa Indomie itu asli Nigeria sampai mereka yang ngotot bahwa Indomie itu buatan Indonesia asli. Tak sedikit yang juga memperbandingkan antara Indomie asli Indonesia dengan Indomie Nigeria. Seru! Tapi tidak sampai ganyang-ganyangan kok.. Ini contohnya:

+ WoW.. r u kiddin me? indomie is worldwide now? since when did it happen? but anyway, man, i'm so proud being indonesian!!! Indomie rocks my world!

- You guys are joking right?? Indomie is Definitely in Africa, At least in NIGERIA. Anyone in Nigeria who hasn't had indomie at one point or the other, is not living in nigeria. Simple!!!
+ Ohh and if any of y'all paid attention. You would realise that a Nigerian started this group.
- that's really amazing that they advertise in africa ?!
+ wat u mean they advertise in africa ? indomie is our primary food, for any correct child that grew up in the great country of nigeria?

- Indomie, Indomie selerakuuuu?.Indomie dari dan bagi?..Indonesiaaaa?. (iklan ala Indonesia )

+ Man, truth to live by "anyone, anytime, anywhere? Indomie (iklan ala Nigeria )
Ha ha ha.. Menarik sekali! Untung belum ada orang Jepang yang ikut-ikutan protes karena merasa bahwa penemu mie instan adalah Pak Momofuku Ando (alm) yang orang Jepang itu. Well, selamat datang di era globalisasi!!

DISCLAIMER:Sebelum anda berpikir macam-macam, saya tidak dibayar sepeserpun oleh Indomie. Bahkan wajib dicatat bahwa Indomie dan saudara-saudaranya itu kebanyakan sarat MSG dan Zat Pengawet. Jadi makannya jangan berlebihanlah.. Seperti lirik lagu dangdut: 'Yang syedang-syedang sazaaa?'"

TAMAT.

Dan satu lagi, kalo mereka nganggap Mie instant itu buatan Afrika, mereka pasti mikir, "Kenapa namanya bukan Afrimie?"

TAMAT BAGIAN 2.

Dan satu lagi. Ehhhmmm... Euhmmm.... Errrrr... Ah gue lupa mau nulis apa lagi.

TAMAT YANG TERAKHIR.

Sunday, November 1, 2009

Diare...

Akhir-akhir ini gue baru sembuh dari diare.
Bagi yang belom begitu kenal sama diare, diare itu penyakit berbahaya kedua setelah AIDS (menurut gue). Diare itu menyerang sistem pencernaan, dan mental si korban (untuk nahan malu kalo berak di celana).

Oke, balik lagi ke kasus gue.
Kayak yang gue bilang tadi, gue baru sembuh dari diare akhir-akhir ini. Gue kena diare tepat sehari setelah gue habis mendatangi event Jak-Japan di monas. Gue rasa, gue kena diare gara-gara makanan di sana. Entah karena gue minum Es di sana, atau gara-gara gue makan Takoyaki buatan mereka yang busuk, dan mungkin juga, gue kena diare gara-gara gue minta takoyaki tadi, tapi temen gue nggak ikhlas. Dan waktu gue masih kena diare, rasanya tersiksa banget, Soalnya:

1. Gue jadi sering bolak-balik WC.
Di satu hari, gue bahkan ngitung berapa kali gue bolak-balik WC. Dan angkanya juga ngebuat gue jadi nggak bakal kangen sama WC untuk waktu yang lama... 7 kali. Dan gue rasa itu juga belom diitung sama “Kejadian Nggak Terduga”. Orang rumah aja sampe terus-terusan nanya, “Kenapa Ji?” ke gue. Dan gue jawab, “Kena Diare.” Sambil megangin perut dan ngebuka pintu WC. Lalu dia bilang lagi, “Aduh, kasian,” sambil nunjukkin rasa simpatik lewat muka dia yang sengaja dijelek-jelekin, dan kemudian ketawa ngejek.

2. Gue jadi nggak berani kentut sembarangan.
Kenapa gue jadi takut? Soalnya gue takut, kalo gue kentut nanti, yang keluar bukan Cuma angin doang, tapi beserta “Bonus”. Soalnya orang diare itu kalo boker sama aja kayak cewek lagi kencing. Kotorannya lebih cair daripada mencret (Lupa ngasih tau. Mending, kalo lu masih makan, bacanya udahan dulu). Dan yang gue khawatirin kalo lagi ngentut, tiba-tiba sempak gue basah dan berbau amis gitu. Masih mending kalo gue lagi di rumah, kalo nggak?

Di Warnet. Lagi maen game.

Gue: *Ngentut* Cssshhhhh.
Celana Gue: *Basah karena kena You-Know-What*
Temen #1: Anjrit! Bau busuk apa ini? Ada yang ngentut ya?
Gue: (pura-pura nggak tau) wah iya! Gue sumpahin, yang kentut, lobang pantatnya nambah 3... di kepala!
Temen Gue #2: Walah! Parah ini mah! Ini bukan kentut, tapi ada yang bawa mayat ke sini!
Temen #1: Iya nih! Parah!
Temen #2: Woi panggil ambulan! Gue rasa si Temen #4 gagal jantung, dan si Temen #3 lagi sekarat. Buruan!
Temen #3: (Nggak sadarkan diri) Huah... gue lagi di mana ini? Cahaya putih apa itu? Nek? Nenek? Apakah itu dirimu?
Gue: ...

Dan gara-gara diare ini, aktifitas gue keganggu.
Pernah gue bangun jam setengah 4 Cuma gara-gara mau ke WC doang. Dan di WC itu, gue malah ngebuat kegaduhan, “BRETTT! PROT! BREBET BETTT!” tapi untungnya nggak ada yang bangun.

Setelah gue ngebuat kegaduhan itu, gue balik lagi ke kamar dalam keadaan lemes, terus tidur lagi. Baru tidur beberapa puluh menit, perut udah bunyi lagi. Akhirnya gue ke WC lagi. Dan gitu terus.

Dan bagian terparah waktu gue kena diare: Gue pernah bangun tidur dengan keadaan BOKER DI CELANA!!! Tapi itu dilakukan secara enggak sengaja. Gue ulang... NGGAK SENGAJA!!! Emang sih, nggak separah dan nggak sejijik kedengerannya. Prosesnya nggak kerasa, kotorannya Cuma dikit, dan baunya nggak bau amat (Elu: *Muntah*). Dan itu semua ngebikin gue sedikit jijik... oke, nggak sedikit. Terutama buat lu yang baca, mungkin pandangan elu ke gue bakal berubah 96.5 derajat. Di samping itu, mungkin kalo kolor gue bisa bergerak, dia mungkin udah ngerobek dirinya sendiri. Tapi kenyataannya, kolor yang kena "Bonus" itu, gue buang ke kali. Supaya gue nggak diketawain sama orang rumah. Bisa dijadiin bahan ketawaan di rumah sampe gue lulus kuliah tuh.

Tapi sekarang gue udah sembuh. Elu nggak perlu ngerubah pandangan lu lagi. Sekarang gue udah boker dengan normal, WC gue udah bisa bernafas lega lagi dengan nafas toiletnya, nggak ada lagi teh pait, dan yang paling utama... nggak ada lagi boker di celana... eh... euhm... nggak yakin deh kalo yang terakhir.