Wednesday, May 5, 2021

Al-Kohl

"Alkohoooool... Kamu jahat tapi enaaaaaaak." 

Nggak. Bagi gue alkohol itu rasanya nggak pernah enak.

Di atas adalah penggalan lirik dari lagu yang belakangan ini sempat gue putar seharian penuh, lagu itu dibawakan oleh band lokal bernama Sisitipsi, dan lagu itu berjudul "Alkohol". Gue putar berulang-ulang ya semata-mata karena lagunya enak, bukan karena gue memiliki hubungan erat dengan alkohol.

Dan ya, menurut gue rasa alkohol itu tidak pernah enak. Gue nggak pernah suka rasa alkohol apa pun itu jenisnya. Gue akan tegas lebih memilih susu stroberi sebagai minuman enak nomor satu gue, kedua air mineral, dan alkohol entah ada di nomor berapa, yang jelas bukan lima besar.

Selain rasanya tidak enak, gue juga tidak begitu suka efek setelah meminumnya. Apa yang bisa dinikmati dari kepala pusing dan penglihatan berputar-putar?

Oleh karena itu gue suka bertanya-tanya kenapa orang bisa menikmati alkohol dan bahkan ketergantungan dengannya? Rasa heran yang sama pun gue rasakan ketika memikirkan kenapa orang bisa menganggap rokok itu enak.

Namun walaupun begitu, gue tidak bilang kalau gue tidak mengonsumsinya. Atasan gue ketika masih menjadi orang iklan dulu pernah semacam memberikan wejangan yang sampai saat ini masih gue indahkan. Dia berkata rokok dan alkohol itu adalah sarana pencair suasana.

Gue setuju.

Pernyataannya dulu itu membuat gue menjadi perokok atau peminum sosial. Jadi hanya merokok atau minum ketika lawan bicara pun merokok atau minum. Tujuannya ya tentu untuk membuat proses mengakrabkan diri dengan lawan bicaranya menjadi lancar, dan seringkali efektif.

Gue pribadi bukan perokok atau peminum. Tapi ketika gue sedang berada di suasana yang mengharuskan melakukan itu agar bisa bersilaturahmi dengan lancar, kenapa tidak? Intinya ya akan gue lakukan juga, walaupun after taste-nya tidak enak.

So... Yeah, gue nggak suka rasa alkohol dan efek di tubuh setelah meminumnya, tetapi gue suka keakraban yang sering tercipta darinya.

Jadi lirik lagu dari Sisitipsi itu mungkin akan lebih relevan buat gue kalau penggalan di atas menjadi begini:

"Alkohoooool... Kamu jahat tapi kebersamaan dan keakraban yang diciptakan dari mengonsumsi alkohol selama beberapa waktu itu enak."

Euh... Sekarang gue tau kenapa gue nggak jadi penulis lagu.

No comments:

Post a Comment