Thursday, September 19, 2013

Tips Presentasi 101



Yak, sesuai judul, sekarang ini gue mau bahas tentang tekhnik presentasi yang paling mendasar. Hehe.

Pernah nggak elu ngeliat sebuah presentasi yang menarik? Sebuah presentasi yang membuat elu fokus kepada apa yang dipresentasikan, walaupun materi presentasi itu bukanlah hal yang sesuai dengan minat lu. Dan pernahkah elu terjebak di sebuah presentasi yang sangat membosankan di mana selama sesi presentasi elu nggak henti teriak “BURUAN SLIDE TERAKHIR KEK!” dalam hati? Padahal materi yang dipresentasikan adalah hal yang benar-benar elu sukai.

Kok bisa seperti itu? Ya, itu semua adalah efek dari pembawaan sang pembicara.

Nggak peduli seberapa bagus materi presentasi yang dibawakan, kalau pembawaannya nggak bagus maka presentasi itu bisa disebut gagal. Nggak peduli seberapa besar kharisma sang pembicara sehari-hari, kalau pembawaannya kacau maka presentasinya tidaklah menarik.

Bila bicara soal presentasi, gue bisa bilang kalau gue adalah favorit beberapa dosen kalau presentasi individual. Beberapa teman gue juga suka kalau gue presentasi di depan kelas. Katanya sih nggak ngebosenin. Bukannya sombong, tapi ya gimana lagi *benerin rambut*. Haha.

Oke, sekarang gue mau langsung saja berbagi apa saja yang mesti diingat saat melakukan presentasi.


1. Audiens Juga Butuh Perhatian
Oleh karena itu, hindari melihat laptop! Banyak sekali mahasiswa yang saat presentasi malah melihat laptop sepanjang presentasi berlangsung.  Itu salah besar! Selain karena sudah ada bayangan materi lu yang diproyeksikan proyektor di depan (yang tentu saja bisa dilihat lebih jelas karena lebih besar), dengan melihat materi presentasi di laptop terus menerus lu jadi nggak punya waktu menatap para audiens. Mereka jadi seperti tidak bisa lu kuasai, dan elu sendiri jadi terlihat seperti sedang gugup walaupun sebenarnya tidak.  Para audiens merasa sedang tidak diperhatikan, dan kalau sudah seperti itu kemungkinan besar mereka akan bosan dan tidak tertarik kepada presentasi yang elu bawakan. Jadi sekali lagi, jangan melihat materi di laptop terlalu sering. Kalau lupa apa yang dipresentasikan, elu bisa melihat bayangan proyektor di depan.


2. Slide Penuh Tulisan = DOSA!
Apalagi jika ternyata tulisan yang ada di slide adalah apa yang dijelaskan. TERLEBIH LAGI, ternyata saat presentasi, sang pembicara hanya membaca apa yang tertulis di depan TANPA ada penjelasan lainnya selain apa yang tertulis di depan. Jika seperti itu, selamat! Presentasi elu sepenuhnya gagal!
Ketika kita presentasi di depan kelas atau apapun, kita biasanya menggunakan software Power Point. Ya namanya juga Power Point, seharusnya hanya poin-poinnya saja yang dimasukkan ke dalam slide. JANGAN semua yang ingin lu jelasin dimasukkan ke dalamnya. Coba bayangkan lu sedang melihat sebuah presentasi dengan banyak tulisan, dan sang pembicara hanya membaca apa yang terpapar di depan. Gimana reaksi lo? Jadi nggak tertarik kan? Makanya kalau sudah tau itu membosankan, ya jangan ikut dilakukan! Usahakan tulisan yang ada di slide lu hanya sedikit. Makin sedikit semakin bagus. Kalau hanya ada gambar tanpa tulisan, LEBIH BAGUS LAGI! Itu menunjukkan kalau lu sudah menguasai banget materi yang mau lu bawa. Tapi kalau belum menguasainya, ya letakan poin-poinnya saja yang ditulis. Dengan melakukan itu semua, presentasi lu akan lebih menarik. Tetapi nggak berarti para audiens nggak bosen. Bisa saja materi lu menarik banget, tapi pasti ada saja yang bosan. Nah bagaimana cara membuat mereka nggak bosan?


3. Ice Breaker
Ada satu istilah yang namanya Ice Breaker. Itu adalah suatu cara untuk mencairkan suasana ketika situasi sudah semakin kaku dan tegang. Bagaimana caranya? Satu cara yang ampuh adalah humor!
Ketika lu sudah merasa kalau presentasi lu mulai kaku atau sunyi, lu bisa memilih: mau sisa presentasi lu menjadi garing ATAU lu pecah kesunyian itu dengan melakukan ice breaking. Kalau ice breaking tidak dilakukan, ya siap-siap saja menghadapi kesunyian.
Di kampus, gue punya contoh salah satu ice breaker yang melegenda di antara teman-teman gue. Itu terjadi pas gue mempunyai tugas menjadi brand manager Indomie.
Jadi saat gue sedang menjelaskan tentang varian rasa baru Indomie, gue menambahkan 1 gambar “Indomie Rasa Ayam Kampus” yang modelnya Miyabi. Gue nggak membahas Miyabi, tapi gue menjelaskan contoh rasa baru dengan serius. Teman dan dosen gue tertawa lepas. Pecah! Haha. Orang-orang yang tadinya sudah hilang perhatian dan mulai tidak peduli terhadap presentasi gue, mulai kembali fokus ke presentasi yang gue bawakan di depan. Itulah gunanya ice breaker.
 Tidak mesti gambar sih, bisa juga humor-humor cerdas seperti melakukan stand-up comedy, dan ini yang biasanya gue pakai. Tapi ingat, jangan garing! Haha.


4. Interaksi
Salah satu bentuk cara menguasai audiens adalah lu mengajak mereka berinteraksi. Apapun interaksinya, yang penting interaksi! Entah itu membuat salah satu audiens maju sebagai peragaan, atau bertanya. Contoh:

Elu: Yak, coba Anda yang bermuka seperti pecandu narkoba di sana. Tahukah Anda tentang mobil listrik?
Dia: *menjawab*
Elu:  Yak! Mobil listrik adalah blablabla...

Walaupun hanya satu orang yang elu ajak interaksi, kemungkinan semua orang akan memperhatikan. Dan kalau bisa orang yang elu ajak berinteraksi adalah orang yang kelihatannya sudah mulai bosan, agar dia kembali fokus.


5. KUASAI MATERI
Dan kembali lagi, KUASAI MATERI. Ini sangat gue tekankan karena ini adalah inti dari semuanya. Kuasai materi yang akan elu bawakan nanti. Jadi saat presentasi nanti, elu nggak melulu liat bayangan proyektor dan membaca materi presentasi lu di depan. BASI, MAN! Gue sering banget melihat presentasi yang pembawaannya sangat buruk. Slide seperti koran, tulisan melulu, dan pembicara membaca terus-menerus materinya di depan. Poin yang sudah tertera jelas di layar dia baca tanpa memberikan penjelasan. Sesekali dia berbalik menatap audiens, tetapi tidak jelas siapa yang dia tatap. Jelas sekali kalau dia tidak menguasai benar materi yang dia bawakan. Elu mau seperti itu?
Beda kalau elu menguasai materi. Kalau elu menguasai materi yang elu bawakan, elu akan otomatis pede lalu presentasi akan lancar. Dan walaupun tidak tau 4 poin di atas sebelum ini, kalau elu menguasai materi dengan benar-benar, melihat materi terus-terusan dan presentasi yang membosankan kemungkinan tidak akan terjadi.


Ya segitu dulu saja deh. Untuk selanjutnya, gue akan menjelaskan bahasa tubuh apa yang semestinya jangan dan harus digunakan saat presentasi. Untuk sementara lakukan itu saja dulu, dijamin elu bisa melakukan presentasi dengan menarik. Hal yang sangat penting adalah kuasai materi, slide jangan berisi banyak tulisan dan jangan hanya membaca apa yang terpapar di slide lu. Ya logikanya, kalau elu hanya membaca apa yang tertulis di slide elu, buat apa maju dan ngomong untuk presentasi? Biar saja mereka yang membaca. Haha.

Oke, selamat mencoba itu semua, para mahasiswa! :D

Tuesday, September 17, 2013

Palin





Di ruang sepi
Gelap
Sunyi

Seseorang bercerita… sementara… satunya mendengarkan. 

Mereka berdua terus berbicara.


X: Aku mau mati aja.

Y: Oh, terus gimana tuh?

X: Ya kalau aku sih  nggak tau lagi mau ngapain. Semuanya sudah mulai terasa hambar. 

Y: Memang sih, aku pun pernah merasakan hal serupa. Tapi ya aku tetap berusaha untuk menikmatinya kok sejauh ini.

X: Merasakan hal kayak aku gitu? Bayangin aja, pernah nggak sih kau merasa kalau kamu itu kayak robot? Bangun tidur, kerja, main, pulang ke rumah, lalu tidur lagi. Kegiatan rutin yang kalau dipikir-pikir membosankan begitu. Apa bedanya sama mesin? Aku muak!

Y: Haha, perasaan kayak gitu sih wajar kali. Setiap manusia pasti pernah mikirin hal serupa.

X: Ya nggak tau lah. Mungkin saja iya. Atau mungkin cuman diriku saja yang sedang dilanda kebingungan yang berat.

Y: Hmm... Apa kau lagi merindu seseorang? Mungkin itu masalahnya. Ada lubang kecil namun sekaligus besar di dalam hidupmu. Makanya kau kelihatan sedang tersesat. Hal yang mungkin bisa memandumu tidak ada. Matamu jelas sekali menunjukkan kalau kau sedang hilang arah.

X: Begitu ya? Jujur aku tidak berpikir sampai ke situ. Mungkin saja sih yang kau katakan itu benar adanya.  Tapi...

Y: Haha! Nggak perlu lah kau memusingkannya. Toh kau ini masih muda. Aku pun masih muda. Kita ini muda, kawan! Perjalanan kita masih lah jauh. Memikirkan hal seperti hanya membuatmu tersendat.

X: Ya mungkin akunya saja ya yang sedang mengalami krisis kehidupan?

Y: Haha! Nggak perlu lah kau memusingkannya. Toh kau ini masih muda. Aku pun masih muda. Kita ini muda, kawan! Perjalanan kita masih lah jauh. Memikirkan hal seperti hanya membuatmu tersendat.

X: Begitu ya? Jujur aku tidak berpikir sampai ke situ. Mungkin saja sih yang kau katakan itu benar adanya.  Tapi...

Y: Hmm... Apa kau lagi merindu seseorang? Mungkin itu masalahnya. Ada lubang kecil namun sekaligus besar di dalam hidupmu. Makanya kau kelihatan sedang tersesat, hal yang mungkin bisa memandumu tidak ada. Matamu jelas sekali menunjukkan kalau kau sedang hilang arah.

X: Ya nggak tau lah. Mungkin saja iya. Atau mungkin cuman diriku saja yang sedang dilanda kebingungan yang berat.

Y: Haha, perasaan kayak gitu sih wajar kali. Setiap manusia pasti pernah mikirin hal serupa.

X: Merasakan hal kayak aku gitu? Bayangin aja, pernah nggak sih kau merasa kalau kamu itu kayak robot? Bangun tidur, kerja, main, pulang ke rumah, lalu tidur lagi. Kegiatan rutin yang kalau dipikir-pikir membosankan begitu. Apa bedanya sama mesin? Aku muak!

Y: Memang sih, aku pun pernah merasakan hal serupa. Tapi ya aku tetap berusaha untuk menikmatinya kok sejauh ini.

X: Ya kalau aku sih  nggak tau lagi mau ngapain. Semuanya sudah mulai terasa hambar. 

Y: Oh, terus gimana tuh?

X: Aku mau mati aja.


Mereka berdua terus berbicara.

Satunya mendengarkan… sementara… seseorang bercerita

Sunyi
Gelap
Di ruang sepi.

Friday, September 13, 2013

Kekuatan Bercerita



Belakangan ini gue lagi menyukai seni bercerita atau story telling. Kenapa? Karena semua orang suka mendengar suatu cerita yang bagus.

Pernah nggak lu mengalami situasi di mana seseorang bercerita, entah itu teman lu, dosen, orang tua, atau orang asing, yang ceritanya membuat lu fokus ke si pencerita dan penasaran akan kelanjutannya? Si pencerita membuat lu ikut membayangkan pengalaman apa yang si pencerita ceritakan dan elu merasa mengalami situasi apapun yang si pencerita itu ucapkan.

Elu asik mendengarkan dia. Lu bukan hanya mendengarkan, tetapi juga menyimak apa yang dia ucapkan. Dan ketika cerita berakhir, lu ingin dia menceritakan hal lain.

Itu lah kehebatan dari story telling yang dibawakan dengan baik dan tepat!

Sebuah cerita memiliki efek yang luar biasa terhadap orang yang mendengarkannya. Kita selalu mudah terpengaruh oleh sebuah cerita, baik melalui novel, film, bahkan lagu.

Kita “belajar” dari cerita.

Kita ikut tersedot masuk ketika mendengarkan sebuah cerita yang dibawakan dengan tepat. Beberapa orang mungkin bilang seperti terhipnotis. Itu mungkin alasannya kenapa sering kali saat kita memanggil teman yang sedang membaca buku, mereka seakan-akan tidak mendengarkan kita sama sekali. Ya, karena mereka sedang terhipnotis oleh cerita itu.

Sama seperti saat lu mendengarkan sebuah cerita bagus dari teman lu, perasaan nggak sabar akan endingnya mengganggu pikiran lo. Ketika ada gangguan seperti dia sedang ditelfon, lu menghembuskan nafas sedikit kecewa dan tidak sabar mendengarkan dia bercerita lagi.

Betapa dahsyat efek dari bercerita! :D

Itu juga nilai plus buat lu para cowok di mata cewek. Cerita lu nggak mesti bagus, cukup cerita sederhana, dan itu saja sudah membuat lo berada di atas para cowok lainnya yang pernah dia temui.

Kenapa? Karena saat lu bercerita dengan bagus, dia merasakan mood dan interest  yang terbawa naik turun. Bahkan ikut secara aktif membayangkan kejadian yang lu ceritakan. Pengalaman yang diceritakan dengan baik memberikan emosi yang timbul tenggelam, emosi yang membuat dia menginginkan lu untuk terus bercerita. Dan perempuan adalah makhluk yang sensitif soal tersentuh dan penasaran, bila kita membicarakan emosi.

Lewat cerita, lu bisa menceritakan diri lu dengan cara yang nggak biasa. Lu bisa mengungkapkan hobi, kepribadian, dan lain-lain dengan cara yang tidak membosankan.

Oke, gue bakal berbagi sedikit cara dan tekhnik story telling yang telah gue pelajari. Berikut sedikit hal yang mesti lu perhatikan ketika lu bercerita.


1. Eye Contact.
Sebuah cerita yang menarik pasti melibatkan kontak mata di dalamnya. Nggak mungkin lu bisa bercerita dengan baik kalau lu nggak menatap mata orang/orang-orang yang lu ajak bercerita. Kenapa? Karena mata adalah jendela jiwa. Mata bisa saja bercerita lebih baik daripada mulut. Karena lu juga mengirimkan emosi dan perasaan lu ketika bercerita lewat mata. Selain itu, tanpa kontak mata, lu juga menunjukkan kalau elu agak minder dan tertutup.


2. Spesifik
Kalau bercerita sebaiknya nggak tanggung-tanggung. Jelaskan secara spesifik, entah itu situasi saat itu, orang yang sedang lu ceritakan, apa yang lu lakukan saat itu. Spesifik. Dan kalau bisa ditambah dengan kata-kata yang tidak biasa seperti: menaklukan, mengembara, petualangan, memperhatikan, dll. Dan bisa juga ditambah bumbu puitis. Jangan takut dibilang norak. Justru kenorakan lu itu yang sedang dia simak dengan asik. :D


3. Gesture dan mimik
Dalam bercerita, lu nggak bisa diam saja atau melipat tangan atau menopang dagu dan hanya menggerakan bibir saja. Lambaian tangan, gerakan kaki, goyangan badan, anggukan kepala, dan ekspresi yang beragam SANGAT MEMBANTU membuat lu semakin disimak. Apa pernah lu mendengarkan orang yang jago bercerita, namun dia hanya diam dan ngomong aja? Nggak kan? Tentu mereka aktif menggerakan anggota badan dan menggunakan mimik muka yang ekspresif dan membuat ceritanya semakin seru.


4. Jeda, efek suara, dan umpatan
Ini semua adalah bumbu-bumbu penyedap yang membuat cerita lu terdengar semakin nyata di pikiran mereka. Efek yang ditimbulkan akan semakin kuat jika elu menambahkan bumbu-bumbu ini.


Gue kasih contoh saja sekarang. Seorang cewek bertanya ke elu “kok lu memar?” dan elu menjelaskan kalau lu baru saja kecelakaan.

Lu bisa saja bilang “kemarin gue kecelakaan di Kalimalang. Diserempet motor. Untung aja gue nggak kenapa-kenapa.”

Atau “Jadi kemarin gue mau ke kampus sekitar jam 2 siang. Dan lu tau dong pasti, jam 2 siang itu... beuh! Cuacanya panas banget! Sebenernya agak males juga sih panas-panasan, soalnya kelenjar keringat di kulit gue lagi malas mengeluarkan keringat berlebih, tapi ya gimana lagi, absen gue udah mentok. Maklum lah anak bandel. Haha. Setelah siap, gue langsung keluar pakai motor gue. Untung aja bensin udah full, jadi gue nggak perlu lama-lama isi bensin lagi. Gila aja, antrian jam segitu kan biasanya panjang, dan gue udah telat pula. Gue kendarain motor gue dengan sedikit ngebut di jalan raya. Dan banyak yang ngebut juga, ya karena sepi. Tiba-tiba... DUAR! Ada motor matik berwarna merah nabrak ban belakang gue dan gue langsung jatoh. Motor yang nyerempet gue nggak kenapa-kenapa, kampretnya lagi, dia langsung kabur. Bangke emang! Untungnya aja, pas motor udah agak oleng, gue langsung lompat dari motor, jadi gue nggak keseret. Dan blablablablablabla”

Coba, mana yang lebih seru?

Sebenarnya setiap orang sudah jago dalam bercerita, namun ada saja hal-hal yang membuat orang itu tidak bisa bercerita ke semua orang (jadi hanya ke beberapa orang saja). Entah karena dia menyukai orang yang diajak bicara, atau karena faktor-faktor internal lainnya. Entah, namun gue sendiri banyak menemukan orang yang saat bercerita terdengar sangat menarik, dan juga ada yang malah terasa kurang, dan gue adalah salah satunya. Tapi gue belajar untuk bisa bercerita dengan baik, dan hasilnya sekarang lumayan bagus.

Kalau gue sendiri yang tidak bisa dan malas bercerita jadi suka bercerita, kenapa elu nggak? :)