Saturday, December 27, 2014

Surat Kecil

Sudah lama sekali ya? Haha. Sudah lama juga aku merindukanmu...

Ya, aku yakin bukan aku saja yang merindukanmu. Aku yakin banyak orang pun. Mereka kangen dirimu. Karena, hey, kau orang  yang hebat! Setidaknya itu kata mereka, orang yang menghabiskan waktu lebih lama denganmu ketimbang diriku.

Yang aku lihat dulu, kau adalah sosok yang galak. Beuh! Galak banget! Suka nyubit kalau aku nakal. Dan aku sering banget kau cubit, karena aku memang sangat nakal dulu. Haha.

Masih ada adegan yang teringat di kepalaku, ketika dulu aku nakal, kau membentakku dan mau memukulku dengan senjata pamungkasmu, selimut kecil warna putih dengan garis hijau (atau sebaliknya). Tapi sebelum kau mengambil selimut itu, aku berlari dan mengambilnya duluan. Lalu kau melotot, membentakku, dan mengancam akan memukulku dengan sapu lidi kecil. “Yaudah, aku pakai ini,” aku menantang duel sambil mengangkat selimut kecil itu. Kau tertawa, tidak jadi marah.

Ada adegan lain yang masih kuingat tentang kegalakanmu dulu. Ketika di mobil aku dimarahi olehmu, lalu kau mencubitku dan membuatku duduk di belakang sendiri. Aku masih agak ingat rasa cubitan itu. Suakit tenan! Kau selalu mencubit kecil, yang mana itu adalah senjata tangan kosong yang keji.

Kau galak. Kau suka mencubit. Aku takut padamu. Namun tidak sampai beberapa jam, kau berhasil membuatku suka bermanja-manja kepadamu.

Aku merasa nyaman ketika di pelukanmu. Sudah seharusnya.

Aku merasa aman di tanganmu. Sudah seharusnya.

Aku mencintaimu. Sudah seharusnya.

Sekarang sudah puluhan tahun aku tidak melihatmu. Tapi kurasa kau bisa melihatku selama ini. Curang!

Bisakah kau melihatku sekarang?

Aku harap aku tidak membuatmu malu.

Mungkin kau juga bisa melihatku berusaha menjadi seperti dirimu. Menjadi orang baik. Tapi harap maklum, aku hanya bisa menjadi orang baik yang suka bermalas-malasan. Haha.

Ah, kau tidak tahu betapa aku sangat ingin bicara denganmu di beberapa waktu. Aku ingin bercerita banyak!

Aku ingin curhat tentang masalah cinta ketika aku masih SMA dulu. Tapi kita tidak bisa berdialog.

Ketika lulus SMA, aku ingin meminta saran tentang kuliah. Tapi tak bisa.

Aku ingin mengeluh tentang pekerjaan, tapi lagi-lagi tak bisa.

Tak bisa. Banyak momen di mana aku tidak bisa meminta saranmu. Saran seorang wanita hebat yang bijak, seperti apa yang dikatakan mereka.

 Ah, aku kadang iri sama mereka. Bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersamamu. Aku ingin bisa curhat denganmu dan mendapatkan nasihat darimu.

Aku ingin bisa ngobrol tentang banyak hal denganmu selama ini. Seperti mereka. Tapi tak bisa.

Selama ini, aku iri.

Iri.

Aku merindukanmu.

Sudah lama sekali ya? Sudah lama juga aku merindukanmu... mencintaimu.

Selamat ulang tahun, Ma.


Apa yang sekarang kau lakukan di alam sana? Kalau Oji masih sama kayak biasa. Masih kangen mama.