Monday, December 23, 2013

Loop

Di suatu tempat di Berlin, seorang anak muda sedang berjalan di pinggiran kota. Langit gelap menunjukkan kalau malam sedang menyelimuti saat itu. Pandangan pemuda itu dihalangi oleh kabut tebal, dan udara dingin menembus jaket kulit yang ia kenakan saat itu.

Anak muda itu terlihat sedang sangat kesal. Ia kesal karena sebelumnya tidak diberikan uang oleh orang tuanya untuk membeli gitar supaya dia bisa belajar dan bermain musik agar para wanita di sekolahnya tertarik kepadanya.

Jalanan saat itu sedang tidak dikerumuni banyak orang. Sepi. Dan juga gelap, kalau saja kalian lupa saat itu sedang malam. Anak muda itu berjalan dengan seluruh emosi negatif terkumpul di kepalanya. Dia sangat ingin sebuah gitar supaya bisa memikat para wanita di sekolahnya, tetapi dia juga tidak memiliki uang. Setan di telinganya membisikan sesuatu agar dirinya bisa menghasilkan uang dengan cepat. "Baiklah, aku akan mencuri uang dari orang saja!" ucapnya dalam hati.

Di jalanan yang sepi, di depannya terlihat orang tua yang sedang berjalan sendiri di pinggir jalan membawa tas di dadanya. Badannya gemuk, dan rambutnya putih. Anak muda itu berasumsi bahwa tas itu berisi barang yang berharga, karena buat apa sampai diepeluknya? Tanpa pikir panjang anak muda itu berniat merampasnya.

Perlahan ia ikuti orang tua itu dari belakang. Di suatu persimpangan, di bawah lampu, orang tua itu berhenti. Anak muda itu melihat kesempatan yang bagus untuk merampas tas tersebut. Dia bergegas menghampiri orang tua itu lalu mulai mencoba meraih tas yang dia pegang.

Orang tua itu kaget. Dia reflek untuk mempererat pegangannya ke tas itu. Lalu orang tua itu melihat wajah dan kedua mata anak muda yang mencoba mengambil tasnya. Orang tua itu terkejut. Dia melonggarkan pegangannya, dan berusaha membuka mulutnya untuk berbicara. "Hei, tungg..." belum selesai orang tua itu menyelesaikan ucapannya, anak muda itu langsung menarik tasnya dengan sekuat tenaga karena pegangannya mulai terasa longgar. Tas dengan gampang anak muda itu ambil, namun orang tua itu tampak terbujur kaku di jalan yang dingin. Dia seperti mati.

Walaupun anak muda itu sedang panik, tetapi dia masih sempat mengecek kondisi orang tua itu. Rupanya memang orang tua itu mati. Kepala belakangnya terbentur tiang lampu yang berada tepat di belakang ketika dia terpeleset jatuh saat tasnya diambil. Anak muda itu ingin berteriak minta tolong, tetapi jalanan sedang sepi. Lagipula kalau dia berteriak minta tolong, dia akan dipenjara. Dia langsung berlari menjauhi mayat orang tua tersebut sambil membawa tas yang dia rampas sebelumnya.

Saat di rumah, anak muda itu menangis, karena memang pada dasarnya anak muda itu adalah anak yang baik-baik. Entah iblis hebat apa yang berhasil menyuruhnya melakukan tindak kriminal. Setelah dia tenang, dia mengecek tas yang berhasil dia rampas. Isinya membuat dia terkejut, karena tas itu berisi uang yang cukup banyak. Melihatnya, anak muda itu tidak lagi merasa senang. Perasaan bersalah membuat obsesinya akan gitar hilang.

Setelah kejadian itu, si anak muda menjadi anak yang pendiam. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah belajar ketimbang bermain di luar bersama temannya. Perasaan bersalah adalah salah satu faktor yang membuat dia malas ke luar rumah. Karena di rumah tidak ada sesuatu untuk dikerjakan, maka dia lebih sering menghabiskan waktu dengan belajar di rumahnya. Uang yang cukup banyak itu pun juga dipakai untuk membeli buku ilmu pengetahuan yang banyak.

Waktu berlalu, karena saat muda dia menghabiskan banyak waktu untuk belajar, ketika dewasa si anak muda telah menjadi seorang ahli fisika. Dia telah menemukan banyak peralatan yang sudah membantu kehidupan manusia di seluruh dunia. Dia menjadi kaya. Dia juga sudah menikah dengan seorang wanita yang tadinya adalah rekan kerjanya. Dia juga memiliki 2 anak yang keduanya adalah laki-laki.

Waktu terus berlalu, anak muda itu sekarang terlihat tua dan gemuk. Sekarang ia terlihat sedang di gudang, baru saja menyelesaikan terobosan paling dahsyat dari seluruh temuannya. Dia baru saja menciptakan mesin waktu.

Setelah beberapa kali percobaan, dia sudah yakin kalau sudah aman untuk digunakan oleh manusia. Dia ingin manusia pertama yang mencoba mesin waktunya adalah dia sendiri. Tetapi dia bingung ingin ke mana. "Masa lalu? Masa depan? Ah... ya! Saat itu..." teriak orang tua tersebut.

Dia berencana kembali ke masa lalu. Tepatnya saat dia muda, saat dia yang muda sedang kesal tidak diberi uang untuk membeli gitar. Ya, malam di mana rasa bersalah mulai menghantuinya dan mengubah seluruh hidupnya. Malam ketika secara tidak sengaja dia membunuh seseorang. "Aku akan menghentikan diriku untuk membunuh orang. Aku akan memberinya uang, agar dia tidak merampok."

Persiapan telah selesai. Orang tua itu memasuki mesin waktu dengan membawa tas berisi uang yang cukup banyak. Lalu dia mengatur mesinnya agar dia bisa kembali ke malam dingin berkabut untuk memberi uang kepada dirinya yang masih muda. Perjalanan melintasi waktu pun terjadidan berhasil.


Orang tua itu sampai ke Berlin di masa lalu. Udaranya sangat dingin dan berkabut. Dia memeluk tasnya agar terasa sedikit hangat. Lalu dia mulai berjalan mencari dirinya yang muda sebelum dia membunuh orang. Dia berjalan dan terus berjalan sampai dia terhenti di persimpangan jalan. Dia berhenti karena dia melihat lampu jalan di persimpangan yang terasa sangat akrab di pikirannya. Dia mencoba mengingat sebentar, kemudian dia sadar bahwa tempat itu adalah tempat di mana dirinya yang muda secara tidak sengaja membunuh orang tua.

Dia merasa ada yang janggal. Lalu dia mencoba berpikir mencari tahu apa yang janggal. Saat dia berpikir, ada seseorang yang mencoba merampas tas yang dia bawa. Orang tua itu dengan sigap memeluknya dengan erat. Kemudian orang tua itu melihat sosok yang mencoba merampas tasnya. Ternyata yang mencoba merampas adalah dirinya yang muda.

Dirinya tersadar bahwa dirinya adalah yang di bunuh saat dia muda. Dia menghentikan perlawanan, dan ingin memberikan tas berisi uang itu langsung agar tidak ada kecelakaan yang terjadi, maka dia mengendorkan pegangannya, dan mencoba berbicara "Hei, tungg..." Namun setelah dilonggarkan, dirinya yang muda malah menariknya dengan paksa sehingga dia terdorong ke belakang dan terpeleset. Kakinya terpeleset, badannya miring, dan dia jatuh sebelum menyelesaikan kata-katanya. Ketika jatuh, kepalanya terbentur tiang di belakangnya dengan keras dan kemudian dia mati.

Wednesday, December 4, 2013

Bad Boy>Nice Guy?




Dari semua topik pembuka obrolan ke cewek yang gue temui di mall, taman, atau tempat nongkrong yang biasa gue kunjungi, topik favorit gue yang ketiga adalah “Lu lebih suka cowok bertipe bad boy atau nice guy?”
 
Setelah ditanya seperti itu, hampir 90% dari para wanita menarik itu menjawab lebih suka BAD BOY!
“kenapa tuh emangnya suka sama yang tipe bad boy?” adalah lanjutan dari obrolan untuk merespon jawaban mereka tadi. Jawabannya macam-macam, kalau ditulis di sini akan panjang. Bisa sih diuraikan satu persatu, tapi gue males. Jadi berkat rasa males, jawaban dari para kaum hawa itu bakal gue ringkas: BAD BOY ITU ASIK!

(Baca: Lah, nyet, bad boy kan bajingan?)

Iya, jadi begini, anak monyet, bad boy emang bajingan, tapi... tapi, perilaku para pria bajingan dan kurang ajar itu menegaskan simbol kegilaan, kesempurnaan, kebebasan, kemegahan, “kedewasaan”, dan “kemapanan” yang sangat membuat para wanita penasaran. Hal-hal itu membangkitkan sensasi yang jarang banget bisa ditemui oleh pria yang sering berperilaku sopan, kalem, atau baik.




Kenalan gue, Lex, pernah bilang, bidang studi psikologi dapat menganalisa mengenai pria brengsek nan bajingan ini dalam hal romansa pada kombinasi Big Five berikut ini: high extraversion (penuh energi, ekspresif di hadapan orang lain), low neuroticism (jarang mengalami emosi yang tidak menyenangkan), low conscientiousness (santai, berantakan, tidak disiplin), low agreeableness (mementingkan diri sendiri, cenderung bersaing ketimbang kerjasama), high openness to experience (suka tantangan, cepat bosan, pecandu tantangan baru). Dan P.K Jonason dari New Mexico University menemukan bahwa James Bond adalah figur yang paling cocok menggambarkan seluruh sifat di atas.

Ada yang pernah liat James Bond telfon cewek untuk sekedar nanya “Kamuh dah mam lum?”



 "Apah? Kamu lum mam? Mam dong, biar nggak tatit."

Oke, nggak usah deh ya seberat itu penjelasannya. Kalau menurut kacamata para wanita yang gue ajak ngobrol, bad boy lebih menarik karena mereka itu ekspresif, nggak menye-menye (ini gue nggak tau arti pastinya, tapi... ya gitu deh), berani untuk nggak baik. Itu membuat mereka terlihat lebih fun dibanding para nice guy yang pernah mereka temui.

Menurut gue, bad boy sendiri ada 3 jenis: pertama adalah mereka yang sudah menjadi bad boy secara natural, kedua adalah mereka yang menjadi bad boy karena difasilitasi lengkap sejak kecil (tajir mampus. Yang orang tuanya kalau diare mencret duit), yang ketiga adalah mereka yang menjadi bad boy karena pengalaman pahit. Contoh nomer tiga adalah kasus yang menarik.

Orang yang menjadi bad boy karena pengalaman biasanya sudah pernah mengalami pengalaman yang menghasilkan air mata berdarah di dalam hubungan romansanya. Biasanya mereka dulunya adalah seorang nice guy yang disia-siakan oleh gebetannya. Disia-siakan karena dahulu mereka selalu ada ketika gebetannya butuh bahu saat sedang jatuh terpuruk dikarenakan lelaki yang disukainya kerap menyakitinya. Lalu dia  datang dengan memberi 1001 kata motivasi yang menghibur setelah gebetannya curhat dengan sejuta keluhan atas pria brengsek yang disukainya. Dengan usaha maksimal, mereka membuat gebetannya yang sedang sedih menjadi tertawa. Tujuannya hanya satu: agar si gebetan mau melupakan pria brengsek yang disukainya dan melihat dia yang sudah bersusah payah menjadi yang terbaik buatnya dengan cara menunjukkan kebaikan yang pria brengsek itu tidak punya. Tetapi hasilnya malah terbalik, si gebetan tetap nempel kepada si pria brengsek dan si nice guy itu hanya mendapat gelar teman baik di hati gebetannya. Rasa sakit yang ekstrim membuatnya dihadapkan pada dua pemikiran: 1. Gue harus lebih baik lagi, 2. Gue nggak bisa begini terus. 

Dan para bad boy yang menjadi bad boy karena pengalaman adalah mereka yang belajar setelah menempuh jalur nomer dua. Tidak puas menjadi raja di zona teman sang wanita pujaan, membuatnya mengambil langkah ekstrim. Tentunya kalian tahu kalau kisah di atas adalah curhatan. Hahaha.

Memang, susah rasanya untuk tidak bersikap layaknya ksatria putih berkuda friendzone ke pada wanita yang kita suka. Tapi, hei! Wanita hanya akan tambah suka bila diperlakukan baik oleh pria yang disukainya. Pernah disukai wanita yang tidak lu sukai? Ya, mereka jadi suka karena lu memperlakukan mereka seperti biasa atau mungkin layaknya bad boy, dan lu menjadi nice guy ketika berhadapan dengan wanita yang lu suka. Terbayang? 

Jangan sembarang menunjukkan minat lu ke tiap wanita yang lu suka, berani mengatakan “Tidak!” ketika seorang wanita yang disuka meminta hal di luar akal, mampu hidup terpisah darinya, tidak harus mengikutinya ke manapun dia ingin pergi, dan berbagai hal lainnya.

Wanita tidak ingin pria yang hanya unggul dalam kebaikannya, apalagi hanya memiliki hal itu saja (kebaikan). Mereka ingin pria yang lengkap dengan keunggulan-keunggulan lainnya. Atau setidaknya pria yang mampu menunjukkan bahwa dia bisa lebih dari sekedar berbuat baik, sopan, dan menghargai wanita saja.

Jadi... gimana? Hahaha. 

Oh iya, gue belum menulis jawaban mereka kenapa tidak memilih nice guy. Karena nice guy itu mudah terbaca, membosankan, dan sifat baiknya yang sering diumbar sangat sayang untuk tidak menjadi sekedar teman. Jarang sekali ada atau bahkan tidak ada kejutan yang didapat.

Tentu para nice guy di luar sana memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki para bad boy. Tetapi  untuk menarik lawan jenis, sifat ini tidak begitu membantu. Lalu bagaimana? "Lu perlu berlatih mengekspresikan kombinasi Big Five di atas tanpa perlu menjadi bad boy yang bajingan, disfungsional, kekanak-kanakan, merusak dan menyakiti setiap wanita yang tertarik sama lu. Lalu kalau lu sudah siap untuk membina hubungan yang lebih serius lagi, lu harus bersedia mengurangi sedikit kesempurnaan lu dan menunjukkan sisi lemah untuk diisi oleh sang kekasih. Ijinkan dia berakar dan bertumbuh di dalam diri lu agar ia gak mudah terpikat oleh gelora pria-pria lain yang senantiasa menggodanya" kata si Lex.

Kalau lu setuju dengan tulisan di atas, gue harap, lu berjanji pada diri sendiri untuk tidak meneruskan strategi jadul yang lu lakukan selama bertahun-tahun ini sehingga membiarkan para wanita di luar sana menjadi bosan dan terpaksa karena tidak punya pilihan lain jatuh ke pelukan pria brengsek. 

Hidup adalah game, romansa adalah bagian darinya, dan seperti game pada umumnya, game romansa mempunyai strategi dan peraturan, jalani dengan benar dan lu bakal menangin game-nya!