Saturday, June 13, 2009

Perpisahan (Apa Bener?)

Kemarin gue baru aja pergi ke Bandung seperti yang udah gue kasih tau di postingan sebelumnya.
Seperti yang udah gue kasih tau di postingan sebelumnya. Gue ke sana untuk melakukan acara perpisahan dan rekreasi untuk waktu 2 hari.
Dan seperti yang udah gue kasih tau di postingan sebelumnya. Gue ke sana bersama rombongan murid, guru plus OB dan satpam.
Belom baca postingan sebelumnya? Makanya baca dulu.

Sebenernya waktu gue ke bandung kemarin ngga ada sesuatu yang spesial. Karna, selain di sana gue ngga diperbolehkan buat bebas berlari bugil, gue juga masih ada di Negara Indonesia. Bahkan masih ada di provinsi Jawa Barat.
Perjalanan kemarin sama aja waktu gue pergi ke bandung dulu untuk penelitian, yang bikin beda hanya.
1. Gue ngga neliti apapun (Kecuali cara tidur temen gue yang rada aneh)
2. Disana gue engga tidur di villa, melainkan di Hotel yang ngga jauh beda sama villa kemarin.
3. Gue ngga tau apa lagi yang bikin beda. Silahkan pikir sendiri.

Waktu acara perpisahan kemarin sebenernya juga ngga ada yang spesial.
Disana acara perpisahanya dilakukan di sebuah aula hotel yang ngga begitu besar. Dan acaranya juga ngga ada yang seru.
Di acara perpisahan itu gue Cuma ngeliat dan memperhatikan semua orang yang memakai Jas dan Kebaya. Gue ngeliat diantara mereka ada yang cocok dan ada yang ngga cocok. Ambil aja contoh yang cocok make Jas. Gue.
Soalnya menurut beberapa guru. Gue emang cocok kalo memakai jas. Katanya gue itu cocok dan tambah ganteng kalo make jas. Entah mereka ngomong kayak gitu dilandasi sama kejujuran atau karna setelah gue traktir mereka Manisan mangga. Tapi gue ngga peduli.

Ngga kayak gue. Beberapa temen gue ada juga yang ngga cocok memakai jas. Mereka bukanya terlihat bagus, malah terlihat lucu. Dan yang memakai kebaya juga begitu. Ada yang terlihat tambah cantik, ada juga yang terlihat tambah lucu/ga pantes.
Bahkan, banyak diantara cewek-cewek yang memakai kebaya. Malah terlihat menyeramkan. Itu disebabkan dandanan mereka yang ngebuat akal sehat gue ilang.
Dandanan mereka membuat mata gue melihat mereka seperti hantu yang haus darah dan ngebuat benak siapapun berteriak “Hiiii”. Dan sial bagi gue, karna di dalam acara itu, gue duduk di sebelah salah satu cewek yang masuk dalam kategori barusan, Namanya nanda dan juga di sebelah temen gue pasqual.
Di dalam bayangan gue terjadi beberapa adegan seperti:

Gue: Nanda, acaranya dimulai jam berapa? (sambil menengok ke arah dia)

Nanda: Jam setengah 9 kayaknya deh (juga menengok ke gue).

Gue: (Melihat mukanya yang seperti setan ronggeng) Astapirloh. (lalu gue menyingkir ke arah pasqual) Pas, pas. Ada setan yang duduk di bangku nanda pas!

Pasqual: (nengok ke gue) Mana mar? (Croooootttt)

Gue: *Meninggal dengan kepala setengah putus*


Dan waktu acara sedang berjalan pun akal gue masih belom sehat, karna faktor tadi. Sehingga gue juga melakukan sesuatu yang sebenernya ngga perlu, seperti: Tidur-tiduran, melepas sepatu, nyari upil, dan membayangkan kalo gue adalah presiden.
Karna merasa gue ngga ada kerjaan yang berguna. Gue melakukan hal yang jauh lebih berguna daripada hal diatas. Memperhatikan temen-temen gue sambil menghayal.
Di tengah khayalan gue. Tiba-tiba kita semua disuruh untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Karna gue rasa gue ngga berkepentingan untuk nyanyi Indonesia Raya, gue memilih nyanyi Bebas. Kira-kira seperti ini.

Pasqual: Indonesia. Tanah Air ku. Tanah tumpah darahku. Blabalbla

Gue: Soba ni ite zutto kimi no egao wo mitsumete itai..~~ (lagu L’Arc~En~Ciel – Hitomi no jyuunin)

Nanda: Indonesia Raya, merdeka, merdeka.

Gue: Mawar Melati, semuanya indah~~.


Ya kira-kira begitulah.
Dan esok harinya, kita semua pulang ke bekasi. Di saat yang lainya sedang bersedih, gue melakukan doa syukur.
Di pagi hari dari esok hari itu, kita semua dibagikan Buku Tahunan. Gue melihat foto gue saat pemotretan dulu. Hasilnya bagus banget. Ternyata gue lebih ganteng waktu dulu, dan ini berarti. Makin tua gue makin jelek.
Buku tahunan itu sendiri juga bagus, ya walaupun banyak banget terletak kecacatan dari segi bahasa dan penulisan. Tapi tetap bagus dan enak banget buat nimpuk adek yang ngga bisa diem.

Diperjalan pulang itu kita sempet mampir ke beberapa tempat rekreasi seperti kawah putih. Dan seperti budaya manusia. Bila mampir ke tempat rekreasi, di wajibkan untuk bernarsis ria dan foto-foto. Seakan-akan itu adalah dosa kalo ngga foto-foto.
Saat pulang dari kawah putih, dan mau melakukan perjalan ke Cibaduyut. Temen sebangku gue di dalem bis, rifky. Muntah tiba-tiba. Dan ngga disangka, ternyata muntahanya itu berbau nasi goreng. Dan karna dia duduk di tengah. Mau ngga mau, gue dan satu lagi temen gue, thoriq. Terkena muntahanya. Si thoriq langsung pindah ke depan, sementara gue nemenin rifky sambil bersihin muntahannya dengan perjuangan menahan bau nasi goreng yang ngebuat gue laper dan bau asam lambung yang ngebuat gue mau muntah juga.
Di sela-sela perjuangan gue, gue berpikir gimana kalo gue yang muntah? Apa yang gue lakuin? Dan di otak gue terjadi beberapa adegan.

Gue: (Tiba-tiba Mual dan mau muntah) Hmph.

Rifky: Kenape mar?

Gue: (Masih Nahan) Gue mau mu... Hmph.

Rifky: Mau ape?

Gue: Si Anggoro duduk dimana? Hmph.

Rifky: Tuh di depan (sambil ngarahin).

Gue: (Berlari ke arah anggoro) Gor, gor.

Anggoro: Apaan mar?

Gue: Maaf ya... Bleeehh (Muntah dengan anggun).


Tapi untungnya gue ngga muntah. Dan si anggoro selamat dari insiden yang ngga terjadi itu.
Dan sepulang dari bandung itu, gue sama sekali ngga bisa konsentrasi sama semuanya.
Itu disebabkan akal sehat gue yang belom sembuh karna setiap gue berpikir, gue jadi terbayang orang-orang berkebaya yang membuat benak gue berteriak “Hiiiii”.
Dan waktu gue nulis postingan ini pun gue masih belom bisa berkonsentrasi karna hal itu.
Dan sekarang mending gue sudahi saja postingan ini, daripada bertambah ngga jelas.

Demikian dari saya.
Salam dangdut!!

*Gue Berpikir*
Benak Gue: Hiiiiiii!!!

C.S: Perpisahan yang kurang spesial, dan mungkin bakal terlupakan. Karna hanya ninggalin sedikit kesan. Soalnya bagi gue, setiap hari adalah hari yang berkesan. Tapi. Gue bakal berusaha menjadikan hari itu, sebagai hari berkesan yang spesial.

2 comments:

  1. Kayaknya adegan yang gua (ngga) sengaja muntah ngga akan terlupakan ya, buktinya masih aja lo ulas di post ini --"
    Yo, sorry gua belum login.

    By : Orang yang menyesal karena gagal memuntahi kepala orang autis.

    ReplyDelete
  2. ya justru, karna lu belom muntahin pala si autis gue ngga bakal lupa... (hubunganya apa?)

    ReplyDelete