Tuesday, May 6, 2014

Menikah atau Tidak?

Hari ini gue sedang sakit, dan agak terhibur karena 2 orang kenalan gue dari lingkaran yang sama, Jet dan Kei, membahas tentang pernikahan di linimasa Twitter. Dan seperti biasa, gue merasa kagum atas pemikiran mereka. Yaaa, sebenarnya bukan kagum sih, gue hanya senang bahwa orang pintar seperti mereka mempunyai cara pandang yang sama dengan gue. Dan gue senyum-senyum sendiri karenanya.

Untuk melihat pemikiran mereka tentang pernikahan, bisa dilihat di linimasa mereka. Gue nggak akan membeberkan apa saja poin-poin mereka tentang apa itu pernikahan. Kali ini gue akan ikut berbicara tentang pernikahan dari kacamata gue... walaupun gue nggak pakai kacamata. Ya tentunya kalian tahulah kalau itu cuman kiasan.

Jadi apakah pernikahan itu? Gampangnya itu adalah suatu ritual yang mengikat sepasang manusia dalam suatu hubungan yang sakral dan suci. Sepasang manusia yang sudah menikah tersebut akan membangun sebuah kelompok kecil yang disebut keluarga. Dan membangun keluarga itu merupakan tanggung jawab yang SANGAT besar dan memakan waktu seumur hidup. Berat? Iya, memang. Butuh pemikiran yang sangat matang dan tidak bisa seenaknya. Makanya gue agak bingung ketika melihat banyak banget orang yang menikah muda.

Bagi teman-teman gue yang sudah follow gue dari dulu, pasti sering banget melihat ocehan gue tentang menikah muda. Dan dari ocehan itu mungkin mereka akan menganggap kalau gue itu anti pernikahan muda atau anti pernikahan. Karena ocehan gue tentang topik ini biasanya kontra dan tidak seperti yang orang-orang pikirkan (atau seenggaknya orang di sekitar gue).

Apakah gue anti pernikahan muda? Tentu tidak. Gue setuju saja jika ada sepasang kekasih ingin meneruskan hubungannya ke tahap lebih serius. Toh itu hidup mereka, bukan gue. Asal mereka bahagia dan merasa tidak keberatan, ya bagus. Yang bikin gue kelihatan anti pernikahan muda adalah pendapat kontra gue yang didasari karena gue sudah banyak melihat pasangan muda yang tidak memiliki rencana yang cukup matang. Mereka terlihat seperti lupa kalau cinta saja itu tidak bisa menghidupi sebuah keluarga. Dan gue juga sudah melihat salah satu yang tidak bertahan lama karena masalah sepele. Itu juga membuat gue makin yakin untuk tidak menikah muda. Kebanyakan anak muda tidak mampu memikul tanggung jawab besar seperti pernikahan. Dan ya namanya juga hidup, pasti ada juga yang berhasil melaluinya, jadi nggak perlu bilang "gak juga ah." ke gue.

Gue sendiri tidak terlalu memusingkan kapan gue harus menikah. Yang terbayangkan di otak gue adalah gue menikah ketika gue sudah mapan di umur 30 ke atas. Dan bila di umur 30 ke atas itu gue belum juga mapan, ya gue tidak akan menikah. Gue nggak mau menyusahkan anak orang.

Apakah gue juga anti pernikahan? Juga tidak. Gue setuju kalau pernikahan bisa jadi salah satu sumber kebahagiaan dalam hidup, namun gue juga akui bahwa pernikahan bukan untuk semua orang. Nggak semua orang bisa memikul tanggung jawab pernikahan. Kalau kesannya gue anti itu karena gue nggak suka dengan pola pikir orang-orang yang menjadikan pernikahan itu sebagai piala kesuksesan.

Kalau mau dilihat lagi, sekarang ini pernikahan itu lebih cenderung ke tekanan sosial. Jika tidak menikah di umur sekian, masyarakat akan mengadili macam-macam. Padahal sebenarnya bisa saja orang yang tidak menikah itu memilih untuk demikian karena beberapa alasan. Bagaimanapun juga, itu lebih baik daripada menikah karena obsesi buta.

Obsesi buta yang gue maksud adalah obsesi orang terhadap pernikahan, yang menganggap kalau pernikahan itu adalah solusi dan titik pencapaian kesuksesan dalam hidup. Seolah kita sudah dicuci otaknya, jadi robot yang diprogram oleh masyarakat untuk lahir lalu sekolah kemudian kerja terus menikah dan punya anak dan diakhiri oleh mati. Dan misalnya ada orang yang mau menentukan jalan hidupnya sendiri dan menyimpang dari jalur tersebut, langsung dicemooh dan dicerca. Itu seperti dibilangin "Lo boleh bebas, tapi mesti ikutin peraturan gue." Apakah pernikahan itu adalah sebuah titik pencapaian? Bisa jadi, tapi jelas itu bukan puncaknya.

Lo mau menikah atau tidak, ya bebas. Pilih dengan bijak lo mau menempuh jalur yang mana. Cuman yang harus diingat adalah, ketika lo sudah menikah, entah di umur muda atau tua, tanggung jawab yang lo pikul menjadi bertambah berat. Lo tidak mau menikah? Ya beban lo tambah berat juga, khususnya dari pandangan masyarakat. Gue sendiri nggak menganggap kalau pernikahan itu penting. Ide kalau kedua orang saling mencintai saja sudah cukup bagi gue, tapi perlu diingat bahwa tidak semua orang berpikiran seperti gue. Jadi, mau pilih yang mana?

Oh iya, kali saja lu males nengok ke kanan, gue mau kasih tahu lagi kalau gue punya akun ask.fm lho. Jadi mari saling tanya! Kalau mau tanya pandangan gue lebih luas lagi tentang ini, juga bisa. Sila tanya di sini. Ya ya ya? Ayo dong. Kesepian nih. :(

6 comments:

  1. Hai,
    Gua cukup sepemahaman nih sama pemikiran lo tentang pernikahan.

    Kalo menurut lo sendiri penting gak menikah atau lo tinggal satu atap dengan org yg lo cintai dan melakukan tanggung jawab layaknya suami istri tanpa menikah udh cukup (pilihan hidup org luar negri)?

    ReplyDelete
  2. Hai! :)
    Menurut gue sih nggak masalah ya untuk itu. Selama gue dan partner gue saling mencintai, dan menurut kami itu oke-oke saja (tidak menikah namun serumah), ya akan kami jalani. Tapi ya harus melalui persetujuan kami bersama. Kalau guenya mau begitu sedangkan dianya tidak, ya kami akan cari jalan lain. Yang penting komunikasi sih. :)

    ReplyDelete
  3. pernah terpikir untuk melakukan hal tersebut gak dimasa yang akan datang?

    ReplyDelete
  4. Wah langsung dikomen balik. Eh, tapi ini beda orang ya. Haha.

    Ya, tentu pernah. Justru di kepala gue itu terlihat lebih... hmmm, gimana jelasinnya ya? Lebih enak? Haha. :D
    Tapi dengan begitu ya pastinya ada pandangan buruk dari lingkungan. Yang gue khawatirkan dengan hubungan kayak begitu adalah kondisi mental pasangan gue nanti. Gue sendiri sih bisa yakin kalau gue bisa kuat dengan semua pandangan buruk itu, tapi dia? Ya saat itu lah komunikasi sangat penting.

    ReplyDelete
  5. Orang yang sama. Hahaha
    Waw jarang banget gua nemuin orang yang punya pemikiran kayak gini.
    Keren.

    ReplyDelete
  6. Oh, soalnya penulisannya agak beda. Hehe.
    Haha, terimakasih, Anda juga keren! (y)

    ReplyDelete