Tuesday, November 1, 2011

Setahun Parkour

Tanggal 30 kemarin adalah setahunnya gue dalam olahraga Parkour. Entah kebetulan atau takdir, di hari itu juga merupakan hari dilaksanakannya event Indonesia Freerun Championship di Epicentrum. Di sana mata gue dimanjakan dengan banyaknya atraksi yang keren. Peserta lompat sana-sini, salto depan-belakang, dan beberapa juga jatuh dengan tingkat cedera yang beragam (ada yang cuma kakinya bengkak sampai ada yang kepalanya bocor). Walaupun hasilnya cukup ironis karena ketiga pemenang dari INDONESIA Freerun Championship adalah orang Malaysia (dan cuma mereka bertiga orang Malaysia yang ikut lomba ke Indonesia dan ketiganya menang!) dan mereka yang akan MEWAKILI Indonesia ke World Championship, tapi gue cukup puas karena di sana gue bisa bertemu para freerunner tingkat dunia: Timothy "Livewire" Shieff dari Storm Freerun (UK), Shaun Wood dan Anan Anwar dari UNSW Parkour (Australi) sekaligus Team Farang (Bangkok), dan gue bisa berkesempatan ngobrol beberapa menit dengan mereka lalu foto bareng. Selain itu gue juga minta mereka menandatangani celana latihan gue. Itu udah kayak hadiah di ulangtahun gue yang pertama di Parkour.

Kiri ke kanan: orang camen dengan Livewire, Shaun Wood dengan orang kikuk, orang idiot dengan Anan Anwar.


Ya, gue udah setahun di olahraga ini. Dalam setahun, gue udah belajar banyak. Bukan dalam segi tekhnik, tapi pemahaman. Cara pandang gue tentang Parkour yang dulu sekarang udah berubah.

Setahun yang lalu, gue bergabung di olahraga ini hanya untuk bisa melakukan gerakan keren. Karena di Parkour, gerakan-gerakannya yang terlihat sangat keren memang bisa membuat orang terkagum-kagum.

Setahun yang lalu, ego gue untuk dapat menguasai gerakan-gerakan yang bisa dibilang tingkat tinggi, sangat besar. Oleh karena itu, gue selalu malas untuk melakukan repetisi untuk gerakan-gerakan yang terlihat sangat simpel dan langsung mencoba gerakan yang tingkat resikonya besar.

Setahun yang lalu, saat gue melihat anak yang baru bergabung dan langsung bisa melakukan gerakan yang belum gue bisa dengan sempurna, gue merasa gue harus bisa melakukan hal yang serupa. Oleh karena itu, tidak jarang gue menganggap olahraga ini sebagai kompetisi, dan menjadikan beberapa teman berlatih gue sebagai rival.

Setahun yang lalu, gue agak malas ikut kelas latihan fisik, karena gue pikir, buat apa gue melatih fisik gue sedemikian rupa? Emangnya itu bisa membantu latihan tekhnik gue? Oleh karena itu, setiap kali jadwal latihan fisik tiba, rasa malas gue mengajak gue untuk bolos latihan fisik.


.........


Namun sekarang, gue bertahan di Parkour karena gue menyukai dan menikmati prosesnya. Gue tahu, untuk bisa melakukan gerakan yang super, prosesnya akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, jika gue mau betah dan bertahan di olahraga ini, gue harus bisa menikmati proses perubahan dari diri gue di dalam Parkour ini. Kalau tidak, gue akan sama saja kayak orang yang hanya datang dan pergi di olahraga ini.

Dan sekarang, gue sadar pentingnya kesabaran untuk mencoba tekhnik tertentu di olahraga ini dan sadar atas pentingnya pengulangan dalam melakukan berbagai tekhnik, bahkan yang tersimpel sekalipun.

Dan sekarang, saat gue melihat anak yang baru bergabung langsung bisa melakukan gerakan yang belum gue bisa dengan sempurna, gue merasa kagum, ikut senang untuknya, dan tidak merasa tersaingi. Karena di Parkour tidak ada yang namanya rival, yang ada hanya teman berlatih. Dan di Parkour tidak ada yang namanya kompetisi, karena kami akan maju bersama.

Dan sekarang, gue sangat menyukai latihan fisik dan selalu mengusahakan untuk hadir di setiap minggu sesinya. Karena gue sadar dan tahu betul, bahwa latihan fisik di olahraga ini SANGAT penting. Dengan fisik yang kuat, tekhnik apapun yang mau dipelajari nanti akan lebih mudah. Dan lagi, resiko yang akan diterima setiap kali melakukan suatu gerakan Parkour akan jauh berkurang bahkan hilang bila fisik kita kuat. Oleh karena itu, David Belle (founder Parkour), walaupun sudah profesional dan hampir berkepala lima, dia tetap melatih fisiknya untuk menjadi lebih kuat. Itu juga karena filosofi dari Parkour yang berbunyi "to be strong, to be useful" yang mungkin bermaksud latihan Parkour itu bertujuan untuk menjadi kuat dan akhirnya kekuatan itu bisa berguna, entah untuk diri sendiri atau orang lain.

Setahun yang lalu, gue pikir gue tidak akan bertahan lama di olahraga ini. Namun sekarang, gue udah setahun di Parkour. Sekarang gue berharap kalau gue bisa bertahan lama dan menjadikan ini bukan hanya sebagai hobi. Tapi bagian dari hidup.

Parkour 4 life!

Kami bukan boyband!

5 comments:

  1. mar lebih enak lagi kalo blog lu di masukin foto2 deh... :D

    ReplyDelete
  2. sebenernya sih ada satu hal yang mesti kita lawan di dalam parkour.
    yaitu diri sendiri.

    ReplyDelete
  3. @Katanashi
    Saran diterima! :D

    @Kayz
    Alias ego. Ya kan? :p

    ReplyDelete
  4. tambahin!
    KAMI ANAK PARKOUR,BUKAN SIRKUS KELILING!
    wahaha :D
    #Peace..!

    ReplyDelete
  5. Jelas itu. Kami adalah orang ganteng keliling. B-)

    ReplyDelete