Wednesday, April 2, 2014

Ngegembel di Jogja #1

Sekitar sebulan lalu gue ke Jogja, kota yang aura seninya sangat kuat, kota di mana orang-orangnya super ramah, kota dengan bahasa dan logat yang seksi, dan kota di mana semua jajanan hampir lebih murah daripada di Jakarta walaupun gue agak kecewa harga pulsa di sana sama saja.

Gue ke Jogja untuk backpacking... ya mungkin lebih rendah derajatnya daripada seorang backpacker sih, cocoknya dibilang ngegembel. Ya, ngegembel. Dan rencana untuk ngegembel ini sudah ada jauh berbulan-bulan sebelumnya. Destinasi awal gue untuk ngegembel sebenarnya adalah Bali, tetapi teman gue bilang ke gue kalau misalnya kita bermalam di jalan raya Bali, polisi akan menangkap kita. Itu sudah cukup alasan bagi gue untuk memikirkan ulang rencana ngegembel gue ke Bali. Selain itu, terakhir gue ke Bali, harga untuk hidup di sana nggak jauh beda dari Jakarta, bahkan lebih mahal. Oleh karena itu, gue pilih Jogja saja untuk permulaan ngegembel ini.

Kenapa gue bilang ngegembel? Karena gue sudah berniat dari awal untuk menjalani kehidupan kayak gembel di sana paling tidak sehari saja. Tidak menginap di hotel, tidak menyewa kendaraan, pokoknya biaya yang gue keluarkan di sana hanya untuk konsumsi saja. Bahkan gue bawa sebuah ukulele bersama gue untuk gue mainkan kalau gue bosan atau untuk mengamen.

Mendengar penjelasan gue tentang ngegembel itu, beberapa teman gue tertawa dan beberapa juga mau ikut gue (tapi akhirnya ya hanya gue sendiri saja yang pergi). "Cuman elo, Mar, yang ngegembel aja direncanain. Haha!" kata seorang teman. Iya juga sih, kayaknya cuman gue yang begitu. Tapi bisa saja tidak. Mungkin saja gembel di pinggir jalan itu sebenarnya juga direncanain.

Gembel: Mas, minta uangnya, Mas.
Gue: Nih, Pak. *kasih  lembaran dua ribu* Nanya dong, Pak. Bapak jadi gembel kayak gini direncanain nggak sih? Maksudnya bapak emang punya niat ngegembel gini.
Gembel: Lho, mas kok tau? Iya, saya emang jadi gembel berencana. Pekerjaan saya sebelumnya sih ahli fisika di Portugal.

Gue rencananya mau berangkat ke Jogja tanggal 24 Februari di hari Senin. Dan tentunya sebagai orang yang penuh rencana, gue membeli tiket berangkat ke Jogja pastinya jauuuuuuuuh sebelum hari H. Ya, gue ke stasiun untuk membeli tiket adalah sehari sebelumnya.

Minggu tanggal 23 itu bertepatan dengan festival Jepang yang mau gue datangi bersama teman gue Isabella. Dan paginya gue latihan bersama Parkour Bekasi di GOR Bekasi sampai siang. Jadinya ke festival Jepang itu dari siang ke sore. Artinya gue nggak bisa memesan tiket pas pagi hari atau siangnya. Dan benar saja, tiket untuk tanggal 24 sudah habis. Dan cukup membuat gue heran, emang segitu banyaknya ya orang mau ke Jogja? Akhirnya gue membeli tiket berangkat di tanggal 25 Februari hari Selasa.

Setelah tiket gue pegang, gue agak kurang yakin dengan niat gue sebelumnya. Konflik batin pun terjadi di dalam benak gue. Pertanyaan-pertanyaan diri sendiri kayak tokoh sinetron juga gue alami. "Apa gue bisa?", "Buat apa sih beginian?", "Bukannya enakan di rumah aja bareng temen-temen?" atau "Konflik batin itu apa sih?". Tapi masa bodo lah! Jadi muda itu cuman sekali, sayang banget kalau nggak ngelakuin hal-hal aneh untuk bisa diceritakan ke anak cucu kelak. Hajar teruuuuuuuusss! Tunggu aku, Jogjaaaa!

Bersambung...

2 comments:

  1. ngegembel tuh apa siii artinya ?

    ReplyDelete
  2. Maksud saya ngegembel itu saya mau mencoba menjadi gembel, Mbak. Haha.
    Tentunya itu kiasan ya, bukan gembel secara harfiah. :p

    ReplyDelete