(Cerpen) Balada Anak SMA

Tahun Ajaran Baru Di Suatu sekolah yang ngga begitu penting untuk di sebutkan namanya.

Kepala sekolah seperti biasa mengeluarkan kalimat pidato tahun ajaran baru, yang sudah dihapal di malam sebelumnya. Di samping itu, di sana para anak yang tidak peduli dengan kata-kata sang Kepala Sekolah, sudah mulai mencari cara untuk membunuh dirinya masing-masing karna bosan.

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 1
Eh, lo bawa racun tikus?

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 2
Bawa.

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 1
(Terkejut) Hah?! Kalo Kalium Sianida?

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 2
Bawa.

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 1
(Masih Terkejut) Kok bisa bawa semua sih? Kan ini lingkungan sekolah?

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 2
Ini kehendak penulis yang munculin gw cuma buat mendukung aksi bunuh diri lo. Supaya kalimat penjelas yang ada di atas tadi terlihat jadi nyata.

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 1
Owh, begitu.

FIGURAN TANPA NAMA YANG TIDAK PENTING # 2
Jadi mau yang mana? Racun tikus atau kalium sianida?

Di sudut lain dari lapangan
Seorang anak yang akan memasuki kelas 1 SMA bernama DAUZ, sedang pura-pura menguap sambil memikirkan cara supaya mendapatkan teman baru.

DAUZ
Ah, gw harus nyari cara buat nyari temen sebanyak-banyaknya nih. Ah, gw tau , untuk kesan pertama, gw bakal berlaku sopan dan tidak sombong.

FIGURAN YANG TIDAK SENGAJA MENDENGAR
Eh, lo dari sekolah mana? Nama gw TOTO, gw dari SMP negri yang ngga begitu terkenal di dekat sini. Salam kenal.

DAUZ
Ah, Berisik lo. Gw lagi nyari temen baru nih, supaya nanti gw bisa punya banyak temen. Jadi gw minta dengan sangat, jangan ganggu gw.

TOTO
Tapi kan menurut dialog lo, lo bakal jadi anak sopan supaya bisa dapet banyak temen di sini kan?

DAUZ
Iya, kenapa?

TOTO
Ya tadi itu ngga sopan, dan gw Cuma menawarkan diri supaya misi lo yang tadi bisa terwujud.

DAUZ
Oh iya. Hai nama gw DAUZ.

TOTO
Apa ngga sedikit terlambat, hah?

Setelah upacara sekolah selesai, para murid baru dipanggil satu persatu untuk dibagikan kelasnya.

KAKAK KELAS YANG HANYA KEBAGIAN 3 DIALOG
DAUZ. Kamu masuk kelas nomor 2.

DAUZ
Ya Kak. Hihihi, kasian banget kakak kelas itu. Udah munculnya Cuma beberapa kali, dia kebagian dialog yang ga lucu lagi.

KAKAK KELAS YANG HANYA KEBAGIAN 3 DIALOG
(SEDIH) Bukan hanya itu. Gw muncul juga Cuma sebagai pelengkap. Untuk ngasih tau ke pembaca, kalo lo bakal masuk kelas nomor 2.

DAUZ
Owh, begitu ya. Karna lu Cuma muncul 3 kali. Berarti lo ga bakal bisa marah donk walaupun gw kata-katain di dialog gw berikutnya?

KAKAK KELAS YANG HANYA KEBAGIAN 3 DIALOG
Iya.

DAUZ
Yes. Dasar kepala ga simetris, bau mulut lu sama kayak bau oli bekas, badan lu kuntet. Ah udah deh, daripada gw ngata-ngatain ga jelas, mending gw jalan ke kelas supaya ceritanya berlangsung.

Dauz berjalan menuju kelas. Tapi dia tidak tahu, kalau si KAKAK KELAS tadi, akan muncul lagi dengan nama yang baru, untuk memberikan tugas-tugas yang ga masuk akal untuk murid baru.

DAUZ
Ah, gawat nih. Kenapa ga kasih tau dari tadi sih?

NARATOR # 1
Ya soalnya stok tokoh di dalam cerita ini terbatas. Dan penulis cerita ini juga sengaja, supaya ada bahan buat cerita nantinya.

NARATOR # 2
Lu tau sendiri, kalo si penulis cerita ini gampang banget kehilangan ide akhir-akhir ini.

NARATOR # 3
Itu mungkin karna kualitas otaknya sudah mulai berkurang kali ya?

NARATOR # 2
Mungkin.

DAUZ
Anu, kalau stok tokoh dalam cerita ini terbatas, kenapa NARATOR nya sampai 3 begitu?

NARATOR # 1
Bener juga nih, kita harus mengurangi jumlah narrator. NARATOR # 2, kamu saja yang keluar.

NARATOR # 2
Jangan donk, gw masih harus tetep eksis. Supaya sewaktu-waktu gw bisa dapet dialog lucu. NARATOR # 3 aja tuh.

NARATOR # 3
Jangan donk. Gimana kalo kita tentuin aja dengan HOM PIM PA?

NARATOR # 1
Males ah. Itu kan permainan anak kecil. Gimana kalo kita tentuin aja dengan SUIT?

NARATOR # 2
Tapi kan, orangnya ada 3.

NARATOR # 3
Gw punya ide lagi nih. Bagaimana kalo kita maen POKER dahulu untuk menentukan siapa yang SUIT?

NARATOR # 2
Ide bagus, Kartunya mana?

NARATOR # 1
Ga ada ya? Lu aja deh yang beli, gw males banget belinya.

NARATOR # 2
Ogah ah, gw juga males.

NARATOR # 3
Oh gw punya ide bagus lainya. Bagaimana kalo kita HOM PIM PA buat nentuin siapa yang membeli kartunya. Lalu kita maen POKER buat nentuin siapa yang dapet kebagian SUIT. Lalu mereka SUIT untuk menentukan siapa yang berhak jadi narator. Gimana? Jenius kan?

NARATOR # 1 & 2
(SARKASME) Iya, jenius banget.

Setelah mereka melakukan kebodohan tadi. Merekapun akhirnya mendapatkan pemenang untuk SUIT. Yang tersisih dari mereka bertiga adalah NARATOR # 1.

NARATOR # 1
Ah, kenapa tiba-tiba jadi gw yang kalah?

Akhirnya para narrator yang tersisa pun SUIT.

NARATOR # 2
*Jempol*

NARATOR # 3
*Kelingking* Haha, 1-0.

NARATOR # 2
*Jempol*

NARATOR # 3
*Kelingking* Haha, gw menang.

NARATOR # 2
Kok dia bisa menang 2 kali berturut-turut ya?

NARATOR # 3
Soalnya gw ngeliat keterangan yang ada di bawah nama lu. Kalo lu bakal ngeluarin jempol.

NARATOR # 2
Wah, hebat.

Setelah mendapatkan narrator baru, cerita pun berlanjut.

DAUZ
(SARKASME) Owh, udah selesai? Ngga butuh maen game laen lagi buat nentuin siapa yang jadi narrator? Kayak Smack Down, atau CAROK misalnya?

NARATOR SATU-SATUNYA
Ga perlu, kita udah cukup menyita waktu banyak untuk nentuin siapa yang bakal jadi narrator.

DAUZ
Tadi tuh Cuma sarkasme. Idiot.

NARATOR SATU-SATUNYA
Owh.

DAUZ
Ngomong-ngomong, lu sadar ga kalo nama lu dah berubah. Dari NARATOR # 3, jadi NARATOR SATU-SATUNYA?

NARATOR SATU-SATUNYA
Oh, iya. Aih, seneng banget deh gw ngeliat kata-kata penjelas identitas diatas.

Cerita pun berlanjut. DAUZ berjalan ke…

NARATOR SATU-SATUNYA
TUNGGU!!

DAUZ
Ada apa lagi?

NARATOR SATU-SATUNYA
Ga ada apa-apa, gw Cuma mau ngeliat kata-kata penjelas identitas gw doank. Aih, bagusnya nama itu. Bangga banget deh gw.

DAUZ
NORAK!!

Cerita pun berlanjut. DAUZ berjalan ke dalam sekolah yang sampai saat ini masih belum di ketahui namanya…

BERSAMBUNG….

DAUZ
Ah, kok nanggung amat sih?

NARATOR
Iya, soalnya CERPEN ini mau di ubah menjadi CERBUNG oleh penulis.

DAUZ
Ah, kok tiba-tiba begitu sih? Gw udah mulai terbiasa juga.

NARATOR
Ngga tau. Turuti lah kehendak penulis, nak. Kita harus menurut sama kehendak nya, walaupun itu adalah hal yang ngga kita suka. Lo harus sabar.

DAUZ
Ah, shit. Ngomong-ngomong lo sadar ga, kalo nama lu dah berubah jadi NARATOR doank semenjak 3 dialog terakhir?

NARATOR
Aaaah, tidaaaak. Sialan, Penulisnya emang kurang ajar nih. Suka tiba-tiba.

DAUZ
(SARKASME) Sabar ya?

…..