Monday, May 13, 2013

Sedikit

Gue sering banget liat orang-orang menentang pejagalan yang terjadi di Timur Tengah sana. Bahkan nggak sedikit juga orang-orang yang mau mengantarkan nyawa berjihad ke sana. Siapa sih yang tidak mau membantu orang yang kesusahan atau menderita? Gue sendiri sangat mau! Kecuali orang yang mempunyai hati batu yang sudah terbungkus oleh logam.

Tidak sedikit juga teman di sekitar gue yang begitu. Mereka update tentang kondisi di TimTeng sana setiap hari. Mereka tahu siapa saja yang menjadi korban di sana, di mana saja daerah yang baru terkena bom, dan mereka tahu nama-nama orang yang telah ditinggalkan oleh orang tercintanya. Lalu dengan keras mereka berteriak mengutuk "Israel jahanam!"

Bukannya tidak bagus mengetahui keadaan saudara seiman kita di sana. Itu bagus. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang berada di dekat  kita yang juga sedang terkena bencana atau perlakuan buruk karena tidak "sama"?

Kita lupa mengutuk kebiadaban kita sendiri karena terlalu sibuk dengan urusan Timur Tengah. Kita lupa dengan yang dilakukan negara sendiri. Menutup mata atas kekacauan yang terjadi di sekitar menjadi sebuah langkah yang diambil.

Di saat kita dengan murka meneriakan cacian kepada Israel, mata kita tidak melihat keluarga yang hidup di jalanan depan rumah, mereka sedang merintih kelaparan. Di saat kita mengutuk mereka dengan nama Tuhan, satu bayi sedang menangis kepanasan sedang digendong ibunya yang bingung bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk membeli susu untuk buah hatinya. Mereka menunggu bantuan yang tak kunjung datang dari kita, orang yang dekat dengan mereka.

Kita kacau.

Segala sesuatu yang berbau Israel, Zionist, Yahudi, kita caci dan urus sampai ada satu hal yang terlewatkan oleh orang Indonesia sendiri. Kita lupa kalau di Indonesia manusia sering memperanjing yang lain dengan meneriakan lafaz Tuhan. Lalu kalau pembinatangan manusia di Indonesia tidak dipedulikan, siapa elo untuk bicara kemanusiaan di TimTeng?

Gue tidak bilang kalau gue mendukung Israel. Gue jelas menentangnya. Begitu juga jutaan Yahudi lainnya yang turut menentang dan mendukung Palestina.

Bagaimana reaksimu ketika melihat kalau banyak orang Israel yang menentang penguasa negaranya? Dan bagaimana reaksimu ketika melihat TKI kita baru pulang dari Arab dengan keadaan hamil diperkosa, memar disiksa, bahkan tanpa nyawa? Kita menutup mulut rapat-rapat ketika itu semua terjadi. Bahkan ketidakadilan yang dirasa para TKI yang terancam hukuman pancung di Arab tidak menjadi sesuatu yang "WAH!", ketimbang apa yang terjadi di TimTeng.

Apa yang terjadi? Apa karena lebih mudah mengutuk Amerika, Eropa, dan Israel, ketimbang mengutuki saudara seiman daerah rasul berasal? Apa bedanya kita dengan Hitler? Hitler yang selalu meletakkan ras sebagai dasar dalam memandang dunia?

Gue pernah lihat satu kalimat, "Kalau kamu masih menjadikan agama sebagai titik sentral, jangan bicara soal kemanusiaan."

Gue nggak mau lu berpikiran kayak gue, gue cuman mau lu membuka mata dan berpikir sendiri.

Semoga Palestina lekas membaik.




No comments:

Post a Comment