Wednesday, October 24, 2012

Kesempurnaan yang Tidak Sempurna


Aaaah, berhubung ini sudah mau menuju akhir tahun, bagaimana kalau gue tulis tentang hal yang berbau lope-lope? :D

Kalian pasti pernah baca atau dengar cerita seorang pria yang mencari bunga di ladang bunga. Kalau belum tau, gue bakal tulis di sini biar kesannya blog gue isinya ada yang bener sekali-kali.

Jadi ada seorang pria yang berjalan di ladang bunga. Di perjalanannya dia  terhenti sejenak karena melihat bunga-bunga yang sangat cantik. Sambil meneruskan perjalanannya, dia memutuskan untuk mengambil satu tangkai bunga. Sampai akhirnya dia melihat satu bunga yang sangat cantik. Ia memetiknya dan kemudian kembali berjalan.

Lagi-lagi langkahnya terhenti karena dia melihat bunga lain yang lebih cantik dari sebelumnya. Tetapi sebelum dia memetik bunga itu, dia berpikir “ladang bunga ini besar dan luas. Mungkin aku akan menemukan bunga lainnya yang lebih cantik dan sempurna dari ini bila aku mencari lagi!”

Ia pun membuang bunga yang sedang dia pegang dan berjalan terus mencari bunga lain yang lebih sempurna. Tidak lama ia terhenti karena melihat satu bunga “Ah, cantik sekali bunga ini! Bunga ini lebih cantik dari yang tadi! Akan kupetik yang ini dan kubawa pulang.” Akhirnya ia memetik bunga itu, membuang bunga sebelumnya, dan meneruskan perjalanannya.

Tidak lama kemudian dia menemukan bunga lain yang lebih cantik, dan hal seperti sebelumnya terulang. Ia  buang bunga yang sudah diambil dan berjalan terus sambil terus melakukan pencarian akan bunga yang sempurna. Setiap kali dia menemukan bunga yang menurutnya cantik dia buang, karena selalu ada cacat atau hal kurang, dan akan selalu ada bunga yang tampak lebih cantik dan menarik di depan matanya.

Ia terus berjalan, memetik, dan membuang. Memetik, berjalan, dan membuang. Begitu terus sampai tanpa disadari dia sudah berada di ujung ladang bunga tersebut. Tidak hanya itu saja, hari pun sudah malam, sehingga dia tidak lagi bisa melihat bunga yang lebih cantik di ladang tersebut. Bunga terakhir yang dipetiknya ternyata tidak sebagus bunga pertama yang dia petik. Sang pria sudah kehabisan tenaga dan memutuskan untuk menghentikan pencariannya. Pada akhirnya dia pun pulang dengan tidak membawa satu pun bunga yang cantik.

Nah maksud dari cerita itu adalah: kalau kita mencari hal yang sempurna, kita biasanya cuman akan kecewa. Prinsip ini sangat berlaku dalam hal pasangan. Pasangan yang sempurna ya cuman bantal guling kalian. Lu nggak akan ketemu sama pasangan yang sempurna, karena elu sendiri nggak sempurna.

(Baca: Tapi pasangan gue sekarang sempurna, man! Dia cantik, manis, dan baik.)

Ya tapi siapa tau aja dia jari tangannya cuman 4 setiap tangannya. Pasti ada saja hal-hal yang minus di dirinya. Tapi kenapa dia bisa lu anggap sempurna?

Seseorang akan terlihat sempurna kalau kita lagi dalam keadaan suka sama dia. Karena otak akan tetap menyuruh kita untuk menyukai setiap centi, setiap sel dari dirinya. Misalnya orang yang lu suka itu doyan ngupil, otaklu akan menyuruh lu berpikir “wah dia higienis, makanya dia suka membersihkan diri sampe hidung-hidungnya.” Atau pas dia kentut dan kentutnya itu baunya Afgan (baca: sadis), otak lu tetep nyuruh lu untuk berpikir super positif bahkan ketika lu hampir ambruk dan diopname karena baunya.

Inti dari semuanya: Nggak ada orang yang sempurna. Pencarian akan orang yang sempurna cuman akan membawa lu ke titik di mana lu ngerasa lelah.

Tapi walaupun itu nggak sempurna, bukan berarti itu nggak bisa menjadi lebih baik. Dan gimana cara supaya lebih baik itu tergantung gimana elu ngejalaninnya. Tapi sekali lagi gue ulang, jangan pernah mencari pasangan yang sempurna. Cuman buang-buang waktu.

1 comment:

  1. "Tapi sekali lagi gue ulang, jangan pernah mencari pasangan yang sempurna. Cuman buang-buang waktu." Nice quote bro :D

    ReplyDelete