Tuesday, May 3, 2022

Leba-run Away

Yak, belum apa-apa sudah kelewat satu hari... Tapi tak apa, saya sudah berdamai dengan kemalasan diri sendiri. H3he....

Tapi kali ini kalau mau dikasih pembelaan juga bisa, karena kemarin adalah hari lebaran Idulfitri. Jadi...

Selamat Idulfitri, wan-kawan!

Bagaimana lebarannya? Kenyang tidak? Apa kenyang juga dengan pertanyaan basa-basi yang kalimat tanyanya diawali dengan kata "kapan"? Gue pribadi entah kenapa nggak begitu terganggu dengan hal itu. Mungkin karena: 1. Gue nggak peduli, 2. Gue nggak peduli, dan 3. Gue nggak peduli.

Paling populer yang bikin orang malas adalah pertanyaan "kapan nikah?". Sebagai orang yang menganggap pernikahan itu tidak begitu penting dan oleh karena itu juga gue jadi tidak menjadikan itu tujuan, gue tidak pernah merasa terganggu dengan pertanyaan senada. Pun gue tidak mendapatkan pertanyaan itu sesering itu. Tampaknya mereka sudah lelah karena tidak puas dengan jawaban gue ketika ditanya demikian, soalnya beberapa kali gue pertanyaan itu gue jawab dengan "belum siap." ketika gue dalam mode sopan, atau "males ah." kalau gue sudah menganggap pertanyaan itu berbunyi sumbang di telinga. Ada juga waktu di mana gue menjawab secara gamblang kalau gue tidak begitu ingin menikah, itu terjadi beberapa tahun lalu ketika ada saudara tiri bertanya dan sepertinya orang tua gue mendengarnya. Semenjak saat itu mereka setengah malas gitu untuk bertanya hal demikian ke gue, karena mereka sudah tau sudut pandang gue tentang pernikahan, hahaha.

Ngomong-ngomong...

Kemarin adalah lebaran ketiga gue di Bekasi. Biasanya para saudara dari pihak bokap datang untuk silaturahmi karena beliau adalah anak pertama dari nenek gue. Dari yang sudah-sudah, gue secara tidak resmi menjadi "penghibur tamu" di mana gue harus mengajak mereka ngobrol agar tidak bosan di rumah. Menjaga mereka supaya tidak selalu memegang telepon genggam agar esensi silaturahmi tidak hilang. Memastikan suasana tidak menjadi garing.

Namun entah kenapa beberapa waktu belakangan ini energi gue untuk bersosialisasi tidak sebanyak itu. Capek sekali walaupun hanya mengajak dua orang ngobrol. Belum lagi telinga ini dipaksa mendengarkan teriak bocah-bocah yang berlarian ke sana ke sini. Seharian rasanya ingin rebahan dan tidur. Ingin melarikan diri ke kos terus rasanya.

Pada akhirnya, sebelum sore tiba mereka sudah pulang semua. Tanpa ba-bi-bu gue pun cabut ke Jakarta untuk balik ke kos. Begitu sampai, nggak membutuhkan waktu lama untuk gue tertidur. Bangun jam 8 malam, makan sambil nonton, kemudian tertidur lagi.

Capek euy...

Well, gue rasa akan banyak orang di luar sana yang setuju kalau gue bilang bahwa lebaran itu memang salah satu momen yang melelahkan.

No comments:

Post a Comment