Wednesday, December 4, 2013

Bad Boy>Nice Guy?




Dari semua topik pembuka obrolan ke cewek yang gue temui di mall, taman, atau tempat nongkrong yang biasa gue kunjungi, topik favorit gue yang ketiga adalah “Lu lebih suka cowok bertipe bad boy atau nice guy?”
 
Setelah ditanya seperti itu, hampir 90% dari para wanita menarik itu menjawab lebih suka BAD BOY!
“kenapa tuh emangnya suka sama yang tipe bad boy?” adalah lanjutan dari obrolan untuk merespon jawaban mereka tadi. Jawabannya macam-macam, kalau ditulis di sini akan panjang. Bisa sih diuraikan satu persatu, tapi gue males. Jadi berkat rasa males, jawaban dari para kaum hawa itu bakal gue ringkas: BAD BOY ITU ASIK!

(Baca: Lah, nyet, bad boy kan bajingan?)

Iya, jadi begini, anak monyet, bad boy emang bajingan, tapi... tapi, perilaku para pria bajingan dan kurang ajar itu menegaskan simbol kegilaan, kesempurnaan, kebebasan, kemegahan, “kedewasaan”, dan “kemapanan” yang sangat membuat para wanita penasaran. Hal-hal itu membangkitkan sensasi yang jarang banget bisa ditemui oleh pria yang sering berperilaku sopan, kalem, atau baik.




Kenalan gue, Lex, pernah bilang, bidang studi psikologi dapat menganalisa mengenai pria brengsek nan bajingan ini dalam hal romansa pada kombinasi Big Five berikut ini: high extraversion (penuh energi, ekspresif di hadapan orang lain), low neuroticism (jarang mengalami emosi yang tidak menyenangkan), low conscientiousness (santai, berantakan, tidak disiplin), low agreeableness (mementingkan diri sendiri, cenderung bersaing ketimbang kerjasama), high openness to experience (suka tantangan, cepat bosan, pecandu tantangan baru). Dan P.K Jonason dari New Mexico University menemukan bahwa James Bond adalah figur yang paling cocok menggambarkan seluruh sifat di atas.

Ada yang pernah liat James Bond telfon cewek untuk sekedar nanya “Kamuh dah mam lum?”



 "Apah? Kamu lum mam? Mam dong, biar nggak tatit."

Oke, nggak usah deh ya seberat itu penjelasannya. Kalau menurut kacamata para wanita yang gue ajak ngobrol, bad boy lebih menarik karena mereka itu ekspresif, nggak menye-menye (ini gue nggak tau arti pastinya, tapi... ya gitu deh), berani untuk nggak baik. Itu membuat mereka terlihat lebih fun dibanding para nice guy yang pernah mereka temui.

Menurut gue, bad boy sendiri ada 3 jenis: pertama adalah mereka yang sudah menjadi bad boy secara natural, kedua adalah mereka yang menjadi bad boy karena difasilitasi lengkap sejak kecil (tajir mampus. Yang orang tuanya kalau diare mencret duit), yang ketiga adalah mereka yang menjadi bad boy karena pengalaman pahit. Contoh nomer tiga adalah kasus yang menarik.

Orang yang menjadi bad boy karena pengalaman biasanya sudah pernah mengalami pengalaman yang menghasilkan air mata berdarah di dalam hubungan romansanya. Biasanya mereka dulunya adalah seorang nice guy yang disia-siakan oleh gebetannya. Disia-siakan karena dahulu mereka selalu ada ketika gebetannya butuh bahu saat sedang jatuh terpuruk dikarenakan lelaki yang disukainya kerap menyakitinya. Lalu dia  datang dengan memberi 1001 kata motivasi yang menghibur setelah gebetannya curhat dengan sejuta keluhan atas pria brengsek yang disukainya. Dengan usaha maksimal, mereka membuat gebetannya yang sedang sedih menjadi tertawa. Tujuannya hanya satu: agar si gebetan mau melupakan pria brengsek yang disukainya dan melihat dia yang sudah bersusah payah menjadi yang terbaik buatnya dengan cara menunjukkan kebaikan yang pria brengsek itu tidak punya. Tetapi hasilnya malah terbalik, si gebetan tetap nempel kepada si pria brengsek dan si nice guy itu hanya mendapat gelar teman baik di hati gebetannya. Rasa sakit yang ekstrim membuatnya dihadapkan pada dua pemikiran: 1. Gue harus lebih baik lagi, 2. Gue nggak bisa begini terus. 

Dan para bad boy yang menjadi bad boy karena pengalaman adalah mereka yang belajar setelah menempuh jalur nomer dua. Tidak puas menjadi raja di zona teman sang wanita pujaan, membuatnya mengambil langkah ekstrim. Tentunya kalian tahu kalau kisah di atas adalah curhatan. Hahaha.

Memang, susah rasanya untuk tidak bersikap layaknya ksatria putih berkuda friendzone ke pada wanita yang kita suka. Tapi, hei! Wanita hanya akan tambah suka bila diperlakukan baik oleh pria yang disukainya. Pernah disukai wanita yang tidak lu sukai? Ya, mereka jadi suka karena lu memperlakukan mereka seperti biasa atau mungkin layaknya bad boy, dan lu menjadi nice guy ketika berhadapan dengan wanita yang lu suka. Terbayang? 

Jangan sembarang menunjukkan minat lu ke tiap wanita yang lu suka, berani mengatakan “Tidak!” ketika seorang wanita yang disuka meminta hal di luar akal, mampu hidup terpisah darinya, tidak harus mengikutinya ke manapun dia ingin pergi, dan berbagai hal lainnya.

Wanita tidak ingin pria yang hanya unggul dalam kebaikannya, apalagi hanya memiliki hal itu saja (kebaikan). Mereka ingin pria yang lengkap dengan keunggulan-keunggulan lainnya. Atau setidaknya pria yang mampu menunjukkan bahwa dia bisa lebih dari sekedar berbuat baik, sopan, dan menghargai wanita saja.

Jadi... gimana? Hahaha. 

Oh iya, gue belum menulis jawaban mereka kenapa tidak memilih nice guy. Karena nice guy itu mudah terbaca, membosankan, dan sifat baiknya yang sering diumbar sangat sayang untuk tidak menjadi sekedar teman. Jarang sekali ada atau bahkan tidak ada kejutan yang didapat.

Tentu para nice guy di luar sana memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki para bad boy. Tetapi  untuk menarik lawan jenis, sifat ini tidak begitu membantu. Lalu bagaimana? "Lu perlu berlatih mengekspresikan kombinasi Big Five di atas tanpa perlu menjadi bad boy yang bajingan, disfungsional, kekanak-kanakan, merusak dan menyakiti setiap wanita yang tertarik sama lu. Lalu kalau lu sudah siap untuk membina hubungan yang lebih serius lagi, lu harus bersedia mengurangi sedikit kesempurnaan lu dan menunjukkan sisi lemah untuk diisi oleh sang kekasih. Ijinkan dia berakar dan bertumbuh di dalam diri lu agar ia gak mudah terpikat oleh gelora pria-pria lain yang senantiasa menggodanya" kata si Lex.

Kalau lu setuju dengan tulisan di atas, gue harap, lu berjanji pada diri sendiri untuk tidak meneruskan strategi jadul yang lu lakukan selama bertahun-tahun ini sehingga membiarkan para wanita di luar sana menjadi bosan dan terpaksa karena tidak punya pilihan lain jatuh ke pelukan pria brengsek. 

Hidup adalah game, romansa adalah bagian darinya, dan seperti game pada umumnya, game romansa mempunyai strategi dan peraturan, jalani dengan benar dan lu bakal menangin game-nya!

1 comment: