Friday, September 13, 2013

Kekuatan Bercerita



Belakangan ini gue lagi menyukai seni bercerita atau story telling. Kenapa? Karena semua orang suka mendengar suatu cerita yang bagus.

Pernah nggak lu mengalami situasi di mana seseorang bercerita, entah itu teman lu, dosen, orang tua, atau orang asing, yang ceritanya membuat lu fokus ke si pencerita dan penasaran akan kelanjutannya? Si pencerita membuat lu ikut membayangkan pengalaman apa yang si pencerita ceritakan dan elu merasa mengalami situasi apapun yang si pencerita itu ucapkan.

Elu asik mendengarkan dia. Lu bukan hanya mendengarkan, tetapi juga menyimak apa yang dia ucapkan. Dan ketika cerita berakhir, lu ingin dia menceritakan hal lain.

Itu lah kehebatan dari story telling yang dibawakan dengan baik dan tepat!

Sebuah cerita memiliki efek yang luar biasa terhadap orang yang mendengarkannya. Kita selalu mudah terpengaruh oleh sebuah cerita, baik melalui novel, film, bahkan lagu.

Kita “belajar” dari cerita.

Kita ikut tersedot masuk ketika mendengarkan sebuah cerita yang dibawakan dengan tepat. Beberapa orang mungkin bilang seperti terhipnotis. Itu mungkin alasannya kenapa sering kali saat kita memanggil teman yang sedang membaca buku, mereka seakan-akan tidak mendengarkan kita sama sekali. Ya, karena mereka sedang terhipnotis oleh cerita itu.

Sama seperti saat lu mendengarkan sebuah cerita bagus dari teman lu, perasaan nggak sabar akan endingnya mengganggu pikiran lo. Ketika ada gangguan seperti dia sedang ditelfon, lu menghembuskan nafas sedikit kecewa dan tidak sabar mendengarkan dia bercerita lagi.

Betapa dahsyat efek dari bercerita! :D

Itu juga nilai plus buat lu para cowok di mata cewek. Cerita lu nggak mesti bagus, cukup cerita sederhana, dan itu saja sudah membuat lo berada di atas para cowok lainnya yang pernah dia temui.

Kenapa? Karena saat lu bercerita dengan bagus, dia merasakan mood dan interest  yang terbawa naik turun. Bahkan ikut secara aktif membayangkan kejadian yang lu ceritakan. Pengalaman yang diceritakan dengan baik memberikan emosi yang timbul tenggelam, emosi yang membuat dia menginginkan lu untuk terus bercerita. Dan perempuan adalah makhluk yang sensitif soal tersentuh dan penasaran, bila kita membicarakan emosi.

Lewat cerita, lu bisa menceritakan diri lu dengan cara yang nggak biasa. Lu bisa mengungkapkan hobi, kepribadian, dan lain-lain dengan cara yang tidak membosankan.

Oke, gue bakal berbagi sedikit cara dan tekhnik story telling yang telah gue pelajari. Berikut sedikit hal yang mesti lu perhatikan ketika lu bercerita.


1. Eye Contact.
Sebuah cerita yang menarik pasti melibatkan kontak mata di dalamnya. Nggak mungkin lu bisa bercerita dengan baik kalau lu nggak menatap mata orang/orang-orang yang lu ajak bercerita. Kenapa? Karena mata adalah jendela jiwa. Mata bisa saja bercerita lebih baik daripada mulut. Karena lu juga mengirimkan emosi dan perasaan lu ketika bercerita lewat mata. Selain itu, tanpa kontak mata, lu juga menunjukkan kalau elu agak minder dan tertutup.


2. Spesifik
Kalau bercerita sebaiknya nggak tanggung-tanggung. Jelaskan secara spesifik, entah itu situasi saat itu, orang yang sedang lu ceritakan, apa yang lu lakukan saat itu. Spesifik. Dan kalau bisa ditambah dengan kata-kata yang tidak biasa seperti: menaklukan, mengembara, petualangan, memperhatikan, dll. Dan bisa juga ditambah bumbu puitis. Jangan takut dibilang norak. Justru kenorakan lu itu yang sedang dia simak dengan asik. :D


3. Gesture dan mimik
Dalam bercerita, lu nggak bisa diam saja atau melipat tangan atau menopang dagu dan hanya menggerakan bibir saja. Lambaian tangan, gerakan kaki, goyangan badan, anggukan kepala, dan ekspresi yang beragam SANGAT MEMBANTU membuat lu semakin disimak. Apa pernah lu mendengarkan orang yang jago bercerita, namun dia hanya diam dan ngomong aja? Nggak kan? Tentu mereka aktif menggerakan anggota badan dan menggunakan mimik muka yang ekspresif dan membuat ceritanya semakin seru.


4. Jeda, efek suara, dan umpatan
Ini semua adalah bumbu-bumbu penyedap yang membuat cerita lu terdengar semakin nyata di pikiran mereka. Efek yang ditimbulkan akan semakin kuat jika elu menambahkan bumbu-bumbu ini.


Gue kasih contoh saja sekarang. Seorang cewek bertanya ke elu “kok lu memar?” dan elu menjelaskan kalau lu baru saja kecelakaan.

Lu bisa saja bilang “kemarin gue kecelakaan di Kalimalang. Diserempet motor. Untung aja gue nggak kenapa-kenapa.”

Atau “Jadi kemarin gue mau ke kampus sekitar jam 2 siang. Dan lu tau dong pasti, jam 2 siang itu... beuh! Cuacanya panas banget! Sebenernya agak males juga sih panas-panasan, soalnya kelenjar keringat di kulit gue lagi malas mengeluarkan keringat berlebih, tapi ya gimana lagi, absen gue udah mentok. Maklum lah anak bandel. Haha. Setelah siap, gue langsung keluar pakai motor gue. Untung aja bensin udah full, jadi gue nggak perlu lama-lama isi bensin lagi. Gila aja, antrian jam segitu kan biasanya panjang, dan gue udah telat pula. Gue kendarain motor gue dengan sedikit ngebut di jalan raya. Dan banyak yang ngebut juga, ya karena sepi. Tiba-tiba... DUAR! Ada motor matik berwarna merah nabrak ban belakang gue dan gue langsung jatoh. Motor yang nyerempet gue nggak kenapa-kenapa, kampretnya lagi, dia langsung kabur. Bangke emang! Untungnya aja, pas motor udah agak oleng, gue langsung lompat dari motor, jadi gue nggak keseret. Dan blablablablablabla”

Coba, mana yang lebih seru?

Sebenarnya setiap orang sudah jago dalam bercerita, namun ada saja hal-hal yang membuat orang itu tidak bisa bercerita ke semua orang (jadi hanya ke beberapa orang saja). Entah karena dia menyukai orang yang diajak bicara, atau karena faktor-faktor internal lainnya. Entah, namun gue sendiri banyak menemukan orang yang saat bercerita terdengar sangat menarik, dan juga ada yang malah terasa kurang, dan gue adalah salah satunya. Tapi gue belajar untuk bisa bercerita dengan baik, dan hasilnya sekarang lumayan bagus.

Kalau gue sendiri yang tidak bisa dan malas bercerita jadi suka bercerita, kenapa elu nggak? :)

2 comments:

  1. Oke sob gw coba deh...!!
    Thanks ea info loe

    ReplyDelete
  2. Sama-sama, bro!
    Latihlah kemampuan bercerita supaya lidahnya tertempa menjadi perak. :D

    ReplyDelete