Dari semua topik pembuka obrolan ke cewek yang
gue temui di mall, taman, atau tempat nongkrong yang biasa gue kunjungi, topik
favorit gue yang ketiga adalah “Lu lebih suka cowok bertipe bad boy atau nice guy?”
Setelah ditanya seperti itu, hampir 90% dari para
wanita menarik itu menjawab lebih suka BAD BOY!
“kenapa tuh emangnya suka sama yang tipe bad boy?” adalah lanjutan dari obrolan
untuk merespon jawaban mereka tadi. Jawabannya macam-macam, kalau ditulis di
sini akan panjang. Bisa sih diuraikan satu persatu, tapi gue males. Jadi berkat
rasa males, jawaban dari para kaum hawa itu bakal gue ringkas: BAD BOY ITU ASIK!
(Baca: Lah, nyet, bad boy kan bajingan?)
Iya, jadi begini, anak monyet, bad boy emang bajingan, tapi... tapi,
perilaku para pria bajingan dan kurang ajar itu menegaskan simbol kegilaan,
kesempurnaan, kebebasan, kemegahan, “kedewasaan”, dan “kemapanan” yang sangat
membuat para wanita penasaran. Hal-hal itu membangkitkan sensasi yang jarang
banget bisa ditemui oleh pria yang sering berperilaku sopan, kalem, atau baik.
Kenalan gue, Lex, pernah bilang, bidang studi
psikologi dapat menganalisa mengenai pria brengsek nan bajingan ini dalam hal
romansa pada kombinasi Big Five
berikut ini: high extraversion (penuh energi, ekspresif di hadapan orang
lain), low neuroticism (jarang mengalami emosi yang tidak
menyenangkan), low conscientiousness (santai, berantakan, tidak disiplin), low
agreeableness (mementingkan diri sendiri, cenderung bersaing ketimbang
kerjasama), high openness to experience (suka tantangan, cepat bosan,
pecandu tantangan baru). Dan P.K Jonason dari New Mexico University menemukan
bahwa James Bond adalah figur yang paling cocok menggambarkan seluruh sifat di
atas.
Ada yang pernah liat James Bond telfon cewek
untuk sekedar nanya “Kamuh dah mam lum?”
"Apah? Kamu lum mam? Mam dong, biar nggak tatit."
Oke, nggak usah deh ya seberat itu
penjelasannya. Kalau menurut kacamata para wanita yang gue ajak ngobrol, bad boy lebih menarik karena mereka itu
ekspresif, nggak menye-menye (ini gue nggak tau arti pastinya, tapi... ya gitu
deh), berani untuk nggak baik. Itu membuat mereka terlihat lebih fun dibanding para nice guy yang pernah mereka temui.
Menurut gue, bad boy sendiri ada 3 jenis: pertama adalah mereka yang sudah
menjadi bad boy secara natural, kedua
adalah mereka yang menjadi bad boy
karena difasilitasi lengkap sejak kecil (tajir mampus. Yang orang tuanya kalau
diare mencret duit), yang ketiga adalah mereka yang menjadi bad boy karena pengalaman pahit. Contoh
nomer tiga adalah kasus yang menarik.
Orang yang menjadi bad boy karena pengalaman biasanya sudah pernah mengalami
pengalaman yang menghasilkan air mata berdarah di dalam hubungan romansanya.
Biasanya mereka dulunya adalah seorang nice guy yang disia-siakan oleh
gebetannya. Disia-siakan karena dahulu mereka selalu ada ketika gebetannya butuh
bahu saat sedang jatuh terpuruk dikarenakan lelaki yang disukainya kerap
menyakitinya. Lalu dia datang dengan
memberi 1001 kata motivasi yang menghibur setelah gebetannya curhat dengan
sejuta keluhan atas pria brengsek yang disukainya. Dengan usaha maksimal,
mereka membuat gebetannya yang sedang sedih menjadi tertawa. Tujuannya hanya
satu: agar si gebetan mau melupakan pria brengsek yang disukainya dan melihat
dia yang sudah bersusah payah menjadi yang terbaik buatnya dengan cara
menunjukkan kebaikan yang pria brengsek itu tidak punya. Tetapi hasilnya malah
terbalik, si gebetan tetap nempel kepada si pria brengsek dan si nice guy itu hanya mendapat gelar teman
baik di hati gebetannya. Rasa sakit yang ekstrim membuatnya dihadapkan pada dua
pemikiran: 1. Gue harus lebih baik lagi, 2. Gue nggak bisa begini terus.
Dan para bad boy yang menjadi bad boy karena pengalaman
adalah mereka yang belajar setelah menempuh jalur nomer dua. Tidak puas menjadi
raja di zona teman sang wanita pujaan, membuatnya mengambil langkah ekstrim.
Tentunya kalian tahu kalau kisah di atas adalah curhatan. Hahaha.
Memang, susah rasanya untuk tidak bersikap
layaknya ksatria putih berkuda friendzone
ke pada wanita yang kita suka. Tapi, hei! Wanita hanya akan tambah suka bila
diperlakukan baik oleh pria yang disukainya. Pernah disukai wanita yang tidak
lu sukai? Ya, mereka jadi suka karena lu memperlakukan mereka seperti biasa
atau mungkin layaknya bad boy, dan lu menjadi nice guy ketika berhadapan dengan
wanita yang lu suka. Terbayang?
Jangan sembarang menunjukkan minat lu ke tiap
wanita yang lu suka, berani mengatakan “Tidak!” ketika seorang wanita yang
disuka meminta hal di luar akal, mampu hidup terpisah darinya, tidak harus
mengikutinya ke manapun dia ingin pergi, dan berbagai hal lainnya.
Wanita tidak ingin pria yang hanya unggul
dalam kebaikannya, apalagi hanya memiliki hal itu saja (kebaikan). Mereka ingin
pria yang lengkap dengan keunggulan-keunggulan lainnya. Atau setidaknya pria
yang mampu menunjukkan bahwa dia bisa lebih dari sekedar berbuat baik, sopan,
dan menghargai wanita saja.
Jadi... gimana? Hahaha.
Oh iya, gue belum menulis jawaban mereka
kenapa tidak memilih nice guy. Karena nice guy itu mudah terbaca, membosankan,
dan sifat baiknya yang sering diumbar sangat sayang untuk tidak menjadi sekedar
teman. Jarang sekali ada atau bahkan tidak ada kejutan yang didapat.
Tentu para nice guy di luar sana memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki para bad boy. Tetapi untuk menarik lawan jenis, sifat ini tidak begitu membantu. Lalu bagaimana? "Lu perlu berlatih mengekspresikan kombinasi Big Five di atas tanpa perlu menjadi bad boy yang bajingan, disfungsional,
kekanak-kanakan, merusak dan menyakiti setiap wanita yang tertarik sama lu. Lalu kalau lu sudah siap untuk membina hubungan yang lebih serius lagi, lu harus bersedia mengurangi sedikit
kesempurnaan lu dan menunjukkan sisi lemah untuk diisi oleh sang
kekasih. Ijinkan dia berakar dan bertumbuh di dalam diri lu agar ia gak mudah terpikat oleh gelora pria-pria lain yang senantiasa
menggodanya" kata si Lex.
Kalau lu setuju dengan tulisan di atas, gue
harap, lu berjanji pada diri sendiri untuk tidak meneruskan strategi jadul yang
lu lakukan selama bertahun-tahun ini sehingga membiarkan para wanita di luar
sana menjadi bosan dan terpaksa karena tidak punya pilihan lain jatuh ke
pelukan pria brengsek.
Hidup adalah game, romansa adalah bagian darinya,
dan seperti game pada umumnya, game romansa mempunyai strategi dan peraturan,
jalani dengan benar dan lu bakal menangin game-nya!
Bole juga lu bang
ReplyDelete