Sudah lama sekali ya? Haha. Sudah lama juga aku
merindukanmu...
Ya, aku yakin bukan aku saja yang merindukanmu. Aku yakin
banyak orang pun. Mereka kangen dirimu. Karena, hey, kau orang yang hebat! Setidaknya itu kata mereka, orang
yang menghabiskan waktu lebih lama denganmu ketimbang diriku.
Yang aku lihat dulu, kau adalah sosok yang galak. Beuh! Galak
banget! Suka nyubit kalau aku nakal. Dan aku sering banget kau cubit, karena
aku memang sangat nakal dulu. Haha.
Masih ada adegan yang teringat di kepalaku, ketika dulu aku
nakal, kau membentakku dan mau memukulku dengan senjata pamungkasmu, selimut
kecil warna putih dengan garis hijau (atau sebaliknya). Tapi sebelum kau
mengambil selimut itu, aku berlari dan mengambilnya duluan. Lalu kau melotot,
membentakku, dan mengancam akan memukulku dengan sapu lidi kecil. “Yaudah, aku
pakai ini,” aku menantang duel sambil mengangkat selimut kecil itu. Kau
tertawa, tidak jadi marah.
Ada adegan lain yang masih kuingat tentang kegalakanmu dulu.
Ketika di mobil aku dimarahi olehmu, lalu kau mencubitku dan membuatku duduk di
belakang sendiri. Aku masih agak ingat rasa cubitan itu. Suakit tenan! Kau selalu
mencubit kecil, yang mana itu adalah senjata tangan kosong yang keji.
Kau galak. Kau suka mencubit. Aku takut padamu. Namun tidak
sampai beberapa jam, kau berhasil membuatku suka bermanja-manja kepadamu.
Aku merasa nyaman ketika di pelukanmu. Sudah seharusnya.
Aku merasa aman di tanganmu. Sudah seharusnya.
Aku mencintaimu. Sudah seharusnya.
Sekarang sudah puluhan tahun aku tidak melihatmu. Tapi kurasa
kau bisa melihatku selama ini. Curang!
Bisakah kau melihatku sekarang?
Aku harap aku tidak membuatmu malu.
Mungkin kau juga bisa melihatku berusaha menjadi seperti
dirimu. Menjadi orang baik. Tapi harap maklum, aku hanya bisa menjadi orang baik yang suka bermalas-malasan. Haha.
Ah, kau tidak tahu betapa aku sangat ingin bicara denganmu
di beberapa waktu. Aku ingin bercerita banyak!
Aku ingin curhat tentang masalah cinta ketika aku masih SMA
dulu. Tapi kita tidak bisa berdialog.
Ketika lulus SMA, aku ingin meminta saran tentang kuliah. Tapi
tak bisa.
Aku ingin mengeluh tentang pekerjaan, tapi lagi-lagi tak
bisa.
Tak bisa. Banyak momen di mana aku tidak bisa meminta
saranmu. Saran seorang wanita hebat yang bijak, seperti apa yang dikatakan
mereka.
Ah, aku kadang iri
sama mereka. Bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersamamu. Aku ingin bisa
curhat denganmu dan mendapatkan nasihat darimu.
Aku ingin bisa ngobrol tentang banyak hal denganmu selama
ini. Seperti mereka. Tapi tak bisa.
Selama ini, aku iri.
Iri.
Aku merindukanmu.
Sudah lama sekali ya? Sudah lama juga aku merindukanmu... mencintaimu.
Selamat ulang tahun, Ma.
Apa yang sekarang kau lakukan di alam sana? Kalau Oji masih
sama kayak biasa. Masih kangen mama.